Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah selama dua hari perdagangan pada 30-31 Januari 2025 usai libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (2/2/2025), gerak IHSG turun 0,79 persen ke posisi 7.109,19 pada 30-31 Januari 2025. IHSG merosot dari pekan lalu di posisi 7.166,05. Selain itu, kapitalisasi pasar turun 1,14 persen menjadi Rp 12.319 triliun dari pekan lalu Rp 12.462 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, rata-rata volume perdagangan saham terpangkas 11,05 persen menjadi 16,39 miliar saham dari pekan lalu 18,42 miliar saham. Rata-rata nilai transaksi harian susut 9,44 persen menjadi Rp 11,27 triliun dari pekan lalu Rp 12,44 triliun. Total frekuensi perdagangan turun 8,24 persen menjadi 1,16 juta kali dari pekan lalu 1,26 juta kali.
Advertisement
Di tengah transaksi perdagangan saham hanya berlangsung dua hari mayoritas sektor saham memerah. Sektor saham basic materials turun 2,88 persen, dan pimpin koreksi. Sektor saham industri terpangkas 0,93 persen, sektor saham consumer siklikal merosot 0,90 persen, dan sektor saham perawatan kesehatan turun tipis 0,17 persen.
Lalu sektor saham properti dan real estate terperosok 1,77 persen, sektor saham infrastruktur melemah 2,6 persen dan sektor saham transportasi dan logistic turun 0,26 persen.
DI sisi lain, sektor saham energi naik 0,41 persen, sektor saham consumer nonsiklikal melonjak 1,14 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham keuangan naik 0,44 persen, dan sektor saham teknologi melambung 1,36 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 0,79 persen didorong sejumlah sentimen. Pertama, dari dalam negeri ada libur panjang pada pekan ini sehingga diperkirakan investor merealisasikan keuntungan terlebih dahulu pada pekan sebelumnya. Kedua, sentimen keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
"The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan di 4,5 persen dan diperkirakan stance-nya cenderung hawkish ke depan,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Faktor ketiga, nilai tukar rupiah yang cenderung tertekan. Herditya prediksi IHSG cenderung konsolidasi pada pekan depan. IHSG akan berada di level support 7.030 dan level resistance 7.196. “Kami kira pergerakan IHSG akan dipengaruhi rilis data inflasi Indonesia dan GDP Indonesia. Rilis data pekerjaan dan NFP Amerika Serikat,” kata dia.
Pelantikan Donald Trump hingga Rupiah Bayangi IHSG pada 20-24 Januari 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis pada periode 20-24 Januari 2025. Sentimen global seperti pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/1/2025), IHSG naik 0,16 persen menjadi 7.166,05. Penguatan IHSG terbatas dari pekan lalu. Pada periode 13-17 Januari 2025, IHSG naik 0,93 persen ke posisi 7.154,65.
Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa turun 0,08 persen menjadi Rp 12.462 triliun dari Rp 12.472 triliun pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa terpangkas 9,46 persen menjadi 1,27 juta kali transaksi dari 1,40 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Selama sepekan, investor asing jual saham Rp 919,91 miliar. Pada pekan lalu, investor asing beli saham Rp 247,45 miliar. Sepangang 2025, investor membukukan aksi jual Rp 3,61 triliun.
Sementara itu, kenaikan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan dengan naik 6,9 persen menjadi Rp 12,45 triliun. Pekan lalu, rata-rata nilai transaksi harian bursa tercatat Rp 11,64 triliun.
Rata-rata volume transaksi harian bursa menguat 5,23 persen menjadi 18,43 miliar saham dari 17,51 miliar saham pada pekan lalu.
Mayoritas sektor saham menghijau selama sepekan. Sektor saham infrastruktur memimpin kenaikan dengan naik 2,27 persen. Sektor saham teknologi bertambah 1,81 persen, sektor saham consumer siklikal menguat 1,26 persen, sektor saham energi mendaki 0,99 persen.
Lalu sektor saham consumer nonsiklikal menanjak 0,67 persen, sektor saham transportasi dan logistik naik 0,57 persen dan sektor saham keuangan bertambah 0,41 persen.
Sementara itu, sektor saham basic materials susut 0,44 persen, sektor saham industri terpangkas 1,76 persen, dan sektor saham perawatan kesehatan melemah 1,05 persen. Sektor saham properti dan real estate terperosok 2,63 persen.
Advertisement
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG naik tipis 0,16 persen dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, pemangkasan suku bunga Bank Indonesia ke posisi 5,75 persen. Kedua, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan kini berada di posisi 16.170.
“Ketiga ada revisi Devisa Hasil Ekspor, di mana akan diberlakukan 100 persen pada Maret 2025,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Herditya menambahkan, keempat yakni pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Donald Trump diperkirakan cenderung moderat dalam perlakukan kebijakan proteksionismenya.
“Untuk sepekan ke depan, hari perdagangan cenderung singkat dan kami perkirakan IHSG masih rawan terkoreksi dengan level support 7.079 dan resistance 7.237,” kata dia.
Adapun sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain rilis data manufaktur China, FOMC Meeting dan libur tahun baru Imlek.