Simak Penjelasan High Risk High Return saat Investasi

Saat berinvestasi ibarat dua sisi mata uang, ada kerugian dan keuntungan. Istilah high risk high return pun tak asing lagi. Berikut penjelasan high risk high return.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 29 Sep 2023, 11:14 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2023, 11:11 WIB
Simak Penjelasan High Risk High Return saat Investasi
High risk high return menjadi salah satu istilah yang tidak asing lagi di telinga para investor. (Foto: Unsplash/Mayofi)

Liputan6.com, Jakarta - High risk high return menjadi salah satu istilah yang tidak asing lagi di telinga para investor. Istilah tersebut menjadi pengingat setiap investasi legal ini tetap saja memiliki risiko.

Sehingga, aset dengan potensi imbal hasil yang tinggi memiliki kemungkinan risiko yang sama tinggi. Jadi, selain memperhatikan imbal hasil perlu juga memperhatikan risiko, produk investasi legal menunjukkan hal yang sebanding antara risk dan return. Ini mengingat, tidak ada produk investasi yang 0 risk.

Menarik untuk diketahui, kali ini Liputan6.com akan mengulas soal high risk high return dari berbagai sumber, ditulis Jumat (29/9/2023):

High risk high return merupakan teori yang memberikan penjelasan soal penanaman modal terhadap suatu perusahaan menggunakan instrumen investasi tertentu. Kemudian, investor bakal mendapatkan keuntungan besar, akan tetapi juga diikuti tingginya risiko, seperti kerugian akibat fluktuasi.

Walaupun menjanjikan keuntungan yang besar, saat investor memilih instrumen high risk high return artinya para investor ini harus mampu menggunakan strategi yang tepat dalam mengambil langkah berinvestasi. Jika tidak mampu, maka hasilnya hanyalah risiko atau mengalami kerugian.

Asal tahu saja, high risk dan high return ini merupakan dua istilah yang saling bertolak belakang. Akan tetapi, dalam melakukan investasi, keduanya bisa menjadi kesatuan makna. 

Hal tersebut karena penanaman modal merupakan kegiatan yang sifatnya tidak pasti. Pergerakannya selalu dipengaruhi oleh fluktuasi, mekanisme pasar, inflasi, dan sebagainya. Maka sebab itu, muncul risiko (risk) sebagai kondisi yang tidak diharapkan, contohnya kerugian.

Berbeda dengan pengembalian (return) yang juga dipengaruhi faktor sama seperti risk, tetapi merupakan kondisi yang diharapkan. Keduanya berjalan secara selaras, makin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat pengembaliannya. Sebaliknya, semakin rendah risiko, maka pengembaliannya pun semakin rendah.

 


Investasi Berisiko Tinggi

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Adapun sejumlah investasi yang berisiko tinggi, tapi bisa mendapatkan imbalan yang sangat besar. Beberapa di antaranya saham, cryptocurrency, forex.

Saham

Saham merupakan investasi high risk high return. Hingga saat ini masih banyak investor yang menanamkan modalnya dalam investasi ini. Para investor ini tentunya sudah memikirkan secara matang sebelum membeli saham tertentu. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah menghindari kerugian.

Cryptocurrency

Cryptocurrency merupakan investasi mata uang digital. Investasi ini terbilang memiliki risiko yang tinggi karena tidak terkait dengan lembaga keuangan dan perbankan pada umumnya atu konvesional. 

Meski demikian, sejumlah orang banyak yang tergiur karena investor bisa menerima  keuntungan yang sangat besar saat nilai mata uang itu sedang tinggi.

Forex

Foreign Exchange Market (Forex) pun menjadi salah satu contoh investasi high risk high return. Prinsip dasarnya adalah membeli mata uang dengan harga yang rendah, lalu menjualnya dengan nilai yang tinggi untuk memperoleh keuntungan.

Adapun salah satu penyebab Forex memiliki risiko yang tinggi adalah nilainya rentan mengalami fluktuasi yang bergantung pada kondisi politik dan ekonomi di suatu negara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya