Mau IPO, Simak Sepak Terjang Cinema XXI Sejak 1987

Adapun Cinema XXI telah beroperasi sejak 1987. Jaringan bioskop ini didirikan oleh Sudwikatmono bersama Benny Suherman dan Harris Lesmana.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 09 Jul 2023, 10:50 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2023, 10:17 WIB
Ilustrasi bioskop. (Foto: Koleksi Cinema XXI)
Ilustrasi bioskop. (Foto: Koleksi Cinema XXI)

Liputan6.com, Jakarta Operator jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk bakal segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Cinema XXI cukup ikonik bagi para pecinta film di Tanah Air. 

Sebab, Cinema XXI merupakan pemimpin pasar di industri bioskop Indonesia. Adapun Cinema XXI telah beroperasi sejak 1987. Jaringan bioskop ini didirikan oleh Sudwikatmono bersama Benny Suherman dan Harris Lesmana.

 

Direktur Utama Nusantara Sejahtera Raya, Hans Gunadi menuturkan, perjalanan Cinema XXI telah cukup panjang sejak 35 tahun lalu berdiri. Bahkan, perseroan telah mengalami berbagai momen pasang surut dalam industri bioskop dan perfilman Indonesia. 

“Kami menjalankan usaha dengan melakukan terbaik, kami telah melewati krisis ekonomi maupun politik, terakhir yang kami lalui adalah pandemi Covid-19 yang sangat berat. Puji syukur karena berkat kerja keras tim kami Cinema 21 berhasil melewati pandemi tersebut bukan hanya menjadi perusahaan yang kuat tapi bekrmbang lebih baik,” kata Hans di Jakarta, dikutip Minggu (9/7/2023).

Hingga 31 Desember 2022, Cinema XXI telah  hadir di 55 kota dengan 1.216 layar dan 225 lokasi.

Asal tahu saja, kata XXI tidak muncul begitu saja. Kata ini berasal dari Jalan MH Thamrin Kav 21. Dari situlah awal kemunculan nama 21. Bioskop ini berkembang menjadi multiplex modern pertama di Indonesia.

Lebih dari 35 tahun, Cinema XXI berkomitmen untuk senantiasa memberikan pengalaman dan kenikmatan nonton terbaik untuk masyarakat Indonesia. Selain menyajikan film-film hasil karya anak bangsa, Cinema XXI juga menayangkan film-film berkelas dunia.

 

 

Kinerja

Ilustrasi IPO. Foto: graystudiopro1
Ilustrasi IPO. Foto: graystudiopro1

Sebagai informasi, dari sisi keuangan, Cinema XXI mencatatkan kinerja yang solid pada 2022, yakni pendapatan sebesar Rp4,40 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp1,28 triliun di tahun 2021.

Pendapatan 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61 persen, penjualan makanan dan minuman sebesar 33 persen, iklan sebesar 3 persen dan digital platform sebesar 3 persen.

"Atas kerja keras dan komitmen seluruh keluarga besar Cinema XXI, kinerja keuangan mengalami pemulihan pendapatan yang kuat menuju level sebelum Covid-19. Pendapatan Rp4,40 triliun tersebut setara dengan 64 persen perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022," kata Hans.

Dengan kinerja solid tersebut, Cinema XXI mencetak laba bersih Rp506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp354 miliar pada 2021.

EBITDA Cinema XXI juga semakin tangguh yakni sebesar Rp1,44 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp329 miliar pada 2021.

Fasilitas

Cinema XXI. (Foto: Koleksi Cinema XXI)
Cinema XXI. (Foto: Koleksi Cinema XXI)

Cinema XXI pun terus mengikuti perkembangan teknologi dengan melengkapi fasilitas-fasilitasnya seperti 2D dan 3D. Pada 2012, Cinema XXI telah menghadirkan pengalaman nonton dengan teknologi revolusioner yaitu IMAX teater. 

Adapun teater IMAX yang dimiliki oleh Cinema XXI, misalnya di Mal Gandaria City, Mal Kelapa Gading, Summarecon Mal Serpong, Summarecon Mal Bekasi, Tunjungan 5 XXI, Pakuwon Mall XXI, dan The Breeze XXI BSD, Tangerang.

Untuk menyempurnakan pelayanan kepada penonton, telah hadir juga bioskop dengan system audio mutakhir "Dolby Atmos". 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya