IFC Resmi Jadi Pemegang Saham Adi Sarana Armada ASSA

Pada pertengahan 2021, IFC telah menyuntikkan pinjaman kepada ASSA melalui obligasi konversi yang bisa dikonversi menjadi kepemilikan saham senilai USD 31 juta.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Agu 2023, 17:26 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2023, 15:57 WIB
Ilustrasi PT Adi Sarana Armada Tbk/ASSA (Dok: PT Adi Sarana Armada Tbk)
Ilustrasi PT Adi Sarana Armada Tbk/ASSA (Dok: PT Adi Sarana Armada Tbk)

Liputan6.com, Jakarta The International Finance Corporation (IFC), institusi keuangan internasional anggota dari Bank Dunia itu telah resmi menjadi pemegang saham PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), melalui konversi obligasi konversi menjadi saham.

Dengan lewatnya masa konversi obligasi konversi menjadi saham pada 27 Juli 2023, IFC menggunakan haknya untuk mengubah obligasi konversi tersebut menjadi 97.443.900 lembar, atau setara dengan 2,64 persendari total saham ASSA.

Investasi IFC kepada ASSA bermula dari tujuan strategis mereka di Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan sektor logistik dan konektivitas dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru.

Pada pertengahan 2021, IFC telah menyuntikkan pinjaman kepada ASSA melalui obligasi konversi yang bisa dikonversi menjadi kepemilikan saham senilai USD 31 juta.

"Kami yakin masuknya IFC yang merupakan anggota dari Bank Dunia ini sebagai pemegang saham Perseroan akan memperkuat citra ASSA sebagai perusahaan yang kredibel baik di mata para mitra bisnis maupun investor publik,” kata Direktur Utama ASSA, Prodjo Sunarjanto dalam keterangan resmi, Selasa (1/8/2023).

ASSA sendiri saat ini memiliki tiga pilar bisnis utama. Yaitu bisnis mobilitas (rental kendaraan, jasa pengemudi, Jasa Logistik car sharing), bisnis jual-beli kendaraan (Lelang-JBA dan Online-to-Offline used car dealers-Caroline), serta end-to-end logistic (logistik dan kurir ekspress Anteraja)

Ke depannya, perseroan optimis akan dapat meraih peningkatan laba dua digit pada akhir tahun ini dibandingkan laba tahun 2022.

Pada Semester 1 2023 ini, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,39 triliun, turun 24,7 persen YoY dari Rp 3,17 trilliun pada periode yang sama tahun 2022, sejalan dengan penurunan pendapatan dari segmen express delivery akibat dari normalisasi permintaan pengiriman parcel dari ecommerce.

Beban pokok penjualan juga tercatat Rp 1,82 triliun, turun 28,6 persen YoY, dari Rp 2,55 triliun. Pada periode ini, ASSA mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 39,24 miliar, lebih tinggi dibandingkan perolehan laba bersih pada akhir tahun 2022 sebesar Rp 3,70 miliar.

Kinerja Kuartal I

Sistem Robotic Anteraja Tingkatkan Kinerja Penyortiran Logistik
PT Tri Adi Bersama (Anteraja), perusahaan rintisan (startup) logistik yang merupakan anak usaha dari PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), memperkenalkan sistem penyortiran otomatis pertama di Industri Logistik Indonesia yang menggunakan robot. (Liputan6.com/HO/Eko)

PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mencatat penurunan laba dan pendapatan selama kuartal I 2023. Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 51,83 miliar hingga kuartal I 2023. Laba tersebut susut 28,98 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 72,98 miliar.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis, (4/5/2023), Perseroan mencatat pendapatan Rp 1,14 triliun pada kuartal I 2023. Pendapatan perseroan merosot 25,36 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,53 triliun.

Sementara itu, mengutip keterangan tertulis perseroan, Adi Sarana Armada mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 159 persen secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) menjadi Rp 38,5 miliar pada kuartal I 2023.

Capaian tersebut diikuti oleh perbaikan signifikan dari kinerja bisnis jasa pengangkutan, Anteraja yang mencatatkan laba operasi meningkat pesat sebesar 62 persen qoq dibandingkan dengan rugi operasional Anteraja pada kuartal IV 2022 sebesar Rp 91,7 miliar.

Beban operasional Anteraja berhasil mencatatkan penurunan sebesar 7,5 persen qoq menjadi Rp 82,9 miliar dan beban pokok pendapatan berhasil diturunkan signifikan sebesar 28 persen qoq menjadi Rp 374,9 miliar pada kuartal I 2023.

 

 

Kas

Di sisi lain, ASSA telah menyiapkan kas dan setara kas Rp 811,29 miliar, untuk mengantisipasi kondisi bisnis pada 2023 dan memastikan pertumbuhan bisnis.

Secara keseluruhan, mayoritas bisnis ASSA masih mencatatkan pertumbuhan. Dari segmen bisnis penyewaan kendaraan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 11 persen yoy menjadi Rp 445,9 miliar pada kuartal I 2023. 

Dari bisnis lelang tercatat peningkatan 20 persen yoy menjadi Rp 38,6 miliar. Dari segmen bisnis logistik juga mencatatkan total pendapatan meningkat 38 persen yoy menjadi Rp 57,7 miliar pada penjualan dari segmen pelanggan eksternal pada kuartal I 2023.

ASSA mencatatkan beban pokok pendapatan menurun sebesar 29 persen yoy pada kuartal I 2023 menjadi Rp 848,7 miliar.

Beban umum dan administrasi menurun 1 persen yoy menjadi Rp 186,7 miliar, dan beban penjualan meningkat 16 persen yoy menjadi Rp 4,6 miliar.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya