Banyak Pembangunan Rumah Sakit, Itama Ranoraya Incar Laba Rp 48 Miliar di 2024

Adapun sepanjang 2023, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan penjualan Rp 696,3 miliar. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba tahun berjalan Rp 5,2 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Apr 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2024, 06:00 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Untuk menunjang target tahun ini, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 400 miliar yang berasal dari fasilitas kredit dari PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) mengincar laba Rp 48 miliar atau naik sekitar 823,08 persen dari laba 2023. Laba yang diincar itu menyerupai raihan laba 2022 yang sebesar Rp 48 miliar. Target pertumbuhan laba tahun ini sejalan dengan pendapatan yang ditargetkan naik sekitar 15 persen atau sekitar Rp 801 miliar.

Adapun sepanjang 2023, Itama Ranoraya membukukan penjualan Rp 696,3 miliar. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba tahun berjalan Rp 5,2 miliar.

"Target pendapatan 2024 Rp 401 miliar, dengan laba net profit sekitar 6 persen (dari target pendapatan 2024), dalam hal ini Rp 48 miliar," kata Direktur PT Itama Ranoraya Tbk, Viertin M. K. Tobing dalam paparan publik IRRA, ditulis Jumat (25/4/2024).

Untuk menunjang target tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 400 miliar yang berasal dari fasilitas kredit dari PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC). Fasilitas kredit ini digunakan perseroan untuk mendukung program bisnis yang bersifat jangka panjang.

"Fasilitas Rp 430 miliar yang kita dapatkan itu adalah untuk investasi capex yang akan men-generate revenue di 2024 dan sampai kurang lebih 5-10 tahun ke depan," kata Viertin.

Dengan jumlah penduduk yang terus bertumbuh dan kesadaran akan kesehatan yang semakin meningkat, perusahaan telah memetakan sejumlah peluang pertumbuhan bisnis utama. Antara lain mendorong akselerasi pertumbuhan organik melalui fokus pada pertumbuhan produk alat kesehatan dalam negeri dan peningkatan jumlah tenaga penjualan di titik-titik strategis di Indonesia.

"Perseroan juga menjalin dan menjaga kemitraan strategis dengan prinsipal dalam dan luar negeri, ekspansi kerja sama dengan fasilitas kesehatan, didukung dengan sumber daya manusia yang lincah untuk membuka peluang," jelas Direktur PT Itama Ranoraya Tbk, Teguh Eko Purwanto.


Pertumbuhan Jumlah Rumah Sakit

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Strategi ini sejalan dengan dinamika sektor alat kesehatan dalam negeri sepanjang tahun ini. Hal ini termasuk pertumbuhan jumlah rumah sakit di Indonesia yang diestimasi mencapai 3.155 rumah sakit pada tahun 2024, prediksi pertumbuhan tes darah oleh Palang Merah Indonesia sebesar 5% per tahun, serta kebutuhan sekurang-kurangnya 279 unit instalasi pengobatan radioterapi sel kanker di seluruh Indonesia.

Perseroan akan terus mengimplementasikan langkah-langkah strategis untuk mengoptimalkan biaya operasional dan belanja modal, serta terus memastikan pelayanan prima bagi seluruh pelanggan, yang akhirnya berkontribusi bagi ketangguhan sektor kesehatan Indonesia dan menjadi nilai tambah bagi pemegang saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya