Liputan6.com, Jakarta Harga saham Apple turun sekitar 5% sepanjang tahun ini, banyak analis melihat penurunan tersebut sebagai peluang pembelian.
Dilansir dari Yahoo Finance, Minggu (18/2/2024), analis di Wedbush, Dan Ives baru-baru ini mempertahankan peringkat belinya pada saham tersebut dan menegaskan kembali target harga jangka pendek sebesar USD 250 atau setara Rp 3,9 juta (asumsi kurs Rp 15.655 per dolar AS).
Baca Juga
Target tersebut mewakili kenaikan 35% dari harga saham saat ini sebesar USD 183 atau setara Rp 2,8 juta. Optimismenya mencerminkan ekspektasi penjualan untuk produk Apple terbaru yaitu headset Vision Pro, yang digambarkan perusahaan dalam siaran persnya sebagai komputer spasial revolusioner yang memadukan konten digital dengan dunia fisik secara mulus.
Advertisement
Penjualan Vision Pro Diprediksi Sentuh 1 Juta Unit
Ives awalnya menetapkan target harga tinggi tahun lalu dengan ekspektasi kuatnya penjualan iPhone 15. Benar saja, Apple melaporkan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan sebesar USD 119 miliar atau setara Rp 1.863 triliun pada kuartal akhir Desember 2023, yang didorong oleh penjualan iPhone.
Ives kini melihat headset Vision Pro Apple produk komputasi besar pertama perusahaan sejak Apple Watch sebagai katalis pertumbuhan yang dapat memberikan keuntungan bagi pertumbuhan pendapatan jangka panjang Apple. Perkiraan penjualannya adalah 600.000 unit pada tahun 2024 dengan penjualan 1 juta unit pada 2025.
Analis dari Bank of America, Wamsi Mohan memiliki perkiraan yang sama untuk 2025, dan dia menaikkan proyeksinya menjadi penjualan hingga 4 juta unit pada 2026.
Prospek Saham Apple
Saham Apple tidak murah, diperdagangkan dengan rasio harga terhadap pendapatan yang tinggi sebesar 28, dan Vision Pro mungkin memerlukan waktu beberapa saat untuk dapat diterima oleh pelanggan Apple, terutama mengingat harga ecerannya yang tinggi yaitu USD 3.499 atau sekitar Rp 54,7 juta.
Namun, Apple memiliki sejarah panjang dalam menghadirkan produk-produk baru yang membuat orang-orang pada akhirnya tidak dapat hidup tanpanya, namun pada awalnya mereka tidak berpikir mereka menginginkannya.
Ini adalah bisnis yang sangat menguntungkan, dengan arus kas bebas tahunan hampir USD 100 miliar atau setara Rp 1.565 triliun, dan mencapai titik ini dengan membuat taruhan yang diperhitungkan pada apa yang menurutnya akan disukai pelanggan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement