BEI Catat 36 Perusahaan Proses IPO, Mayoritas Beraset Menengah

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 36 perusahaan sedang proses untuk mencatatkan saham di BEI. Dari 36 perusahaan, 22 perusahaan dengan aset skala menengah.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mei 2024, 07:49 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2024, 07:49 WIB
BEI Catat 36 Perusahaan Proses IPO, Mayoritas Beraset Menengah
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 24 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI hingga 8 Mei 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 24 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI hingga 8 Mei 2024. Dana yang dihimpun dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) mencapai Rp 3,88 triliun.

“Hingga saat ini terdapat 36 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan, Jumat (10/5/2024).

Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:

  • 6 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)
  • 22 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)
  • 8 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Sedangkan dari rincian sektor perusahaan antara lain berdasarkan data BEI:

  • 2 perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 8 perusahaan dari sektor consumer non-cylicals
  • 2 perusahaan dari sektor energi
  • 0 perusahaan dari sektor keuangan
  • 2 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • 7 perusahaan dari sektor industri
  • 1 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 4 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 3 perusahaan dari sektor teknologi
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistic 

Penerbitan EBUS

Sementara itu, hingga kini telah diterbitkan 37 emisi dari 27 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 39,9 triliun.

“Sampai dengan 8 Mei 2024 terdapat 39 emisi dari 30 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline,” ujar dia.

Adapun klasisifikasi sektornya antara lain 3 perusahaan dari sektor basic materials, 2 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, 2 perusahaan dari sektor consumer non-cylicals, dan 2 perusahaan dari sektor energi.

13 perusahaan dari sektor keuangan, 1 perusahaan dari sektor industri, 6 perusahaan dari sektor infrastruktur, dan satu dari perusahaan sektor teknologi.

Kinerja IHSG 6-8 Mei 2024

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 6-8 Mei 2024. Sentimen global seperti harga komoditas dan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 turut bayangi perdagangan yang hanya berlangsung selama tiga hari pada pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (9/5/2024), IHSG turun 0,64 persen ke posisi 7.088,79 dari penutupan pekan lalu 7.134,72. Kapitalisasi pasar terpangkas 0,81 persen menjadi Rp 11.920 triliun dari Rp 12.010 triliun pada penutupan pekan lalu.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian anjlok 20,74 persen menjadi Rp 11,85 triliun dari Rp 14,95 triliun pada penutupan pekan lalu.

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 3,13 persen menjadi 1,099 juta kali transaksi dari 1,065 juta kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian selama sepekan naik 2,15 persen menjadi 18,99 miliar saham dari 18,59 miliar saham dari penutupan pekan lalu.

Selama sepekan, sektor saham basic materials memimpin penguatan. Sektor saham basic materials naik 2,11 persen. Sektor saham energi bertambah 1,4 persen, sektor saham teknologi naik 0,21 persen dan sektor saham properti dan real estate bertambah 0,65 persen. Selain itu, sektor saham consumer non-siklikal menguat 0,13 persen, sektor saham perawatan kesehatan naik 0,15 persen.

 

 

Sektor Saham

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, sektor saham consumer siklikal melemah 0,51 persen, sektor saham industri turun 1,99 persen, sektor saham keuangan terpangkas 1,4 persen, sektor saham infrastruktur susut 0,04 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 0,45 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, rilis data gross domestic product (GDP) Indonesia kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen YoY. Kedua, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ketiga, pergerakan harga komoditas dunia yang bergerak cenderung menguat setelah memanasnya konflik di Timur Tengah.

“Pada Senin, kami perkirakan masih rawan terkoreksi dengan support di 7.036 dan resistance di 7.135,” ujar dia.

Ia menambahkan, IHSG akan dipengaruhi sentimen perkembangan ekonomi China. Pekan ini, ada rilis neraca dagang dan inflasi. Selain itu, rilis neraca dagang Indonesia dan inflasi Amerika Serikat (AS).

 

Kinerja IHSG pada 8 Mei 2024

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu (8/5/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan investor asing menjual saham hingga Rp 1 triliun.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,49 persen ke posisi 7.088,79. Indeks LQ45 susut 0,51 persen ke posisi 893,42. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Jelang libur panjang, IHSG berada di level tertinggi 7.164,30 dan terendah 7.071,34. Sebanyak 367 saham melemah sehingga menekan IHSG. 194 saham menguat dan 218 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.178.981 kali dengan volume perdagangan 21,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.025. Investor asing menjual saham Rp 1,1 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 1,49 triliun.

Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham eneri naik 0,11 persen. Sementara itu, sektor saham properti terpangkas 1,8 persen dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic susut 0,07 persen, sektor saham industri turun 0,02 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 0,22 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal terpangkas 0,49 persen, sektor saham kesehatan tergelincir 0,46 persen, dan sektor saham keuangan tergelincir 0,93 persen.

Selanjutnya sektor saham teknologi melemah 0,60 persen, sektor saham infrastruktur terbenam 0,30 persen dan sektor saham transportasi terperosok 0,81 persen.

Dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG dan bursa regional Asia melemah. "Pasar tampaknya berfokus terhadap pernyataan pejabat the Federal Reserve (the Fed) Amerika Serikat (AS) sehubungan dengan jalur suku bunga acuannya dan juga konflik di Timur Tengah yang kian memanas,” demikian dikutip dari Antara.

 

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya