BEI Gembok Perdagangan Saham BREN dan SOLA, Ini Penyebabnya

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) pada Senin, 27 Mei 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Mei 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2024, 09:00 WIB
OJK Gembok Perdagangan Saham BREN dan SOLA, Ini Penyebabnya
Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) pada perdagangan Senin (27/5/2024).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) pada perdagangan Senin (27/5/2024).

Mengutip keterbukaan informasi BEI, suspensi saham BREN dilakukan seiring peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham BREN dan sebagai bentuk perlindungan investor.

“BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk di pasar regular dan pasar tunai mulai sesi pertama perdagangan 27 Mei 2024 hingga pengumuman bursa lebih lanjut,”

Berdasarkan data RTI, harga saham BREN menguat 8,43 persen dalam sepekan terakhir. Secara year to date (Ytd), harga saham BREN melonjak 50,50 persen.

Selain itu, BEI juga suspensi saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) pada 27 Mei 2024. Suspensi saham SOLA ini dilakukan seiring terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham SOLA.

“Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham SOLA pada perdagangan 27 Mei 2024,” demikian dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

BEI menyatakan, penghentian sementara perdagangan Saham PT Xolare RCR Energy Tbk. (SOLA) tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di Saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA).

Selama sepekan terakhir, harga saham SOLA anjlok 66,14 persen,demikian berdasarkan data RTI. Harga saham SOLA turun 30,43 persen ke posisi Rp 64 per saham pada perdagangan Rabu, 22 Mei 2024.

Bursa pun mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan Perseroan.

Emiten Indonesia BREN dan MSTI Masuk Indeks Bergengsi FTSE

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, dua emiten Indonesia, PT Barito Renewables Energy Tbk dan PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) masuk ke dalam FTSE Global Equity Index Quarterly periode Juni 2024. Pengumunan FTSE Russel tersebut menyebutkan hal tersebut akan efektif pada Senin 24 Juni 2024 yang akan datang.

Emiten Grup Barito Pacific, BREN ini masuk ke dalam Large Cap sementara MSTI masuk ke dalam indeks Small Cap.

“Kami menyambut baik masuknya BREN dalam FTSE Global Equity Index ini. Ini tentunya merupakan bentuk dari kepercayaan market terhadap strategi bisnis secara jangka panjang di mana kami siap mendukung transisi energi menuju net zero," kata Corporate Secretary BREN Merly dikutip Minggu (26/5/2024).

FTSE Global Equity Index merupakan indeks bergengsi yang digunakan oleh para investor dalam mengambil keputusan investasi. Indeks ini mencakup total 19000 perusahaan publik dengan market cap besar, menengah, kecil dan mikro di 49 negara termasuk emerging market. FTSE Russel juga memberikan insights kepada para investor dalam mengatur konsentrasi dan diversifikasi portfolio investasi mereka.

BREN saat ini berada pada posisi market cap nomor satu di Indonesia. Salah satu katalis yang menyebabkan hal ini adalah masih jarangnya emiten publik di sektor energi baru terbarukan dengan portfolio terdiversifikasi di Indonesia.

Baru-baru ini, BREN telah menyelesaikan akuisisi pembangkit listrik tenaga angin Sidrap berkapasitas 75 MW yang menambah portfolio panas bumi BREN di Star Energy Geothermal dengan total kapasitas terpasang 886 MW.

"Penambahan BREN ke dalam indeks ini juga kami lihat merupakan apresiasi dari market terhadap langkah-langkah ekspansif yang telah dilakukan BREN seperti misalnya penambahan pembangkit tenaga angin kami yang menambah diversifikasi dari portfolio panas bumi kami,” ujar dia.

FTSE Russel memberikan catatan bahwa review ini sewaktu-waktu masih bisa berubah, dengan keputusan final pada 10 Juni 2024.

 

Barito Renewables Siap Akuisisi Sidrap Wind dan OMI

Pencatatan saham perdana PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS), Senin (9/10/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Pencatatan saham perdana PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS), Senin (9/10/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya, PT Barito Wind Energy, anak perusahaan Barito Renewables Energy  (BREN) mencapai kesepakatan secara prinsip (in-principle) dengan UPC Renewables Asia Pasific Holdings Pte Ltd dan ACEN Renewables International Pte Ltd pada 8 Desember 2023 sehingga membuka jalan akuisisi 100 persen saham PT UPC Sidrap Bayu Energy (Sidrap).

Sidrap adalah pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia yang terletak di Sulawesi Selatan. Pembangkit listrik ini salah satu yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas 75 MW. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (10/12/2023).

Sebagai bagian dari langkah strategis ini, akuisisi juga akan mencakup PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI), yang memainkan peran penting dalam mendukung kegiatan operasional Sidrap.

Semua pihak mengharapkan untuk segera melakukan transaksi dengan penyelesaian yang diharapkan pada kuartal I 2024, dengan persyaratan dan persetujuan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia. Langkah signifikan ini menegaskan komitmen Barito Renewables untuk mendorong solusi energi berkelanjutan dan berkontribusi pada lanskap energi terbarukan Indonesia.

"Kami sangat senang mengumumkan kesepakatan in-principle akuisisi strategis ini. Hal ini menandai awal dari jejak langkah kami di bidang energi terbarukan selain panas bumi yang telah menjadi bagian integral dari portofolio kami selama puluhan tahun,” ujar CEO Barito Renewables, Hendra Tan.

Hendra menuturkan, Barito Renewables Energy bertekad mendukung perjalanan Indonesia menuju pencapaian net-zero dan menyediakan energi bersih baik di dalam Indonesia maupun di luar. Barito Renewables juga merupakan pemilik dari Star Energy Geothermal yang mengoperasikan unit-unit Wayang Windu, Salak, dan Darajat yang terletak di Jawa Barat dengan total kapasitas terpasang 886 MW.

 

Barito Renewables Energy Kucurkan Dividen Interim Rp 3,91 per Saham

Pencatatan saham perdana PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS), Senin (9/10/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Pencatatan saham perdana PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS), Senin (9/10/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya diberitakan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) akan membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (14/11/2023), Barito Renewables Energy akan membagikan dividen interim sebesar Rp 523,41 miliar atau Rp 3,91 per saham. Pembagian dividen tersebut sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 10 November 2023.

Sementara itu, hingga 30 September 2023, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak USD 84,47 juta, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 491,83 juta serta total ekuitas senilai USD 460,28 juta.

Berikut ini merupakan jadwal pembagian dividen interim PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN):

  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 22 November 2023
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 23 November 2023
  • Cum dividen di pasar tunai: 24 November 2023
  • Ex dividen di pasar tunai: 27 November 2023
  • Recording date: 24 November 2023
  • Pembayaran dividen: 8 Desember 2023
  •  
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya