Liputan6.com, Jakarta Aksi ambil untung membatasi gerak pasar saham global pada perdagangan hari Jumat (22/3/2024). Aksi ambil untung setelah sepekan mengalami kenaikan yang dipicu oleh serangkaian sinyal The Fed yang dovish.
Mengutip US News, Sabtu (23/3/2024) indeks S&P 500, Nasdaq dan Dow mencari arah dari pembukaan, dengan benchmark S&P ditutup hampir mendatar bahkan ketika membukukan kenaikan mingguan terbesar pada 2024.
MSCI World Equity Index turun 0,26%, tetapi naik 1,8% sejak akhir Jumat lalu, kenaikan mingguan terbesarnya tahun ini.
Advertisement
S&P 500 pada hari Jumat turun 0,14% menjadi 5.234,18, Dow turun 0,77% dan Nasdaq Composite naik 0,16% menjadi 16.428,82.
Untuk pekan ini, indeks menguat masing-masing sebesar 2,3%, 2,0% dan 2,9%.
STOXX 600 Eropa juga turun 0,03%, setelah menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa, sementara FTSE 100 London naik 0,6%, dibantu oleh ekspektasi bahwa Bank Of England akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Gubernur BoE Andrew Bailey mengatakan kepada Financial Times bahwa ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini secara keseluruhan bukanlah hal yang "tidak masuk akal".
"Ini adalah pekan yang sibuk dan ini adalah salah satu hari Jumat di mana setiap peserta merasa lelah. Tidak ada berita besar yang mendorong apa pun, jadi Anda melihat pasar saham berada pada garis yang tidak berubah," kata JJ Kinahan, CEO IG Amerika Utara dan presiden Tastytrade di Chicago.
Pemotongan suku bunga yang mengejutkan oleh bank sentral Swiss pada hari Kamis (21/3) mendorong pasar saham ke level tertinggi baru, karena para pedagang menyadari bahwa bank sentral utama di seluruh dunia tidak perlu menunggu penurunan suku bunga Federal Reserve sebelum melakukan penurunan suku bunga.
Kepercayaan Pada Bank of England
Para pedagang juga mendapat kepercayaan dari Bank of England yang lebih dovish dari perkiraan, dengan mengatakan perekonomian bergerak ke arah yang benar untuk mulai menurunkan suku bunga.
"Saya pikir mungkin ada aksi ambil untung pada akhir pekan ini, hanya karena jumlah data yang telah kita lihat dan fakta bahwa kita telah melihat lebih banyak kejutan positif," kata Baylee Wakefield, fund manager multi-aset di Aviva.
Advertisement
Sektor Saham Kesehatan dan Bahan Dasar Topang IHSG pada 18-22 Maret 2024
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ke posisi 7.350 pada periode 18-22 Maret 2024. IHSG naik tipis selama sepekan didorong sektor saham kesehatan dan bahan dasar.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, ditulis Sabtu (22/3/2024), sektor saham kesehatan dan bahan dasar masing-masing berikan kontribusi 2,98 persen dan 1,8 persen terhadap IHSG.
Adapun pekan ini ada sejumlah agenda penting salah satunya keputusan bank sentral. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga acuan sesuai yang diharapkan. Selain itu, the Fed juga merevisi panduan suku bunga ke depan.
Di sisi lain, bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ) akhiri kebijakan suku bunga negatifnya yang dimulai pada 2016. Sementara itu, Swiss National Bank secara tidak terduga menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.
"Kami juga melihat kabar baik dengan inflasi lebih rendah dari perkiraan di Inggris, dan level produksi industri China lebih tinggi dari konsensus," tulis Ashmore.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) pertahankan suku bunga acuan 6 persen sesuai yang diharapkan. Hal ini seiring inflasi tetap berada dalam kisaran target dan rupiah stabil di kisaran 15.500-15.800.
Sikap the Fed Dovish
Dengan dirilis dot plot terbaru, pasar memiliki panduan lebih baik mengenai potensi penurunan suku bunga the Fed. “Sementara itu, pasar sudah perkirakan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini seperti yang dipandu dot plot media. Kita lihat pergeseran dari dot plot pada Desember. Di mana suku bunga pada 2025 dan 2026 direvisi lebih tinggi,”