Melihat Potensi Window Dressing Jelang Akhir 2023

Bank Sentral AS atau the Fed diprediksi akan menahan kenaikan suku bunga. Sehingga, ada potensi IHSG pada Desember bisa ditutup di zona positif.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Des 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2023, 06:00 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kinerja pasar modal jelang akhir tahun diperkirakan tumbuh positif. Hal ini seiring dengan adanya sejumlah sentimen yang akan mengangkat kinerja pasar modal. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menuturkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung dibayangi sentimen positif pada Desember ini. Sebab, situasi dan kondisi baik itu dari global maupun domestik masih relatif sangat kondusif.

"Kita lihat saja misalnya sentimen terkait dengan tensi geopolitik, misalnya yang terjadi antara Rusia versus Ukraina, maupun juga Israel versus Hamas sudah relatif mereda," kata Nafan kepada Liputan6.com, dikutip Sabtu (2/12/2023).

Selain itu, Bank Sentral AS atau the Fed diprediksi akan menahan kenaikan suku bunga. Sehingga, ada potensi IHSG pada Desember bisa ditutup di zona positif.

"Kalau di bulan Desember memang semestinya potensi terjadinya window dressing, maupun juga terkait dengan Santa Claus Rally Effect, ya itu juga semestinya juga bisa terjadi," kata dia. 

Dia juga melihat situasi dan kondisi serta kemanan politik secara domestik masih kondusif untuk pasar. Bahkan, perekonomian Indonesia pada kuartal IV 2023 berpotensi tumbuh positif. 

Secara fundamental makro ekonomi domestik sangat solid dan pemilu juga bisa merangsang daya beli masyarakat maupun juga pemerintah.

"Jadi, ini juga bisa mendukung atau bisa menjadikan sentimen positif, jadi memang ya semestinya fenomena window dressing juga center close rally di Desember. Bahkan rebalancing MSCI ini juga semestinya bisa ya, bisa berpotensi menjadi sentimen positif ya untuk IHSG yang di akhir tahun ini ya," ujarnya. 

Bagi para investor, ia merekomendasikan saham BBNI, BBCA, BBRI, TLKM, INDF, ICBP, CPIN, JPFA, MDKA dan PTPA untuk dapat dipertimbangkan dalam periode tersebut. 

Data Pendukung

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi melihat arah kebijakan bank sentral AS atau the Fed mulai jelas dengan data-data yang relatif mendukung.

Misalnya, perlambatan ekonomi yang terlihat pada indeks manufaktur terkontraksi, daya beli yang terlihat melambat dengan PCE deflator secara inti turun dibawah ekspektasi dan inflasi yang terlihat terkendali. 

Alhasil, investor mulai bersiap melakukan akumulasi saham-saham yang sangat sensitif dengan suku bunga, seperti infrastruktur, teknologi, perbankan dan konsumer non-primer.

"IHSG berpotensi melaju le level 7.300 secara optimis apabila kuat setelah mencapai target penguat pola inverted head and shoulders di 7.090an," kata dia.

Menurut ia, potensi penguatan pada Desember ini masih memiliki peluang yang besar. Sebab, kondisi 2023 berbeda seperti 2022, harga komoditas lebih ramah, tensi geopolitik mulai mereda, era pemangkasan suku bunga mulai terlihat dan kondisi bisnis juga membaik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya