Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada perdagangan Kamis, 22 Agustus 2024, setelah mencapai beberapa rekor all time high (ATH) baru. IHSG ditutup turun 0,87 persen ke posisi 7.448,676. Pelemahan IHSG terjadi bersamaan dengan aksi demonstrasi Peringatan Darurat - tolak revisi UU Pilkada.
Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com, Wahyu Laksono menilai, pelemahan IHSG saat itu lebih dipengaruhi aksi ambil untung atau profit taking investor setelah IHSG menukik ke rekor ATH.
Baca Juga
"Tanpa demo, IHSG wajar koreksi. Kata kuncinya ATH, jadi wajar saat di ATH koreksi. Proyeksi IHSG ke depan masih mantap," kata Wahyu kepada Liputan6.com, Jumat (23/8/2024).
Advertisement
Terbukti, pada perdagangan Jumat, 23 Agustus 2024, IHSG tampak berada di zona hijau. Hingga penutupan sesi I, IHSG naik 0,74 persen ke posisi 7.543,762. IHSG dibuka pada posisi 7.488,676 dan bergerak pada rentang 7.507,738-7.567,514.
Secara historis, Wahyu mencermati pergerakan kapital biasa terjadi sesuai sentimen pasar terkait fundamental global. Misalnya, saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di mana terjadi krisis global, tetapi IHSG cenderung resilien.
"Saat masa SBY, selain menurunkan beberapa kali BBM, Rupiah dan IHSG kita diuntungkan oleh krisis ekonomi subprime mortgage AS, global crisis 2008-2009, serta krisis ekonomi Eropa 2010-2012," beber Wahyu.
Selain itu, saat pandemi Covid-19 yang meluluh lantakkan ekonomi hampir seluruh dunia, IHSG juga sentuh ATH saat Eropa dan AS mengalami bear market anjlok lebih dari 20%.
Baru-baru ini, sentimen yang berembus adalah kebijakan suku bunga The Fed yang diyakini akan ada pemangkasan pada sisa paruh kedua 2024.
"Saat ini, saat the Fed ingin cut rate, data inflasi dan tenaga kerja AS melemah, terancam krisis ekonomi AS. Yield differential juga menguntungkan kita. Kapital inflow ke Indonesia hal yang wajar. Apalagi selama AS recovery. Selama 2022-2024, rupiah tertekan dan IHSG sempat konsolidasi korektif," kata Wahyu.
Ekonomi Indonesia
Secara umum, Wahyu menilai ekonomi Indonesia saat ini berada dalam tren positif. Teruji saat pandemi berlangsung, hingga periode recovery atau pemulihan yang relatif lebih cepat dibandingkan beberapa negara lain.
Dia mencatat, data investasi juga terus membaik walaupun kondisi rupiah agak tertekan dan bursa saham mengalami sedikit koreksi saat sentimen global cenderung menguntungkan USD dan wall street. Data terakhir menunjukkan realisasi investasi pada kuartal II 2024 tersebut tumbuh 6,7% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, realisasi investasi kuartal II 2024 meningkat tinggi, sebesar 22,5% yoy.
"Secara domestik, tidak ada faktor negatif yang signifikan bagi bursa. Ekonomi domestik cukup mantap dengan konsumsi dan produksi cukup baik, terutama pasca pandemic. Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa bursa kita tidak menarik apalagi untuk jangka menengah dan panjang," pungkas Wahyu.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 22 Agustus 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada penutupan perdagangan Kamis, (22/8/2024). Koreksi IHSG terjadi saat seluruh sektor saham memerah dan demo menolak revisi undang-undang (UU) Pilkada atau revisi UU Pilkada.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan, IHSG merosot 0,87 persen ke posisi 7.488,67. Indeks LQ45 tergelincir 0,85 persen ke posisi 934,36. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.554,59 dan level terendah 7.460,40. Sebanyak 389 saham melemah sehingga menekan IHSG. 194 saham menguat dan 202 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.086.358 kali dengan volume perdagangan 18,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 39,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,26 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 9,69 triliun.
Di pasar negosiasi tercatat transaksi saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencapai Rp 26,5 triliun. Saham AMMN merosot 19,95 persen ke posisi Rp 8.400 per saham di pasar negosiasi dengan frekuensi perdagangan sebanyak tiga kali. Total volume perdagangan 26.487.990 saham. Harga saham AMMN berada di level tertinggi Rp 10.000 dan terendah Rp 8.400 per saham di pasar negosiasi.
Sektor Saham
Di pasar regular, saham AMMN naik 2,89 persen ke posisi Rp 10.675 per saham. Harga saham AMMN dibuka stagnan di posisi Rp 10.375 per saham. Harga saham AMMN berada di level tertinggi Rp 10.775 dan terendah Rp 10.375 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.295 kali dengan volume perdagangan 26.799.088 saham. Nilai transaksi Rp 26,8 triliun.
Seluruh sektor saham kompak tertekan. Sektor saham infrastruktur turun 1,5 persen, dan catat koreksi terbesar. Kemudian sektor saham teknologi merosot 1,4 persen. Sektor saham energi susut 0,67 persen, sektor saham basic melemah 0,83 persen, dan sektor saham industri tergelincir 0,19 persen.
Selanjutnya sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,35 persen, sektor saham siklikal merosot 1,24 persen, sektor saham kesehatan turun 0,44 persen. Lalu sektor saham keuangan terbenam 1,19 persen, sektor saham properti susut 0,90 persen dan sektor saham transportasi susut 1,23 persen.
Advertisement