Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 269 juta atau sekitar Rp 4,12 triliun (kurs Rp 15.300,20 per USD) pada semester I 2023.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, belanja modal itu naik 71 persen dibandingkan serapan belanja modal pada semester I tahun lalu yang tercatat sebesar USD 157 juta.
Baca Juga
"Pengeluaran belanja modal pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta investasi pada infrastruktur," ujar Boy Thohir, begitu panggilan akrabnya, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/8/2023).
Advertisement
Posisi keuangan ADRO sendiri tetap sehat dengan posisi kas bersih USD 1.324 juta per akhir semester I 2023. Di sisi lain, pemenuhan keuangan telah diperoleh pada bulan Mei 2023 untuk smelter aluminium dan fasilitas pendukung, sejumlah USD 1.585 miliar dan Rp 2,5 triliun.
Selama paruh pertama 2023, arus kas ADRO dari aktivitas operasi turun 95 persen menjadi USD 72 juta dari USD 1.357 juta yoy karena peningkatan pembayaran royalti dan pajak penghasilan.
ADRO membayar pajak penghasilan sebesar USD 1.379 juta, terutama karena pelunasan pajak 2022 diselesaikan pada semester I 2023. Lebih lanjut, efektif pada tahun 2023, tarif pajak penghasilan badan turun menjadi 22 persen dari 45 persen.
Perusahaan melaporkan arus kas keluar bersih yang digunakan pada aktivitas investasi sebesar USD 251 juta, atau naik 40 persen dari semester I 2022, terutama karena peningkatan 77 persen pada pembelian aset tetap hingga menjadi USD 262 juta.
Gerak Saham ADRO
Sementara arus kas keluar bersih dari aktivitas pembiayaan pada semester I 2023 tercatat USD 1.147 juta, atau naik 57 persen dari semester I 2022, terutama karena peningkatan pada pembayaran dividen. Perusahaan membagikan USD 1.000 juta kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai untuk tahun buku 2022.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 23 Agustus 2023, saham ADRO stagnan di posisi Rp 2.700 per saham. Saham ADRO dibuka naik 30 poin ke posisi Rp 2.730 per saham.
Saham ADRO berada di level tertinggi Rp 2.780 dan terendah Rp 2.700 per saham. Total frekuensi perdagangan 20.829 kali dengan volume perdagangan saham 878.995 lot saha. Nilai transaksi Rp 240,2 miliar.
Advertisement
Volume Produksi Adaro Energy Naik 19 Persen pada Semester I 2023
Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan capaian operasional untuk paruh pertama 2023. Pada periode tersebut, volume produksi ADRO dan perusahaan-perusahaan anaknya mencapai 33,41 juta ton, setara dengan kenaikan 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Volume penjualan Adaro Energy Indonesia periode ini mencapai 32,62 juta ton, mewakili kenaikan 19 persen dibanding semester I 2022. Berdasarkan kinerja tersebut, ADRO siap mencapai target volume penjualan yang berkisar 62–64 juta ton sampai akhir tahun.
"Di tengah pasar yang fluktuatif, permintaan untuk produk kami tetap tinggi, berkat reputasi Adaro sebagai mitra andal para pelanggan,” kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (9/8/2023).
Penjualan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) naik 42 persen menjadi 1,82 juta ton pada semester I 2023. ADMR mempertahankan target volume penjualan pada kisaran 3,8–4,3 juta ton pada akhir 2023. Pengupasan lapisan penutup mencapai 129,83 juta bcm pada semester I 2023, atau naik 27 persen dari semester I 2022.
Nisbah kupas tercatat 3,89x, atau naik 7 persen dari semester I 2022, sejalan dengan target sebesar 4,2x yang ditetapkan untuk tahun ini. Sebagai informasi, Indonesia tetap menjadi pasar terbesar Grup Adaro, dengan serapan sekitar 25 persen dari penjualan batu bara termal pada semester I 2023.
Pembiayaan Perseroan
Meskipun secara kuartalan penjualan ke pasar domestik dapat berfluktuasi, kontrak Grup Adaro yang berperiode tahunan membuat perusahaan tetap dapat mempertahankan target untuk berkontribusi pada pasar domestik dengan porsi lebih dari 25 persen.
"Kami mengupayakan keseimbangan yang optimal antara pengembalian pemegang saham dan ekspansi bisnis. Pada kuartal ini kami memperpanjang program pembelian kembali saham dengan tetap mempertahankan komitmen terhadap dividen,” ujat Boy Thohir.
Selain itu, Adaro mendapatkan pemenuhan pembiayaan (financial close) untuk smelter aluminium dan fasilitas pendukung terkait pada Mei 2023, dengan perolehan total USD 1,585 miliar dan Rp 2,5 triliun. "Pemenuhan pembiayaan yang diperoleh untuk smelter aluminium maupun fasilitas pendukung terkait adalah peristiwa signifikan dalam ekspansi bisnis Adaro ke sektor pengolahan mineral," ujar Boy Thohir.
Advertisement