Wijaya Karya Buka Suara soal Merger BUMN Karya jadi 3 Perusahaaan

Kementerian BUMN berencana menggabungkan BUMN sektor infrastruktur atau BUMN Karya. Nantinya, akan ada penggabungan sejumlah perusahaan menjadi tersisa 3 BUMN saja.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 03 Apr 2024, 12:22 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2024, 12:22 WIB
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Kementerian BUMN berencana menggabungkan BUMN sektor infrastruktur atau BUMN Karya. Nantinya, akan ada penggabungan sejumlah perusahaan menjadi tersisa 3 BUMN saja.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian BUMN berencana menggabungkan BUMN sektor infrastruktur atau BUMN Karya. Nantinya, akan ada penggabungan sejumlah perusahaan menjadi tersisa 3 BUMN saja.

Terkait hal ini, Sekretaris Perusahaan, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Mahendra Wijaya menjelaskan perseroan akan mengikuti dan mendukung arahan dari Kementerian BUMN. 

“Kita ikut saja apa yang jadi arahan Kementerian BUMN, mereka sudah melakukan evaluasi perencanaan. Kita ikut arahan di kementerian dan mensupport apapun,” jelas Mahendra dalam acara media gathering, Selasa (2/4/2024).

Meskipun begitu, Mahendra menuturkan perseroan akan melakukan persiapan dari sisi sistem dan tata kelola, sehingga ketika terjadi penggabungan atau apapun skema dari pemerintah, semua prosesnya bisa berjalan lancar. 

Mahendra menambahkan belum ada mekanisme secara detail terkait rencana ini. Menurutnya, semua mekanisme dan eksekusi akan diserahkan pada Kementerian. 

“Kami yakin Kementerian BUMN melakukan hal ini untuk yang terbaik. Selain itu dengan adanya PMN, likuiditas perseroan akan lebih baik dan permodalan lebih kuat,” pungkasnya.

Menteri BUMN, Erick Thohir akan melakukan 3 penggabungan yaitu Pertama, menggabungkan PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Kedua, menggabungkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Brantas Abhipraya dan Nindya Karya. Ketiga, menggabungkan PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PTPP dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Erick menuturkan masing-masing tugas yang akan diemban 3 klaster BUMN Karya tadi. Yakni, HK dan Waskita akan fokus pada jalan tol, jalan non tol, gedung institusi, hingga residen komersial.

Sementara itu, Wika, PP, hingga Adhi Karya tidak akan menggarap pada sektor yang sudah dikuasai HK-Waskita. Namun, seluruhnya punya aspek keahliannya masing-masing.

Kemudian, BUMN Adhi Karya-Nindya Karya bakal fokus menggarap sektor Engineering, Procurement, Construction (EPC). Spesialisasinya akan diarahkan pada infrastruktur air, rel, dan beberapa hal senada lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Adhi Karya Bocorkan Perkembangan Merger dengan Brantas dan Nindya, Sejauh Mana?

Melihat Progres Pembangunan LRT yang Mundur Hingga Juni 2022
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di ruas Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (7/8/2020). PT Adhi Karya akan memprioritaskan pengerjaan proyek infrastruktur berlabel proyek strategis nasional (PSN) di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian BUMN berencana memangkas BUMN karya menjadi hanya 3 entitas. Beberapa rencana peleburan, salah satunya adalah penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya, dan PT Nindya Karya.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Entus Asnawi Mukhson mengatakan pihaknya telah menerima pemberitahuan rencana tersebut dan saat ini sedang melakukan perhitungan valuasi.

"Kita sudah menerima surat persiapan, tapi masih sendiri-sendiri. Jadi kita untuk menyiapkan sendiri-sendiri, termasuk valuasi tapi sendiri saja. Jadi kalau waktunya ditetapkan turun segera, kami masing-masing sudah punya valuasi, sudah punya nilai-nilai market yang wajar," kata Entus dalam konferensi pers usai RUPS, Senin (1/4/2024).

Lebih lanjut, Entus mengatakan mekanisme perampingan kemungkinan akan bukan merger atau penggabungan usaha. Namun akan dalam bentuk holding dan sub holding. Untuk saat ini, Adhi Karya kemungkinan yang akan menjadi holding apabila tiga entitas itu bergabung.

"Jadi bukan merger, kalau ini ada induk dan anaknya. Induknya ya memang di antara tiga entitas ini yang ekuitasnya paling besar ADHI," kata Entus.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan upaya merger atau konsolidasi perusahaan ini jadi salah satu upaya penyehatan BUMN Karya. Mengingat, salah satu tujuan transformasi yang dibawa Erick adalah membuat BUMN makin sehat.

 


Pembagian Tugas

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memanfaatkan inovasi teknologi modular volumetrik Mobile Box (Mobox) dari PT Adhi Karya Tbk untuk pembangunan di IKN. (Foto: Kementerian PUPR)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memanfaatkan inovasi teknologi modular volumetrik Mobile Box (Mobox) dari PT Adhi Karya Tbk untuk pembangunan di IKN. (Foto: Kementerian PUPR)

Harapannya, pembagian tugas tadi tidak menjadikan BUMN Karya 'palugada'. Artinya, garapan proyek-proyek akan spesifik dilakukan sesuai dengan kategori dan kelasnya masing-masing.

"Entitas penggabungan Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya bakal fokus menggarap sektor Engineering, Procurement, Construction (EPC). Spesialisasinya akan diarahkan pada infrastruktur air, rel, dan beberapa hal senada lainnya.

"Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan," kata Erick Thohir.

Adapun BUMN Karya lain yang dilebur yakni Hutama Karya (HK) dan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang akan difokuskan pada jalan tol, jalan non tol, gedung institusi, hingga residen komersial.

Lalu Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PP (Persero) Tbk (PTPP) akan fokus ke beberapa bidang seperti seaport, airport, tetapi dia juga akan tetap masuk di residential karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya