Perusahaan Donald Trump Catat Rugi Rp 255,1 Miliar, Sahamnya Langsung Anjlok

Kerugian Trump Media disebabkan oleh pendapatannya yang menurun hingga 30%.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Agu 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2024, 13:30 WIB
Donald Trump tanggapi hasil Pilpres AS
Presiden Donald Trump berbicara tentang hasil pemilihan presiden AS 2020 di Gedung Putih, Kamis (5/11/2020). Hingga saat ini proses penghitungan suara pemilihan presiden Amerika masih berlangsung, namun perolehan suara Donald Trump maupun Joe Biden masih bersaing ketat. (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan media sosial milik Donald Trump, Trump Media melaporkan kerugian bersih lebih dari USD 16 juta atau Rp.255,1 miliar pada kuartal keuangan terbaru.

Mengutip CNBC International, Minggu (11/8/2024) kerugian Trump Media disebabkan oleh pendapatannya yang menurun hingga 30% menjadi hanya USD 836,900 atau Rp 13,3 miliar.

Sebagai informasi, Trump Media memiliki aplikasi Truth Social, yang sering digunakan oleh calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump.

Harga saham Trump Media, yang diperdagangkan di bawah ticker DJT, telah turun tajam dari level tertinggi lebih dari USD 71 per saham tak lama setelah mulai diperdagangkan secara publik pada akhir Maret setelah merger dengan apa yang disebut perusahaan akuisisi bertujuan khusus.

Saham Trump Media ditutup pada USD 26,21 per saham pada Jumat sore, turun 0,49%.

Perusahaan ini memiliki kapitalisasi pasar hampir USD 5 miliar (Rp.), valuasi yang luar biasa tinggi mengingat penjualannya yang sangat sederhana.

Dalam pengajuan 10-Q pada Jumat sore (9/8), Trump Media melaporkan kerugian sebesar USD 16,37 juta (Rp.79,7 triliun) untuk kuartal kedua yang berakhir 30 Juni, dibandingkan dengan kerugian USD 22,8 juta (Rp.363,6 miliar) untuk kuartal kedua pada 2023.

Sekitar setengah dari kerugian pada kuartal terakhir disebabkan oleh biaya hukum terkait merger Trump Media dengan Digital World Acquisition Corp., menurut keterangan perusahaan itu.

"Selain itu, Perusahaan mengeluarkan biaya konsultasi TI dan lisensi perangkat lunak sebesar USD 3,1 juta (Rp.49,4 miliar), terutama terkait dengan perjanjian lisensi perangkat lunak untuk mendukung layanan streaming TV barunya," kata Trump Media dalam siaran persnya.

Adapun pendapatan untuk kuartal terakhir menurun menjadi USD 839.000 (Rp.13,3 miliar) dibandingkan dengan USD 1,2 juta (Rp.19,1 miliar) untuk kuartal yang sama tahun lalu.

"Sebagian besar penurunan ini disebabkan oleh perubahan bagi hasil dengan salah satu mitra periklanan kami, sehubungan dengan perjanjian yang dimaksudkan untuk meningkatkan posisi keuangan jangka pendek Perusahaan sebelum Kombinasi Bisnis," beber Trump Media.

 

Neraca Kuat

Perban Telinga, Tren Baru Pendukung Donald Trump
Sebelumnya, mantan Presiden dan kandidat calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump menjadi sasaran penembakan saat berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024) lalu. (Jim WATSON/AFP)

"Selain itu, pendapatan bervariasi karena kami secara selektif menguji inisiatif periklanan yang baru lahir di platform Truth Social milik Perusahaan," kata perusahaan itu.

Trump Media mengatakan pihaknya mengakhiri kuartal ini dengan uang tunai dan setara kas sebesar USD 344 juta, tanpa utang.

"Perusahaan yakin neraca yang kuat akan memungkinkan perluasan dan penyempurnaan platform streaming TV barunya, Truth+, yang diluncurkan pada Agustus 2024 di jaringan pengiriman konten yang dibuat khusus ('CDN') milik Perusahaan" kata Trump Media.

"Dengan neraca yang kuat dan tidak ada beban utang, Perusahaan yakin memiliki modal kerja yang cukup untuk mendanai operasional di masa mendatang," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya