Liputan6.com, Jakarta - PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan membagikan dividen sebesar Rp 360,08 miliar untuk tahun buku 2022. Dividen tersebut setara dengan Rp 198 per lembar saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, dikutip Rabu (14/6/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 9 Juni 2023.
Baca Juga
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 1,04 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 3,86 triliun serta total ekuitas senilai Rp 5,23 triliun.
Advertisement
Jadwal
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 19 Juni 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 20 Juni 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 21 Juni 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 22 Juni 2023
- Recording date: 21 Juni 2023
- Pembayaran dividen: 12 Juli 2023
Sebelumnya, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 400 miliar sampai dengan Rp 700 miliar pada 2023.
Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Stefanus Darmagiri menuturkan, sekitar 50 persen belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan perkebunan. Sisanya, untuk pemeliharaan aset tetap seperti bangunan, infrastruktur dan mesin.
"Sekitar 50 persen belanja modal untuk pengembangan perkebunan dan sisanya untuk pemeliharaan aset tetap seperti bangunan, infrastruktur dan mesin," kata Stefanus kepada Liputan6.com, ditulis Kamis, (19/1/2023)
Selain itu, Sampoerna Agro juga telah menyiapkan sejumlah strategi pada tahun ini. SGRO tetap fokus kepada program intensifikasi guna meningkatkan produktivitas, seperti mekanisasi, water management system dan perbaikan infrastruktur. Di sisi lain, Sampoerna Agro juga tetap fokus untuk memperkuat neraca keuangan Perseroan.
Namun, proyeksi pertumbuhan laba dan pendapatan Sampoerna Agro pada 2023 sangat ditentukan oleh harga jual CPO, di mana sangat bergantung mekanisme pasar dan fluktuatif harga.
Stefanus menegaskan, dengan kondisi curah hujan yang sangat baik dalam dua tahun terakhir ini, pihaknya melihat bahwa produksi tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Permintaan CPO Meningkat
Masih dalam kesempatan yang sama, Sampoerna Agro juga memberikan tanggapan terkait Malaysia yang berencana menghentikan ekspor minyak kelapa sawit ke Uni Eropa (UE).
Stefanus Darmagiri mengatakan, ancaman Malaysia yang melarang ekspor CPO ke Uni Eropa akan menyebabkan keterbatasan supply minyak nabati yang dapat berdampak positif terhadap harga minyak nabati dunia.
"Secara garis besar, permintaan CPO diperkirakan masih akan tetap baik dengan diskon harga minyak CPO dengan soybean oil yang masih tinggi, dapat meningkatkan permintaan CPO khususnya di negara-negara yang sensitif terhadap harga, seperti India dan Pakistan," kata Stefanus.
Menurut ia, permintaan minyak kelapa sawit di Indonesia diperkirakan meningkat seiring dengan rencana implementasi B35 yang akan mulai pada Februari 2023.
Advertisement
Belanja Modal 2023
Sebelumnya, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 400 miliar sampai dengan Rp 700 miliar pada 2023.
Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Stefanus Darmagiri menuturkan, sekitar 50 persen belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan perkebunan. Sisanya, untuk pemeliharaan aset tetap seperti bangunan, infrastruktur dan mesin.
"Sekitar 50 persen belanja modal untuk pengembangan perkebunan dan sisanya untuk pemeliharaan aset tetap seperti bangunan, infrastruktur dan mesin," kata Stefanus kepada Liputan6.com, ditulis Kamis, (19/1/2023)
Selain itu, Sampoerna Agro juga telah menyiapkan sejumlah strategi pada tahun ini. SGRO tetap fokus kepada program intensifikasi guna meningkatkan produktivitas, seperti mekanisasi, water management system dan perbaikan infrastruktur. Di sisi lain, Sampoerna Agro juga tetap fokus untuk memperkuat neraca keuangan Perseroan.
Namun, proyeksi pertumbuhan laba dan pendapatan Sampoerna Agro pada 2023 sangat ditentukan oleh harga jual CPO, di mana sangat bergantung mekanisme pasar dan fluktuatif harga.
Stefanus menegaskan, dengan kondisi curah hujan yang sangat baik dalam dua tahun terakhir ini, pihaknya melihat bahwa produksi tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Sampoerna Agro juga memberikan tanggapan terkait Malaysia yang berencana menghentikan ekspor minyak kelapa sawit ke Uni Eropa (UE).
Stefanus Darmagiri mengatakan, ancaman Malaysia yang melarang ekspor CPO ke Uni Eropa akan menyebabkan keterbatasan supply minyak nabati yang dapat berdampak positif terhadap harga minyak nabati dunia.
"Secara garis besar, permintaan CPO diperkirakan masih akan tetap baik dengan diskon harga minyak CPO dengan soybean oil yang masih tinggi, dapat meningkatkan permintaan CPO khususnya di negara-negara yang sensitif terhadap harga, seperti India dan Pakistan," kata Stefanus.
Menurut ia, permintaan minyak kelapa sawit di Indonesia diperkirakan akan meningkat seiring dengan rencana implementasi B35 yang akan mulai pada Februari 2023.
Tebar Dividen Interim
Sebelumnya, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 163,67 miliar. Dividen interim tersebut setara dengan Rp 90 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (3/11/2022), Sampoerna Agro akan membagikan dividen tunai interim untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 163.67 miliar atau setara dengan Rp 90 per saham.
“Sesuai dengan keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada 1 November 2022,” tulis Manajemen Perseroan,dikutip Kamis (3/11/2022).
Pembagian dividen interim itu mempertimbangkan data keuangan perseroan. Perseroan mencatat laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 806,32 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 3,77 triliun serta total ekuitas senilai Rp 5,15 triliun.
Advertisement