Bursa Saham Asia-Pasifik Melorot, Pasar Menanti Respons Israel Usai Serangan Balasan Iran

Pasar Asia-Pasifik melanjutkan penurunannya karena dunia menunggu respons Israel terhadap serangan udara Iran pada akhir pekan lalu.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Apr 2024, 08:53 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2024, 08:33 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia-Pasifik melanjutkan penurunannya karena dunia menunggu respons Israel terhadap serangan udara Iran pada akhir pekan lalu.

Pada hari Selasa, angka produk domestik bruto Tiongkok kuartal pertama akan menjadi fokus, dengan perekonomian terbesar kedua di dunia diperkirakan tumbuh 4,6% dari tahun lalu.

Angka produksi industri dan penjualan ritel Tiongkok juga diperkirakan akan dirilis pada hari Selasa. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 16.430, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan penutupan HSI di 16.600.

Indeks saham Nikkei 225 Jepang anjlok 1,5% pada pembukaan, sedangkan Topix berbasis luas turun 1,04%.

Di Kores Selatan, Kospi juga turun 1,31% dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq mengalami kerugian lebih kecil yaitu 0,86%. Sedangkan di Australia,  S&P/ASX 200 turun 0,86%.

Di Amerika Serikat, saham-saham melemah pada hari Senin karena kenaikan imbal hasil dan kekhawatiran atas konflik di Timur Tengah menutupi kuatnya pendapatan Goldman Sachs dan data penjualan ritel yang panas.

Rata-rata Industri DowJones kehilangan 0,65%, menandai hari kekalahan keenam berturut-turut, penurunan beruntun yang tidak terlihat sejak Juni.

S &P 500 tergelincir 1,2% meskipun diperdagangkan naik sebanyak 0,88% di awal sesi. Komposit Nasdaq  anjlok 1,79% karena Salesforce dan saham teknologi lainnya turun.

Suku bunga yang lebih tinggi juga meredam pergerakan pasar, dengan imbal hasil Treasury 10-tahun naik di atas level penting 4,6% di sesi tersebut dan mencapai titik tertinggi sejak pertengahan November.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya