Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Jumat (2/8/2024).Mayoritas sektor saham tertekan sehingga bebani IHSG.
Mengutip data RTI, IHSG turun 0,24 persen ke posisi 7.308,12. Indeks LQ45 susut 0,66 persen ke posisi 919,36. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Baca Juga
Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.339,98 dan level terendah 7.264. Sebanyak 295 saham melemah sehingga menekan IHSG. 240 saham menguat dan 255 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 900.661 kali dengan volume perdagangan 14,3 miliar saham. Nilai transaksi Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.195.
Advertisement
Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham energi naik 0,81 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,57 persen, sektor saham properti menguat 0,48 persen dan sektor saham industri berada di zona hijau.
Sementara itu, sektor saham transportasi merosot 1,04 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic melemah 0,76 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,57 persen. Selanjutnya sektor saham kesehatan terpangkas 0,45 persen, sektor saham keuangan merosot 0,31 persen, sektor saham teknologi susut 0,37 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,71 persen.
Jelang akhir pekan ini, saham GOTO stagnan di posisi Rp 53 per saham. Harga saham GOTO dibuka turun menjadi Rp 52. Harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 53 dan terendah Rp 51 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.514 kali dengan volume perdagangan 21.966.664 saham. Nilai transaksi Rp 114,6 miliar.
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa Asia cenderung melemah. Pasar mengantisipasi terjadinya perlambatan ekonomi global. Hal ini dilatarbelakangi oleh rilis data Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah.
Â
Apa Saja Sentimen IHSG?
Dari mancanegara, Indeks PMI manufaktur Amerika Serikat (AS) pada Juli 2024 terkontraksi dari sebelumnya 48,5 menjadi 46,8, serta data pengangguran AS juga terus meningkat di mana data Initial Jobless Claims naik dari sebelumnya 235k menjadi 249k dan Continuing Jobless Claims naik dari sebelumnya 1.844.000 menjadi 1.877.000.
Pada saat bersamaan, pasar juga mempertimbangkan risiko pasokan minyak mentah akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Pasar memantau dengan saksama respons Iran terhadap pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, menyusul terbunuhnya komandan tertinggi Hizbullah dalam serangan udara di Beirut.
Dari dalam negeri, data Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan telah terjadi peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang semester I 2024 jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Pada periode Januari-Juni 2024 terdapat 32.064 tenaga kerja yang ter-PHK. Jumlah PHK tersebut naik 21,45 perse dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya sebanyak 26.400 orang, yang memberikan indikasi bagaimana efek ketidakpastian ekonomi global memberikan dampak pada pelemahan pertumbuhan perekonomian dalam negeri.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
- Saham MAPI melonjak 4,29 persen
- Saham ADRO melonjak 2,15 persen
- Saham PTBA melonjak 1,87 persen
- Saham INKP melonjak 1,85 persen
- Saham TOWR melonjak 1,83 persen
Â
Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:
- Saham ESSA merosot 4,76 persen
- Saham ACES merosot 4,40 persen
- Saham AMRT merosot 3,90 persen
- Saham MDKA merosot 3,69 persen
- Saham ISAT merosot 3,27 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BMRI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 572,1 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 534,1 miliar
- Saham BBNI senilai Rp 387,6 miliar
- Saham TLKM senilai Rp 301,9 miliar
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham NICL tercatat 35.166 kali
- Saham BSBK tercatat 26.830 kali
- Saham TLKM tercatat 26.563 kali
- Saham TGUK tercatat 26.113 kali
- Saham BBRI tercatat 23.886 kali
Bursa Saham Asia Pasifik
Indeks Nikkei di Jepang anjlok pada Jumat, 2 Agustus 2024 di tengah sebagian besar bursa saham Asia Pasifik merosot. Hal ini terjadi setelah aksi jual di wall street karena kekhawatiran resesi.
Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 5,81 persen ke posisi 35.909,7. Koreksi indeks Nikkei tersebut terburuk sejak Maret 2020, berdasarkan data Factset. Indeks turun di bawah 36.000 untuk pertama kalinya sejak Januari.
Sementara itu, indeks Topix melemah 6,14 persen dan ditutup ke posisi 2.537,6, dan menandai hari terburuk dalam delapan tahun. Saham Daiwa Securities alami penurunan kapitalisasi pasar hingga 18,85 persen.
Selain itu, saham Softbank Group anjlok lebih dari 8 persen. Sedangkan saham Mitsui dan Marubeni masing-masing turun lebih dari 10 persen dan 8 persen.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang turun dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun di bawah 1 persen dan mencapai level terendah sejak 17 Juni. Indeks Kospi susut 3,65 persen ke posisi 2.676,19, dan alami kinerja terburuk sejak Agustus 2020 dan sebagian besar terseret saham bank.
Sementara itu, indeks Kosdaq anjlok 4,2 persen dan mencapai level terendah sejak November 2023. Indeks ASX 200 di Australia merosot 2,11 persen ke posisi 7.943,2, dan alami hari terburuk sejak Maret 2023 hingga turun dari level tertinggi sepanjang masa.
Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 2,32 persen dan indeks CSI 300 di China melemah 1,02 persen ke posisi 3.384,39. Inflasi di Korea Selatan pada Juli sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan dengan indeks harga konsumen naik 2,6 persen year on year (YoY) dibandingkan prediksi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 2,5 persen.
Advertisement