Liputan6.com, Jakarta PT ABM Investama Tbk (ABMM) mengumumkan kinerja paruh pertama yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, emiten jagoan Lo Kheng Hong ini membukukan penurunan kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Pada semester I 2024, perseroan membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai USD 573,9 juta atau sekitar Rp 8,68 triliun (kurs Rp 15.124,85 per USD). Pendapatan itu turun 24,80 persen dibandingkan pendapatan pada semester I tahun lalu yang tercatat sebesar USD 763,18 juta.
Baca Juga
Beban pokok pendapatan pada semester I 2024 juga turun menjadi USD 511,3 juta dari USD 521,33 juta pada semester I 2023. Alhasil, perseroan membukukan laba bruto sebesar USD 62,6 juta pada semester I 2024, turun dari USD 241,85 juta yang dicatatkan pada semester I 2023.
Advertisement
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Minggu (29/9/2024), perseroan mencatat beban penjualan dan distribusi sebesar USD 574.300. Bersamaan dengan itu, beban umum dan administrasi tercatat sebesar USD 22,62 juta, pendapatan lainnya USD 17,59 juta, dan beban lainnya USD 10,43 juta. Dari rincian ini, perseroan mengukuhkan laba usaha USD 46,57 juta, turun signifikan dari laba usaha semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 181,23 juta.
Pada semester I 2024, perseroan membukukan bagian atas laba entitas asosiasi sebesar USD 101,49 juta, pendapatan keuangan USD 2,79 juta, dan biaya keuangan USD 54,17 juta. Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 91,25 juta atau sekitar Rp 1,38 triliun. Laba itu turun 51,60 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 188,52 juta.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi USD 2,11 miliar dari USD 2,16 miliar pada akhir tahun lalu. Liabilitas hingga paruh pertama tahun ini juga ikut turun menjadi USD 1,32 miliar dari USD 1,4 miliar per Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 naik menjadi USD 787,43 juta dari posisi Desember 2023 yang tercatat sebesar USD 758,93 juta.
Investor Lo Kheng Hong Kini Genggam 5,15% Saham ABMM
Sebelumnya, Investor yang juga dijuluki Warren Buffett Indonesia yakni Lo Kheng Hong kembali menambah kepemilikan saham di PT ABM Investama Tbk (ABMM).
Mengutip pengumuman pemegang saham di atas 5 persen oleh KSEI, Selasa (6/8/2024), Lo Kheng Hong memiliki 141.171.100 saham ABBM atau setara 5,13 persen pada 1 Agustus 2024. Kepemilikan saham ABMM tersebut bertambah pada 2 Agustus 2024, Lo Kheng Hong mengenggam 141.675.500 saham ABBM atau setara 5,15 persen. Dengan demikian, ada tambahan saham ABMM sekitar 504.500. Namun, tidak disebutkan harga pembelian saham ABMM itu.
Mengutip data RTI per 31 Juli 2024, pemegang saham ABBM antara lain PT Tiara Marga Trakindo sebesar 53,55 persen, Valle Verde Pte Ltd sebesar 25,51 persen, Lo Kheng Hong sebesar 5,12 persen. Selanjutnya Rachmat Mulyana Hamami memiliki saham ABBM sebesar 0,22 persen, Achmad Ananda Djajanegara sebesar 0,04 persen, Mivida Hamami sebesar 0,004 persen. Kemudian masyarakat-non warkat-scripless sebesar 15,52 persen.
Pada perdagangan Selasa, 6 Agustus 2024, pukul 15.09 WIB, harga saham ABMM naik 1,37 persen ke posisi Rp 3.700 per saham. Harga saham ABMM dibuka stagnan di posisi Rp 3.650 per saham.
Harga saham ABMM berada di level tertinggi Rp 3.730 dan level terendah Rp 3.600 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.210 kali dengan volume perdagangan 34.507 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,6 miliar. Secara year to date (ytd), harga saham ABMM menguat 8,82 persen.
Advertisement
Kinerja 2023
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2023. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba turun pada 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (1/4/2024), PT ABM Investama Tbk mencatat pendapatan USD 1,49 miliar pada 2023. Pendapatan Perseroan naik 3,28 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,44 miliar.
Beban pokok pendapatan bertambah 19,19 persen menjadi USD 1,1 miliar pada 2023. Pada 2022, beban pokok pendapatan tercatat USD 923,62 juta. Perseroan pun mencatat laba bruto turun 24,88 persen dari USD 521,90 juta pada 2022 menjadi USD 392,04 juta pada 2023.
Beban penjualan, umum dan administrasi naik menjadi USD 110,37 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 105,06 juta. Pendapatan lainnya naik menjadi USD 47,75 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 15,28 juta. Perseroan membukukan laba usaha USD 305,62 juta pada 2023. Laba usaha tersebut turun 22,76 persen dari 2022 sebesar USD 395,73 juta.
PT ABM Investama Tbk meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 7,07 persen menjadi USD 289 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 269,90 juta. Akan tetapi, total laba Perseroan turun 7,68 persen menjadi USD 315,62 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 341,90 juta. Dengan demikian, laba per saham dasar naik menjadi USD 0,10497 pada 2023 dari 2022 sebesar USD 0,09804.
Ekuitas Perseroan naik 22,89 persen menjadi USD 758,92 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 617,52 juta. Liabilitas naik 2,39 persen menjadi USD 1,39 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 1,36 miliar. Aset Perseroan naik 8,9 persen menjadi USD 1,15 miliar pada 2023. Perseroan kantongi kas dan setara kas turun menjadi USD 188,57 juta pada 2023.