Didominasi Generasi Milenial dan Z, Investor Pasar Modal Sentuh 11,4 juta

Pertumbuhan jumlah investor saham tersebut didominasi oleh kaum milenial dan generasi Z, terutama yang berusia di bawah 30 tahun yang notabennya adalah cukup familiar dengan ekosistem digital.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Agu 2023, 12:31 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2023, 12:31 WIB
Wakil Ketua OJK Mirza Adityaswara
Wakil Ketua OJK Mirza Adityaswara dalam acara Fintech Policy Forum Seri II di Auditorium Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor pasar modal mencapai 11,4 juta Single Investor Identification (SID) hingga 3 Agustus 2023.

Wakil Ketua OJK Mirza Adityaswara, mengatakan  perkembangan pasar modal pada saat pandemi pertumbuhannya sangat pesat.

"Peningkatan secara pesat di 2020, 2021, 2022 saat itu sangat pesat pada saat pandemi meningkat 5 kali lipat. Per 3 Agustus jumlah investor di pasar modal mencapai 11,4 juta SID," kata Mirza Adityaswara dalam acara Fintech Policy Forum Seri II di Auditorium Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Pertumbuhan jumlah investor saham tersebut didominasi oleh kaum milenial dan generasi Z, terutama yang berusia di bawah 30 tahun yang notabennya adalah cukup familiar dengan ekosistem digital.

Menurut Mirza, salah satu alasan perkembangan jumlah investor ritel belakangan dirasa cukup pesat adalah karena OJK mendorong transformasi digital di seluruh aspek baik mulai dari proses perizinan, laporan, pemasaran produk  hingga kemudahan dalam berinvestasi dan bertransaksi di pasar modal. 

"Kami menyadari bahwa peningkatan jumlah tersebut tidak lepas dari peran para stakeholder, yang terus konsisten berupaya untuk meningkatkan literasi dan edukasi," ujarnya. 

OJK bersama Self-Regulatory Organization (SRO)  juga terus bersinergi dan bekerja sama dalam mengeluarkan serangkaian kebijakan, yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses pasar modal sebagai tempat berinvestasi. "Sekarang kita kalau mau beli SBN ritel, Ya itu mudah sekali ya karena bantuan dari digitalisasi," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menakar Prospek Sektor Internet Jelang Pemilu

MoneyBuzz, Sektor Internet: Kian Melaju Jelang Pemilu, Selasa (8/8/2023). (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
MoneyBuzz, Sektor Internet: Kian Melaju Jelang Pemilu, Selasa (8/8/2023). (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sektor internet disebut menjadi salah sektor yang bakal terimbas positif dari gelaran pesta demokrasi pemilihan umum (pemilu) 2024.

Research Analyst CGS, CIMB Sekuritas Indonesia, Ryan Winipta menuturkan, sektor internet akan mendulang cuan dari kenaikan pola konsumsi masyarakat jelang pemilu.

"Secara dampaknya pemilu tidak secara langsung berdampak ke sektor internet. Kalau secara historis, pemilu dapat menaikkan konsumsi masyarakat beberapa bulan atau beberapa kuartal sebelum pemilu. Dan itu secara tidak langsung berdampak positif pada topline emiten yang ada di ecommerce atau on demand services, dan mitra Bukalapak misalnya," kata Ryan dalam Money Buzz bertajuk Sektor Internet: Kian Melaju Jelang Pemilu, Selasa (8/8/2023).

Sebagai gambaran, Ryan menyebut setidaknya ada tiga emiten sektor internet yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).

Mengingat pemilu akan berlangsung pada Februari 2024, Ryan memperkirakan kenaikan konsumsi bakal terjadi pada paruh kedua atau sepanjang kuartal II dan kuartal IV 2023.

Namun, perlu dicatat, Ryan memperingatkan adanya tren normalisasi konsumsi setelah momentum besar seperti pemilu. Di mana konsumsi masyarakat akan cenderung turun. Kondisi ini serupa dengan momentum Lebaran, di mana terjadi ledakan konsumsi saat momen berlangsung tetapi cenderung anyep setelahnya.

"Jadi secara top line, saya rasa di semester II akan ada dampak positif untuk GMV maupun TPV dari emiten sektor internet di Indonesia, termasuk GOTO dan Bukalapak. Saya dari CIMB Sekuritas Indonesia, kita masih suka BUKA dan GOTO karena keduanya masih on track untuk mencapai profitabilitas secara adjusted EBITDA pada kuartal IV 2023," ujar Ryan.


Bagaimana Prospek Sektor Internet Jangka Panjang?

MoneyBuzz: Ekonomi Indonesia, Tetap Jaya di Semester 2, Selasa (25/7/2023). (Foto: Tangkapan Layar/Pipit I.R)
MoneyBuzz: Ekonomi Indonesia, Tetap Jaya di Semester 2, Selasa (25/7/2023). (Foto: Tangkapan Layar/Pipit I.R)

Ryan mengakui, prospek internet tidak bisa diukur hanya pada momentum singkat seperti pemilu. Lebih lanjut, prospek sektor ini untuk jangka panjang lebih dipengaruhi dari sisi fundamental.

Melihat perkembangan sektor internet dewasa ini, Ryan cukup optimistis sektor tersebut akan mampu mencatatkan kinerja positif secara berkelanjutan di masa mendatang.

"Sekarang tantangannya bagaimana emiten dapat capai profitabilitas yang sustain ke depannya. Mudah-mudahan seperti GOTO dan BUKA yang ingin capai profitabilitas di tahun ini, mudah-mudahan tercapai. Kalau tercapai, saya rasa ke depannya akan bagus untuk outlook sektor internet," imbuh Ryan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya