Bursa Saham Asia Melesat Setelah China Pangkas Bunga Pinjaman 1 Tahun

China memangkas suku bunga pinjaman satu tahun dan pertahankan bunga pinjaman lima tahun menjadi katalis di bursa saham Asia Pasifik pada Senin, 21 Agustus 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Agu 2023, 09:13 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2023, 09:12 WIB
Bursa Saham Asia Melesat Setelah China Pangkas Tingkat Bunga Pinjaman 1 Tahun
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin (21/8/2023) dipengaruhi sentimen suku bunga pinjaman dari China. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin (21/8/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik ini seiring China memangkas suku bunga pinjaman satu tahun, tetapi mempertahankan suku bunga lima tahun.

Dikutip dari CNBC, loan prime rate (lpr) atau tingkat bunga pinjaman satu tahun susut 10 basis poin dari 3,55 persen menjadi 3,45 persen. Sedangkan tingkat suku bunga lima tahun tetap di 4,2 persen. Suku bunga bertenor lima tahun juga berfungsi sebagai acuan untuk perumahan.

Reuters melaporkan, dalam jajak pendapat dari 35 analis, semuanya prediksi pemangkasan dua suku bunga acuan, setelah bank sentral China secara tak terduga menurunkan suku bunga pinjaman jangka menengah pekan lalu.

Indeks Hang Seng futures berada di posisi 17.794, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan pada perdagangan Jumat, 18 Agustus 2023 yang berada di posisi 17.950,85. Ini pertama kalinya indeks turun di bawah angka 18.000 pada tahun ini dan terendah sejak November 2022.

Di Australia, indeks ASX 200 tergelincir 0,1 persen, tetapi pasar lainnya menguat.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,32 persen, dan indeks Topix bertambah 0,24 persen. Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,61 persen, sedangkan indeks Kosdaq menguat 1,87 persen.

Pada Jumat, 18 Agustus 2023, tiga indeks acuan di wall street bervariasi. Indeks Dow Jones menguat 0,07 persen. Indeks S&P 500 melemah tipis 0,01 persen, dan indeks Nasdaq tergelincir 0,2 persen.

Baik indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat koreksi dalam tiga minggu berturut-turut, dan ini dinilai belum pernah terjadi sejak Februari untuk S&P 500 dan Desember untuk indeks Nasdaq.

 

Bursa Saham Asia pada 18 Agustus 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Jumat, 18 Agustus 2023. Investor mencerna data inflasi Jepang pada Juli 2023 dan sektor real estate dari China.

Dikutip dari CNBC, inflasi inti Jepang merosot 3,1 persen pada Juli 2023 dari Juni 2023 sebesar 3,3 persen. Inflasi tercatat 3,3 persen. Sementara itu, raksasa real estate China Evergrande mengajukan bangkrut di pengadilan Amerika Serikat. 

Di sisi lain, saham Adani Enterprises melonjak 7,21 persen pada perdagangan Jumat pekan ini. Kenaikan saham Adani memimpin di indeks acuan India Nifty 50. Lonjakan saham Adani didorong Perusahaan energi Uni Emirat Arab dikabarkan evaluasi eksposur ke bisnis energi India lewat Adani.

Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 1,97 persen ke, sedangkan indeks CSI 300 merosot 1,23 persen ke posisi 3.784.

Indeks Nikkei 225 turun 0,55 persen ke posisi 31.450,76. Indeks Topix merosot 0,7 persen ke posisi 2.237,29 setelah rilis inflasi.

Di Australia, indeks ASX 200 naik ke posisi 7.148,1. Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,61 persen ke posisi 2.504,5. Indeks Kosdaq susut 0,98 persen ke posisi 877,32.  

 

Penutupan Wall Street pada 18 Agustus 2023

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 18 Agustus 2023. Selama sepekan, wall street cenderung melemah.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (19/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 25,83 poin atau 0,07 persen ke posisi 34.500,66. Indeks S&P 500 melemah 0,01 persen ke posisi 4.369,71. Indeks Nasdaq tergelincir 0,2 persen ke posisi 13.290,78.

Di sisi lain, saham Keysight Technologies merosot hampir 14 persen seiring laporan laba yang mengecewakan. Saham Deer dan Estee Lauder juga masing-masing turun 5,3 persen dan 3,3 persen setelah mengumumkan laba.Sementara itu, saham Meta, Amazon, Microsoft, dan Alfabet melanjutkan koreksi selama sepekan.

Selama sepekan, indeks Dow Jones merosot 2,2 persen, dan merupakan yang terburuk sejak Maret. Sementara itu, indeks S&P 500 tergelincir 2,1 persen dan mencatatkan penurunan dalam tiga minggu berturut-turut, rekor yang belum pernah terjadi sejak Februari.

Indeks Nasdaq susut 2,6 persen, dan anjlok selama tiga minggu berturut-turut dan merupakan yang pertama sejak Desember.

“Saya merasa pasar memikirkan kembali optimisme mereka pada Juli, di mana kami memiliki narasi soft landing,” ujar Senior Portfolio Strategist Global X ETF’S, Michelle Cluver.

Cluver menambahkan, saat ini masih melihat pertumbuhan ekonomi, tetapi ada tanda tanya yang muncul tentang seberapa besar tingkat suku bunga lebih tinggi yang harus dilakukan. “Dengan demikian narasi bulan ini adalah imbal hasil dengan durasi lebih lama,” ujar dia.

 

Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak Oktober 2022. Imbal hasil obligasi naik terjadi sehari setelah rilis risalah pertemuan the Fed yang menyarankan kenaikan suku bunga lebih lanjut dapat dilakukan karena kekhawatiran inflasi tetap ada.

Namun, imbal hasil turun dari posisi tertingginya pada Jumat pekan ini dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun lima basis poin menjadi 4,25 persen.

Investor juga kembali ke obligasi bertenor jangka pendek seiring kenaikan suku bunga. The iShares bertenor 3 bulan telah menarik lebih dari USD 500 juta dalam seminggu terakhir, berdasarkan FactSet. Sedangkan the iShares bertenor 20 tahun turun tajam bulan dengan investor melakukan aksi jual USD 1,8 miliar pada Agustus.

Selain itu, investor memiliki perkembangan penting pada pekan depan termasuk komentar dari Ketua the Federal Reserve Jerome Powell di symposium tahunan Jackson Hole annual symposium. Pelaku pasar juga akan awasi laporan keuangan produsen chip Nvidia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya