Saham Walt Disney Melonjak 13% Selama Sepekan, Apa Sebabnya?

Disney mengatakan pihaknya berada di jalur yang tepat untuk memenuhi atau melampaui target.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 10 Feb 2024, 13:57 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2024, 13:57 WIB
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
Saham Walt Disney (NYSE:DIS) melonjak minggu ini sebanyak 13,4%, menurut data yang disediakan oleh S&P Global Market Intelligence.(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Walt Disney (NYSE:DIS) melonjak minggu ini sebanyak 13,4%, menurut data yang disediakan oleh S&P Global Market Intelligence. Hingga pasar tutup pada Jumat, 9 Februari 2024 saham Disney masih menguat 11,6%.

Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu (10/2/2024), katalis yang mendorong perusahaan media hiburan tersebut lebih tinggi adalah hasil keuangan kuartalan Disney dan sejumlah pengumuman tambahan yang mengembalikan penguatan saham.

Untuk kuartal pertama tahun fiskal 2024 yang berakhir pada 30 Desember, perusahaan melaporkan pendapatan sebesar USD 23,5 miliar atau setara Rp 366,8 triliun (asumsi kurs Rp 15.611 per dolar AS).

Meskipun hal tersebut mungkin bukan alasan untuk merayakannya, langkah-langkah pemotongan biaya yang dilakukan perusahaan meningkatkan profitabilitas, karena laba per saham (EPS) yang disesuaikan melonjak 23% menjadi USD 1,22 atau setara Rp 19.045. 

Walt Disney mengatakan pihaknya berada di jalur yang tepat untuk memenuhi atau melampaui target pemotongan biaya sebesar USD 7,5 miliar atau setara Rp 117 triliun pada akhir tahun fiskal 2024.

Untuk konteksnya, pendapatan sejalan dengan perkiraan konsensus analis, namun Wall Street memperkirakan EPS hanya USD 0,99 atau setara Rp 15.455, sehingga Disney sejauh ini lebih menguntungkan.

Perusahaan meningkatkan dividen tengah tahunan sebesar 50% menjadi USD 0,45 atau setara Rp 7.025 per saham, dan dewan direksi menyetujui pembelian kembali saham senilai USD 3 miliar atau setara Rp 46,8 triliun untuk 2024.

Disney juga mengumumkan kepemilikan saham senilai USD 1,5 miliar atau setara Rp 23,4 triliun di Epic Games, pencipta video game Fortnite yang ikonik. 

Perusahaan ini akan meminjamkan karakter dan cerita dari Marvel, Star Wars, Pixar, dan Disney untuk menciptakan dunia game dan hiburan baru yang transformasional.

Intip Gaji Bos Disney Bob Iger pada 2023, Nilainya Fantastis

Minnie Mouse Dapat Bintang Hollywood Walk of Fame
Bos Walt Disney, Bob Iger memberikan sambutan di samping Minnie Mouse saat menerima penghargaan Hollywood Walk of Fame atas nama Minnie Mouse di Los Angeles, Senin (22/1). (Alberto E. Rodriguez/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/AFP)

Sebelumnya diberitakan, CEO Disney Bob Iger memperoleh gaji sebesar USD 31,6 juta atau setara Rp. 493, 8 miliar 2023 lalu, menandai peningkatan dari pendapatan tahun sebelumnya.

Melansir CNN Business, Rabu (17/1/2024) penghasilan Bob Iger pada tahun 2023 mencakup gaji pokok sebesar USD 865.385, penghargaan saham sebesar USD 16,1 juta (Rp. 251,7 miliar) penghargaan opsi saham sebesar USD 10 juta (156,3 miliar).

Adapun kompensasi berbasis kinerja sebesar USD 2,1 juta (Rp. 32,8 miliar), dan kompensasi lainnya sebesar USD 2,48 juta (Rp. 38,7 miliar), menurut pernyataan proksi tahunan The Walt Disney Company.

Bob Iger menerima kenaikan gaji yang besar pada tahun 2023, tahun penuh pertamanya kembali memimpin Disney setelah keluar dari masa pensiunnya.

Pada tahun 2022, Bob Iger bahkan menghasilkan total gaji USD 15 juta (Rp.234,4 miliar), menurut pengajuan.

Masa Pensiun

Bob Iger menjabat sebagai CEO Disney dari tahun 2005 hingga 2020, tetapi ia kembali dari masa pensiunnya pada November 2022 untuk menggantikan penggantinya yang dipilih sendiri, Bob Chapek, kurang dari tiga tahun setelah Chapek mengambil alih peran CEO Disney.

Meskipun Chapek meninggalkan perusahaan hiburan tersebut pada tahun 2022, dia masih mendapat total gaji sebesar USD 9,9 juta (Rp. 154,7 miliar) dari Disney tahun lalu.

Meskipun Bob Iger mendapat gaji jutaan dolar, Disney menghadapi tantangan yang semakin besar dalam setahun terakhir, termasuk serangkaian kegagalan box office, menurunnya jumlah penonton TV linier, dan transisi yang tidak merata ke masa depan streaming.

 

Penutupan Wall Street pada 9 Februari 2024

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 8 Februari 2024. Wall street bervariasi setelah revisi inflasi Desember lebih rendah dari yang dilaporkan pertama kali.

Sementara itu, indeks S&P 500 ditutup di atas level penting 5.000 seiring laba perusahaan yang kuat dan berita makro ekonomi. Demikian dikutip dari CNBC, Sabtu (10/2/2024).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,57 persen ke posisi 5.026,61. Indeks Nasdaq bertambah 1,25 persen ke posisi 15.990,66. Indeks Dow Jones melemah 54,64 poin atau 0,14 persen ke posisi 38.671,69.

Selama sepekan, indeks S&P 500 bertambah 1,4 persen, sedangkan indeks Nasdaq naik 2,3 persen. Sementara itu, indeks Dow Jones mendatar. Rata-rata indeks acuan mencatat kenaikan dalam lima minggu berturut-turut dan 14 minggu mencatat kinerja positif dalam 15 minggu.

“Pada akhirnya, kita masih melihat kabar baik di bidang perekonomian dan pasar bereaksi terhadap hal itu. Semakin lama cerita ini berlangsung, semakin besar kemungkinan bagi pasar kalau kita benar-benar akan bertahan di sini,” ujar Co-Chief Investment Envestnet, Dana D’Auria.

Musim laba yang solid, data inflasi yang mereda dan ekonomi yang tangguh telah mendorong reli pasar pada 2024. Hal ini juga mendorong indeks S&P untuk ditutup di atas level 5.000 setelah pertama kali menyentuh posisi tersebut pada sesi perdagangan Kamis pekan ini. Indeks S&P 500 pertama kali melampaui angka 4.000 pada April 2021.

Chief Technical Strategist LPL Financial, Adam Turnquist menuturkan, penutupan di atas level yang diawasi dengan ketat ini tidak diragukan lagi akan menjadi berita utama dan semakin menambah ketakutan akan kehilangan atau fear of missing out (FOMO).

“Di luar potensi peningkatan sentimen, angka 5.000 sering kali memberikan area psikologis support atau resistance bagi pasar,” ujar Adam.

Saham Teknologi

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Revisi yang lebih rendah pada indeks harga konsumen Desember juga membantu sentimen. Pemerintah menyesuaikan angka tersebut menjadi kenaikan 0,2 persen, turun dari kenaikan 0,3 persen yang dilaporkan pada awalnya. Inflasi inti tidak termasuk makanan dan energi juga sama. Consumer price index (CPI) atau indeks harga konsumen akan rilis pada pekan depan.

Saham-saham raksasa teknologi menguat pada Jumat pekan ini sehingga berkontribusi pada kenaikan indeks S&P 500 di atas 5.000. Sementara itu, saham Nvidia melonjak 3,6 persen dan Alphabet naik lebih dari 2 persen.

Saham Cloudflare meroket 19,5 persen seiring laba yang kuat sehingga mendorong sektor clod yang lebih luas secara bersamaan. Saham semikonduktor juga menguat. Saham the VanEck Semiconductor ETF melonjak 2,2 persen.

Di sisi lain, saham PepsiCo melemah 3,6 persen seiring kinerja keuangan yang beragam. Saham Take-Two Interactive merosot 8,7 persen usai prospek yang mengecewakan. Sementara itu, saham Pinterest susut 9,5 persen setelah mengeluarkan perkiraan lebih lemah dari prediksi dan perkiraan pendapatan yang meleset.

Meski angkanya negatif, laba perusahaan sejauh ini lebih kuat dari perkiraan. 332 perusahaan di S&P telah melaporkan kinerjanya dengan sekitar 81 persen di antaranya melaporkan laba di atas harapan analis, berdasarkan LSEG. Angka ini sebanding dengan kinerja sebelumnya yang mencapai 67 persen sejak 1994.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya