Bursa Saham Asia Merosot Terseret Wall Street, Indeks Nikkei di Jepang Koreksi 5%

Indeks Nikkei di Jepang anjlok pada perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024, dan pimpin koreksi di bursa saham Asia Pasifik.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Agu 2024, 09:23 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2024, 09:23 WIB
Bursa Saham Asia Merosot Terseret Wall Street, Indeks Nikkei di Jepang Koreksi 5%
Indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok hampir lima persen pada perdagangan Jumat (2/8/2024) di tengah sebagian besar indeks acuan di bursa saham Asia Pasifik yang melemah (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok hampir lima persen pada perdagangan Jumat (2/8/2024) di tengah sebagian besar indeks acuan di bursa saham Asia Pasifik yang melemah. Koreksi bursa saham Asia Pasifik mengikuti wall street yang merosot imbas aksi jual.

Mengutip CNBC, indeks Nikkei memperpanjang penurunan 2,62 persen pada perdagangan Kamis pekan ini. Indeks Nikkei memimpin koreksi hingga sentuh level terendah sejak Februari 2024. Indeks Topix terpangkas lebih dari lima persen.

Sejumlah saham alami koreksi termasuk Softbank Group yang anjlok lebih dari 7 persen. Saham Mitsui dan Marubeni masing-masing turun lebih dari 9 persen dan 7 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang merosot dengan imbal hasil acuan obligasi bertenor 10 tahun turun di bawah angka 1 persen dan mencapai level terendah sejak 20 Juni 2024.

Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 2,6 persen, sedangkan indeks Kosdaq susut 2,56 persen. Namun, saham berkaitan dengan K-pop melawan arus aksi jual dan menguat pada perdagangan Jumat pekan ini. Saham K-pop dipimpin oleh Hybe yang menguat setelah mengumumkan strategi bisnis barunya pada Kamis pekan ini.

Indeks ASX 200 di Australia merosot 2,02 persen, usai sentuh level tertinggi. Indeks Hang Seng di Hong Kong berada di posisi 17.047, lebih rendah dari penutupan terakhir di 17.304,96.

Sementara itu, inflasi Korea Selatan pada Juli sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan, dengan indeks harga konsumen naik 2,6 persen year on year dibandingkan 2,5 persen dari yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Reuters.

 

Koreksi Wall Street Membayangi Bursa Saham Asia

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sentimen suram di bursa saham Asia setelah aksi jual di wall street pada perdagangan Kamis pekan ini yang menyebabkan tiga indeks acuan di Amerika Serikat (AS) melemah karena kekhawatiran resesi.

Indeks Dow Jones merosot 1,21 persen. Indeks S&P 500 turun 1,37 persen dan indeks Nasdaq merosot 2,3 persen.

Indeks Russell 2000 yang merupakan indeks acuan saham kapitalisasi kecil merosot 3 persen. Di Amerika Serikat, data baru memicu kekhawatiran atas kemungkinan resesi dan kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) mungkin terlambat dalam memangkas suku bunga.

Klaim pengangguran awal naik paling tinggi sejak Agustus 2024. Indeks manufaktur ISM, barometer aktivitas pabrik di AS mencapai 46,8 persen, lebih buruk dari yang diharapkan dan menandakan kontraksi ekonomi. Setelah data ini, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya sejak Februari 2024.

Bursa Saham Asia Pasifik pada 1 Agustus 2024

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Mengutip CNBC, bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Kamis, 1 Agustus 2024 setelah komentar dari Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengindikasikan penurunan suku bunga pada September 2024 jika data inflasi tetap menggembirakan.

Namun, indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 2,49 persen dan ditutup ke posisi 38.126,33. Indeks Topix merosot 3,24 persen ke posisi 2.703,69. Indeks saham alami koreksi didorong saham real estate. Sementara itu, eksportir juga rugi karena yen menguat. Yen yang lebih kuat memukul daya saing ekspor. Sedangkan biaya pinjaman lebih tinggi cenderung memukul perusahaan real estate.

Selain itu, Bank Sentral Jepang menaikkan suku bunga acuan menjadi sekitar 0,25 persen, menandai level tertinggi sejak 2008. Yen jatuh di bawah level 150 terhadap dolar AS. Saat ini, yen diperdagangkan di posisi 148,61.

Selain itu, Kementerian Keuangan Jepang menyatakan, pihaknya telah habiskan 5,53 triliun yen untuk intervensi valuta asing dari 27 Juni-29 Juli 2024.

Toyota melaporkan kenaikan pendapatan 12,2 persen menjadi 11,84 triliun yen (USD 79,05 miliar) pada kuartal I 2024. Selain itu, laba operasi naik 16,7 persen yang mencapai 1,31 triliun yen. Laba bersih naik tipis 2,8 persen dari tahun ke tahun menjadi 1,33 triliun yen.

The Federal open Market Committee (FOMC) telah gelar pertemuan dua hari yang berakhir, 31 Juli 2024. Dari hasil rapat FOMC diputuskan untuk mempertahankan suku bunga 5,25 persen-5,5 persen.

 

Cermati Data Ekonomi

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Ketua the Fed, Jerome Powell memperingatkan, pemangkasan suku bunga tidak dijamin meski tampaknya mengesampingkan pemangkasan suku bunga 50 basis poin.

“"Saya tidak ingin menjelaskan secara spesifik tentang apa yang akan kami lakukan, tetapi itu bukan sesuatu yang kami pikirkan saat ini," katanya.

Investor di Asia juga menilai data aktivitas bisnis dari seluruh wilayah selain komentar Fed, dengan data indeks manajer pembelian  Juli dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan,”

Indeks ASX 200 di Australia menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa. Indeks ASX 200 naik 0,28 persen ke posisi tertinggi bar uke posisi 8.114,7. Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,25 persen ke posisi 2,777,68. Indeks Kosdaq bertambah 1,29 persen ke posisi 813,53.

Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 0,13 persen. Indeks CSI 300 yang berada di China ditutup merosot 0,66 persen ke posisi 3.419,27.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya