Bursa Saham Asia Melejit Setelah AS Capai Kesepakatan Plafon Utang, Indeks Nikkei Sentuh Rekor Tertinggi sejak Juli 1990

Bursa saham Asia Pasifik naik pada Senin, 29 Mei 2023 usai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pemimpin kongres mencapai kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang selama akhir pekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Mei 2023, 09:16 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2023, 09:16 WIB
Bursa Saham Asia Melejit Setelah AS Capai Kesepakatan Plafon Utang, Indeks Nikkei Jepang Sentuh Rekor Tertinggi sejak Juli 1990
Bursa saham Asia Pasifik melejit pada Senin, 29 Mei 2023 setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pemimpin kongres mencapai kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang selama akhir pekan. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat  pada Senin, 29 Mei 2023 setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pemimpin kongres mencapai kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang selama akhir pekan. Rancangan Undang-Undang (RUU) itu diharapkan akan dipilih pada akhir pekan ini.

Dikutip dari CNBC, Senin (29/5/2023), di Jepang, indeks Nikkei 225 meroket 2 persen pada pembukaan perdagangan sehingga capai level rekor tertinggi dalam 33 tahun. Indeks Topix menanjak 1,26 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 naik 1,36 persen. Sedangkan bursa saham Korea Selatan libur pada awal pekan ini.

Indeks Hang Seng Hong Kong melemah ke level terendah baru. Indeks Hang Seng merosot 0,12 persen. Di bursa saham China bervariasi. Indeks Shanghai naik 0,23 persen dan indeks Shenzhen merosot 0,16 persen.

Sementara itu, wall street menguat pada perdagangan Jumat pekan lalu jelang kesepakatan plafon utang dengan indeks Nasdaq catat kemenangan lima kali berturut-turut.

Indeks Nasdaq melonjak 2,2 persen pada perdagangan Jumat pekan ini. Indeks S&P 500 menguat 1,3 persen. Indeks Dow Jones bertambah 1 persen.

Di sisi lain, pasar juga mengharapkan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat the Fed pada Juni 2023. Pasar menaikkan taruhan untuk kenaikan suku bunga pada Juni dari Federal Reserve seiring data inflasi yang lebih panas dari perkiraan Jumat pagi.

Peluang untuk kenaikan suku bunga 0,25 persen melonjak menjadi 56 persen, menurut data CME group. Itu menyusul laporan yang menunjukkan harga pengeluaran konsumsi pribadi naik 0,4 persen pada April dan 4,7 persen dari tahun lalu.

Peluang peningkatan hanya 17 persen pada pekan lalu. Probabilitas kenaikan selambat-lambatnya pada Juli naik menjadi 75 persen.

Wall Street Meroket di Tengah Harapan Ada Kesepakatan Plafon Utang AS

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat 26 Mei 2023. Wall street melonjak seiring pelaku pasar berharap anggota parlemen akan mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat, hindari gagal bayar yang berpotensi menimbulkan bencana.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (27/5/2023), indeks Dow Jones melambung 328,69 poin atau 1 persen ke posisi 33.093,34. Indeks S&P 500 bertambah 1,3 persen ke posisi 4.205,45. Indeks Nasdaq menanjak 2,2 persen ke posisi 12.975,69.

Saham Intel dan American Express masing-masing naik 5,8 persen dan 4,1 persen sehingga mendorong kenaikan indeks Dow Jones. Sektor teknologi S&P 500 dan sektor konsumsi masing-masing melesat lebih dari 2 persen.

Indeks Nasdaq membukukan kenaikan selama lima minggu berturut-turut. Indeks Nasdaq naik 2,5 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,3 persen dan indeks Dow Jones melemah 1 persen.

Negosiator administrasi Kongres dan Presiden AS Joe Biden memusatkan perhatian pada kesepakatan yang akan meningkatkan batas utang AS selama dua tahun. Ketua DPR Kevin McCarthty mengatakan, pembicaraan pada Kamis malam, 25 Mei 2023 hasilkan kemajuan,. “Kita harus membuat lebih banyak kemajuan sekarang,” ujar dia dikutip dari CNBC.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah memperingatkan AS dapat gagal bayar paling cepat 1 Juni 2023 jika plafon utang tidak dinaikkan. Ekonom dan pemimpin perusahaan di wall street juga telah suarakan keprihatinan atas kemungkinan dampak buruk dari gagal bayar utang AS.

“Begitu kesepakatan utang selesai, pasar harus hadapi kenyataan pahit the Fed akan menekan ekonomi ini,”ujar Analis Oanda, Ed Moya.

Ia menambahkan, akhir dari pengetatan mungkin tidak terjadi sampai akhir musim panas. “Dan itu berarti kita mungkin akan mendapatkan penurunan suku bunga yang lebih besar tahun depan,” ujar dia.

 

Citi Kerek Saham AS

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Di sisi lain, data baru keluar Jumat pagi menunjukkan inflasi naik lebih dari yang diharapkan pada April 2023. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi, data ekonomi yang disukai the Federal Reserve meningkat 0,4 persen bulan lalu dan 4,7 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Citi meningkatkan saham AS menjadi netral dari underweight, karena jeda kenaikan suku bunga the Federal Reserve menjadi lebih mungkin dan ekonomi AS berjalan lebih baik dari yang diharapkan.

“Dengan resesi belum dekat dan the Fed di babak terakhir dari siklus kenaikannya, kami berpikir bahwa saham AS mungkin akan lebih baik setelah the Fed benar-benar menahan, sejalan dengan pola 30 tahun terakhir,” ujar Analis Dirk Willer.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya