Multi Medika Gandeng Perusahaan Tiongkok Bangun Anak Usaha Baru

PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) mendirikan anak usaha baru dengan melakukan kemitraan strategis dengan Fujian Nicepaper Hygiene Products Co, perusahaan berbasis di Tiongkok.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 07 Jan 2025, 17:35 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2025, 17:35 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) mendirikan anak usaha baru dengan melakukan kemitraan strategis dengan Fujian Nicepaper Hygiene Products Co, perusahaan berbasis di Tiongkok.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) anak usaha tersebut dinamai PT Multi Nice Paper Indonesia (MNPI) resmi berdiri pada 3 Januari 2025. Entitas anak Perseroan ini akan berkedudukan di Jakarta Barat dengan kegiatan usaha industri kertas tisu, industri non woven. 

Direktur Utama MMIX, Mengky Mangarek menjelaskan modal yang disetorkan untuk pendirian anak usaha ini sebesar Rp 31 miliar, dengan MMIX akan menjadi pemegang saham minoritas dengan porsi 15 persen saham sebesar Rp 4,65 miliar dan 85 persen sisanya atau Rp 26,35 miliar dikuasai oleh Fujian Nicepaper Hygiene Products Co.

"Pendirian PT Multi Nice Paper Indonesia (MNPI) akan memberikan dampak dan kontribusi positif di masa mendatang," kata Mengky dalam keterangan resminya melalui keterbukaan informasi, Senin, 6 Januari 2025. 

Adapun Mengky menambahkan pembentukan anak usaha tersebut bukan transaksi material sehingga tidak memerlukan persetujuan RUPS. Pasalnya, nilai setoran modal ke JV tersebut di bawah 20 persen dari total nilai ekuitas MMIX.

Sri Mulyani Usul Pembelajaran Saham Mulai SD, Ini Kata Pengamat

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani usul pendidikan pasar modal dapat dilakukan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD). Lalu apa kata pengamat pasar modal terkait hal itu?

Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy menuturkan,  instrumen saham dapat dikenalkan kepada siswa Sekolah Dasar (SD). Ia menilai, mengenalkan instrumen saham kepada siswa SD seperti investasi untuk jangka panjang. “Tidak apa-apa (mengenalkan saham kepada siswa SD-red). Hanya untuk mengenalkan sebagai ilmu, itu tidak apa-apa,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (7/1/2025).

Akan tetapi, menurut Budi, hal penting juga untuk mengenalkan investasi saham kepada orangtua. “Kalau anaknya mengerti saham, tetapi orangtuanya belum paham itu juga tidak efektif. Jadi orangtua juga harus diberikan edukasi,” ujar dia.

Budi menilai untuk meningkatkan jumlah investor saham di pasar modal juga bisa lewat edukasi mulai dari mahasiswa. Selain itu, mengenalkan investasi saham kepada karyawan dari emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Di BEI ada 943 emiten. Kenalkan saham kepada karyawan di emiten tersebut. Coba kalau ada 100-200 karyawan bisa tambah jutaan (investor-red). Selain itu, Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga cukup banyak,” kata dia.

 

 

Kata Pakar Pendidikan

Sementara itu, Pakar Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Holy Ichda Wahyuni menuturkan, kebijakan ini perlu dikaji ulang dengan riset dan pengkajian mendalam.

“Karena memasukkan unsur baru dalam kurikulum tentu banyak sekali aspek yang menjadi pertimbangan, dan kesiapan yang matang terhadap berbagai instrumen,” kata Holy, Jumat, 3 Januari 2025, seperti dikutip dari laman um-surabaya.ac.id, Selasa (7/1/2025).

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya