The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan 0,5%, Wall Street Merosot

Sempat menguat usai the Fed umumkan pangkas suku bunga acuan, wall street justru melemah pada penutupan perdagangan Rabu, 18 September 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Sep 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 09:00 WIB
The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan 0,5%, Wall Street Merosot
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 18 September 2024. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 18 September 2024. Koreksi wall street terjadi setelah the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga 50 basis poin.

Pemangkasan suku bunga yang sangat besar itu awalnya disambut gembira oleh pelaku pasar meski hal itu menimbulkan kekhawatirna the Fed mencoba atasi potensi pelemahan ekonomi.

Mengutip CNBC, Kamis (19/9/2024), pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones melemah 103,08 poin atau 0,25 persen ke posisi 41.503,10. Sebelumnya, indeks Dow Jones sempat naik 375,79 poin setelah keputusan the Fed.

Indeks S&P 500 terpangkas 0,29 persen ke posisi 5.618,26. Indeks Nasdaq susut 0,31 persen ke posisi 17.573,30. Indeks S&P 500 dan Dow Jones sempat menyentuh rekor pada awalnya sebelum kembali jatuh.

The Fed memangkas suku bunga pinjaman menjadi 4,75 persen-5 persen dari 5,25 persen-5,5 persen. Penurunan suku bunga ini pertama dalam empat tahun seiring tingkat inflasi mereda dari tingkat yang terlihat dua tahun lalu.

"Komite telah memperoleh keyakinan yang lebih besar inflasi bergerak berkelanjutan menuju 2 persen, dan menilai risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang,” ujar bank sentral dalam pernyataannya.

Pelaku pasar berharap jelang keputusan the Fed itu semakin berharap bank sentral akan memangkas suku bunga 50 basis poin dari pada 25 basis poin. Namun, wall street melemah meski the Fed pangkas suku bunga.

“Keputusan untuk memangkas kenaikan yang lebih agresif sebesar 0,50 persen menunjukkan the Fed telah merasa nyaman tren penurunan inflasi berkelanjutan dan mungkin sekarang mengalihkan fokus mereka untuk menghindari menyebabkan tekanan ekonomi dengan mempertahankan suku bunga terlalu tinggi lebih lama,” ujar Morningstar Wealth Chief Investment Officer Philip Straehl.

 

The Fed Redakan Kekhawatiran

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Ketua the Fed Jerome Powell mencoba meredakan kekhawatiran pada konferensi pers setelah pertemuan the Fed. The Fed melihat sesuatu yang meresahkan tentang ekonomi. Ia isyaratkan hal itu terjadi karena risiko kenaikan inflasi telah turun drastis.

"Saya tidak melihat apa pun dalam ekonomi saat ini yang menunjukkan bahwa kemungkinan  penurunan meningkat," kata Powell.

Meskipun demikian, saham tetap bergerak naik meskipun Powell berkomentar demikian. Sebagian dari penurunan tersebut mungkin disebabkan oleh reli besar menjelang pemangkasan suku bunga yang sangat dinanti-nantikan pada Rabu. S&P 500 naik hampir 18% pada tahun ini dan lebih dari 1% dalam satu bulan terakhir.

IMF Beri Lampu Hijau The Fed untuk Pangkas Suku Bunga

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional mengatakan the Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) sudah berada di waktu yang tepat untuk memulai siklus pelonggaran moneter pada pertemuannya pekan depan, karena risiko kenaikan inflasi telah mereda. 

Juru bicara IMF, Julie Kozack mengungkapkan, pihaknya memperkirakan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan melambat selama sisa tahun ini. IMF memperkirakan inflasi inti indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS 2024 sebesar 2,5% dan akan kembali ke target The Fed sebesar 2% pada pertengahan tahun 2025.

"Itu berarti bahwa kita melihat dimulainya siklus pelonggaran, seperti yang diramalkan oleh The Fed, sebagai hal yang tepat," kata Kozack. 

"Meskipun demikian, risiko kenaikan inflasi, meskipun lebih kecil, belum sepenuhnya hilang dan The Fed harus terus mengkalibrasi kecepatan dan tingkat pemotongan suku bunga dengan data ekonomi yang masuk ke depannya,” jelas dia.

Sebelumnya, pada akhir Agustus 2024 Ketua The Fed Jerome Powell mengumumkan bahwa pihaknya akan memulai pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.

Para pembuat kebijakan The Fed lainnya sejak itu telah mengisyaratkan mereka siap untuk memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan bank pada 18 September 2024.

Meskipun ekonomi AS melambat, IMF meramal PDB negara itu akan tetap tumbuh pada akhir tahun 2024 sekitar 2%, dibandingkan dengan kuartal keempat 2023.

 

 

Inflasi AS Sentuh 2,5% pada Agustus 2024, The Fed Segera Pangkas Suku Bunga?

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, Inflasi Amerika Serikat (AS) menurun ke level terendah sejak Februari 2021 pada Agustus 2024.

Melansir CNBC International, Kamis (12/9/2024) laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen, ukuran umum biaya barang dan jasa meningkat 0,2% pada Agustus 2024. Angka itu mendorong tingkat inflasi tahunan AS sebesar 2,5%, turun 0,4 poin persentase dari level Juli 2024, dan sedikit di bawah estimasi sebesar 2,6% dan pada level terendah dalam 3 setengah tahun.

Namun, CPI inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, meningkat 0,3% untuk bulan tersebut, sedikit lebih tinggi dari estimasi 0,2%. Tingkat inflasi inti tahunan AS kini bertahan di 3,2%.

Kenaikan kecil dalam CPI inti tampaknya akan membuat The Federal Reserve (the Fed) tetap bertahan terhadap inflasi, yang kemungkinan meniadakan kemungkinan suku bunga yang lebih agresif saat para pembuat kebijakan bertemu pekan depan.

Adapun harga pangan di AS yang naik hanya 0,1%, sementara biaya energi turun 0,8%. Selanjutnya, harga kendaraan bekas turun 1%, layanan perawatan medis turun 0,1%, dan harga pakaian naik 0,3%. Harga telur naik 4,8%.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya