Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan penjualan mobil perseroan hingga Februari 2024. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), untuk Februari saja, penjualan mobil domestik tercatat sebanyak 70.656 unit, turun 18,84 persen dari penjualan Februari 2023 sebanyak 87.059 unit.
Dari total penjualan itu, Astra andil 41.240 unit, turun 11,43 persen dari penjualan Astra pada Februari 2023 sebanyak 46.564 unit.
Baca Juga
"Penjualan mobil wholesales nasional mencapai 70.656 unit pada Februari 2024, meningkat 1 persen dari bulan lalu. Sementara penjualan mobil Astra, Februari 2024 secara wholesales meningkat 9 persen dari bulan sebelumnya menjadi 41.240 unit dengan market share 58 persen," ungkap Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto dalam keterangan resmi, Rabu (13/3/2024).
Advertisement
Sementara, total penjualan mobil domestik secara keseluruhan untuk periode Januari-Februari 2024 mencapai 140.273 unit. Penjualan ini turun 22,64 persen dari penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 181.329 unit. Dari total penjualan itu, Astra andil 79.224 unit.
Penjualan mobil Astra hingga Februari 2024 turun 18,59 persen dari 97.319 unit mobil yang berhasil dijual pada Januari-Februari 2023.Market share atau pangsa pasar Astra terhadap total penjualan mobil hingga Februari 2024 adalah 56 persen.
Dari sisi produknya, Toyota dan Lexus terjual sebanyak 44,.843 unit. Kemudian Daihatsu 29.451 unit, Isuzu 4,595 unit, UD Trucks 315 unit, serta Peugeot sebanyak 20 unit.
"Dengan adanya momentum Lebaran serta model-model baru yang akan diluncurkan pada tahun ini, diharapkan dapat berkontribusi positif bagi penjualan mobil nasional," imbuh Boy.
Â
Penjualan LCGC
Total penjualan LCGC nasional periode Januari-Februari 2024 mencapai 33.215 unit, turun 10,15 persen dari 36.967 unit yang berhasil terjual pada Januari-Februari tahun lalu. Adapun penjualan produk Astra LCGC pada periode Januari-Februari tercatat sebanyak 24.335 unit. Angka ini turun 5,52 persen dari produk Astra LCGC yang berhasil terjual pada Januari-Februari 2023 sebanyak 25.756 unit.
Dengan raihan ini, market share Astra LCGC masih dominan sebesar 73 persen. Untuk Februari saja, penjualan LCGC nasional tercatat sebanyak 16.379 unit, naik 0,69 persen dari 16.266 unit LCGC terjual pada Februari 2023.
Dari penjualan itu, LCGC Astra andil 12.091 unit, naik 4,68 persen dari 11.550 unit LCGC Astra yang berhasil dijual pada Februari 2023. Market share LCGC Astra untuk Februari saja mencapai 74 persen.
Â
Â
Advertisement
Astra International Serap Capex Rp 45,9 Triliun pada 2023, Untuk Apa Saja?
Sebelumnya diberitakan, PT Astra International Tbk (ASII) merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 45,9 triliun sepanjang 2023. Angka ini naik sekitar dua kali lipat dari realisasi belanja modal 2022 yang sebesar Rp 26,4 triliun.
Selama setahun terakhir, Grup terus membelanjakan modalnya untuk memperkuat portofolio inti dan diversifikasi bisnis.
"Belanja modal dan investasi konsolidasian Grup pada tahun 2023 meningkat dua kali lipat menjadi Rp 45,9 triliun, terutama disebabkan oleh investasi PT United Tractors Tbk (UNTR) di sektor nikel dan energi terbarukan sebagai bagian dari rencana transisinya," beber Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (28/2/2024).
United Tractors juga mengeluarkan belanja modal yang lebih tinggi untuk penggantian alat berat pasca pandemi sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnisnya. Selain itu, belanja modal 2023 juga digunakan untuk membiayai sejumah aksi korporasi dalam rangka memperkuat portofolio inti dan diversifikasi bisnis.
Pada divisi otomotif, perusahaan mengakuisisi PT Tokobagus (OLX), suatu perusahaan yang mengoperasikan platform iklan baris terkemuka di Indonesia. Akuisisi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem digital Grup.
Pada divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, perseroan mengakuisisi 70 persen kepemilikan di PT Stargate Pasific Resources (SPR), sebuah perusahaan pertambangan nikel, dan PT Stargate Mineral Asia (SMA), sebuah perusahaan pengolahan nikel, dengan nilai investasi sebesar Rp 3,2 triliun.
Selanjutnya, Grup mengakuisisi 66,7 persen saham kepemilikan di PT Anugerah Surya Pacific Resources, perusahaan induk yang memiliki masing-masing 30 persen saham di SPR dan SMA, dengan nilai investasi sebesar Rp 1,6 triliun.
Â
Beli Saham Perusahaan Nikel
Masih di divisi yang sama, perseroan melakukan pembelian 19,99 persen saham di Nickel Industries Limited (NIC) dengan nilai transaksi sebesar AUD 942,7 juta. NIC tercatat di Australian Securities Exchange dan merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama berlokasi di Indonesia.
Perseroan juga melakukan penyertaan 49,6 persen saham di PT Supreme Energy Sriwijaya (SES) dengan nilai transaksi sebesar USD 51,9 juta. SES merupakan pemegang 25,2 persen saham Supreme Energy Rantau Dedap, yang memiliki proyek panas bumi yang beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas saat ini sebesar 2 x 49 MW.
Lainnya, Astra melakukan penambahan investasi sebesar USD 100 juta di Halodoc, platform ekosistem kesehatan digital terkemuka di Indonesia. Total kumulatif investasi Grup menjadi USD 135 juta dan kepemilikan saham menjadi 21,04 persen.
Perseroan mengakuisisi 96,92 persen saham di PT Bhumi Prama Arjasa (BPA), sebelumnya PT Jaya Mandarin Agung, dengan nilai transaksi sebesar USD 85 juta. BPA merupakan pemilik Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, dan lahan premium seluas 1 hektar di mana hotel tersebut berada.
Pada 2023, Astra membentuk perusahaan patungan dengan Equinix, Inc., salah satu perusahaan infrastruktur digital terbesar di dunia, untuk mengembangkan pusat data di Indonesia, di mana kepemilikan Grup sebesar 25 persen.
Â
Advertisement