Liputan6.com, Jakarta - PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI), perusahaan konstruksi swasta nasional yang baru saja mencatatkan dirinya di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum perdana saham (IPO) pada 5 Januari 2024 membukukan keuntungan bersih pada tahun buku 2023.
Pada akhir 2023, pendapatan ASLI tercatat mengalami peningkatan dari yang sebelumnya Rp 169 miliar pada 2022 menjadi Rp 173 miliar pada 2023. Laba bersih ASLI juga tercatat mengalami peningkatan dari yang sebelumnya Rp 18 miliar pada 2022 menjadi Rp 19 miliar pada 2023.
Direktur Utama Asri Karya Lestari, H. Sudjatmiko mengungkapkan konsistensi kinerja keuangan ASLI tak lepas dari portofolio proyek perusahaan terutama dalam sektor infrastruktur.
Advertisement
Pada 2023 perusahaan berhasil dipercaya untuk menggarap pembangunan Flyover Boulevard Kota Deltamas, Kab. Bekasi, Jawa Barat dan Overpass KM 71+100 Jalan Tol Cipularang Kawasan Bukit Indah Purwakarta, Jawa Barat.
“Pengerjaan proyek-proyek tersebut secara tidak langsung berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Kedepannya perusahaan akan turut aktif dalam pembangunan proyek IKN Nusantara,” kata Sudjatmiko dalam keterangan tertulis, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Jumat (5/4/2024).
Perusahaan kini tengah mengantongi beberapa kontrak atas pembangunan proyek IKN tersebut yang antara lain pekerjaan struktur Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan IKN Segmen Jembatan Pulau Balang, Kalimantan Timur, dan Pekerjaan Pemancangan Steel Sheet Pile Proyek Jalan Tol IKN Segmen Karangjoang – KTT Karingau, Kalimantan Timur.
Selain itu perusahaan melalui anak usaha, PT Bumi Prima Konstruksi (BPK), juga aktif berpartisipasi dalam proyek infrastruktur pembangunan Jalan Tol Lintas Sumatera. Saat ini BPK tengah mengantongi kontrak pekerjaan Erection Halfslab Pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 3, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Dengan diperolehnya kontrak-kontrak tersebut diharapkan akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan kedepannya,” pungkas Sudjatmiko.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Mengintip Rencana Ekspansi Asri Karya Lestari, Emiten Baru Milik Caleg PKB
Saham PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, (5/1/2024). Perseroan bergerak dalam bidang General Contractor berfokus pada bidang pekerjaan pondasi, erection, bekisting dan pekerjaan jalan.
Direktur Utama PT Asri Karya Lestari Tbk, Sudjatmiko yang saat ini maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Dapil VI Kota Bekasi itu menjelaskan, langkah perseroan untuk masuk Bursa melalui IPO adalah bagian dari strategi perseroan untuk meningkatkan ekspansi usaha.
Di sisi lain, aksi ini juga mendukung kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik, dan diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder ke depannya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bursa Efek Indonesia, OJK dan seluruh profesi penunjang atas segala dukungannya dalam proses IPO ini. Dengan hadirnya Perseroan sebagai pionir general contractor di lantai Bursa, diharapkan dapat membangkitkan semangat industri jasa konstruksi tanah air untuk semakin maju, berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (5/1/2024).
Advertisement
Dukung Modal Anak Usaha
Pada aksi IPO, perseroan menerbitkan 1,25 miliar lembar saham dengan harga penawaran Rp 100 per saham. Dengan demikian, perseroan mengantongi modal Rp 125 miliar dari IPO.
Sekitar 66,35 persen dana IPO akan digunakan perseroan untuk melakukan setoran modal pada anak perusahaan perseroan, yaitu PT Bumi Prima Konstruksi sebesar 56,25 persen untuk pembelian alat berat berupa rotary drilling rig, mobile crane, crawler crane, foco crane trailer dan dolly trailer truck dan kepada PT Manyar Perkasa Mandiri sebesar 43,75 persen untuk pembelian mesin produksi batching plant.
Sisanya, sekitar 33,65 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan yaitu pembayaran material, perlengkapan proyek, serta untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.