Kredit BNPL Capai Rp 35,14 Triliun per November 2024

Penggunaan layanan buy now pay later (BNPL) makin diminati. Pertumbuhan BNPL diproyeksikan akan mencapai 30% pada Desember 2025, sejalan dengan prediksi pertumbuhan portofolio kredit nasional yang juga diperkirakan mencapai dua digit.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jan 2025, 21:35 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 21:35 WIB
Habis Pinjol, Muncul Paylater si Penjerat Utang Baru
Habis Pinjol, Muncul Paylater si Penjerat Utang Baru (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan layanan buy now pay later (BNPL) makin diminati. Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit (IdScore), Tan Glant Saputrahadi mengungkapkan, kondisi tersebut mengindikasikan bahwa perilaku konsumtif masyarakat masih tinggi.

Pertumbuhan BNPL diproyeksikan akan mencapai 30% pada Desember 2025, sejalan dengan prediksi pertumbuhan portofolio kredit nasional yang juga diperkirakan mencapai dua digit.

"Berdasarkan data yang dihimpun oleh PEFINDO Biro Kredit (IdScore) hingga November 2024, pertumbuhan fasilitas BNPL tercatat sebesar 24,53% secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan total nilai portofolio kredit mencapai Rp 35,14 triliun," ungkap Glant dalam media gathering, Kamis (16/1/2025).

Meskipun penetrasi BNPL masih terkonsentrasi di pulau Jawa, terutama wilayah Jabodetabek dengan share mencapai 31,71%, potensi pertumbuhan di wilayah lain masih sangat besar. Dari sisi pengguna, generasi muda (Gen Z dan Milenial) masih dominan sebagai debitur BNPL. Rinciannya, milenial dengan rentang kelahiran 1981-1996 mendominasi sebesar 48,27 persen. Kemudian gen-Z yang lahir antara 1997-2012 tercatat 39,94 persen. Sisanya generasi X yang lahir pada 1965-1980 andil 11,35 persen.

"Tujuan penggunaan fasilitas BNPL pun beragam, seperti belanja e-commerce sebanyak 33%, pembelian tiket (termasuk travel) 21,1% dan transaksi lainnya seperti pembayaran via QRIS yang tercatat sebanyak 41,9%," papar Glant.

Di sisi lain, tren non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah pada BNPL yang terus menunjukkan penurunan cukup signifikan. Dari titik tertinggi 6,66% di bulan September 2023, NPL BNPL pada November 2024 berada di angka 3,21%.

Penurunan signifikan ini didorong oleh perbaikan kualitas portofolio kredit dan akuisisi kredit, terutama di sektor fintech dan dengan semakin banyaknya Bank Buku IV yang terjun ke industri ini.

 

Faktor Utama

Penggunaan Paylater
Seseorang menunjukkan sejumlah tagihannya di paylater salah satu di e-commerce. (Gempur M Surya/Liputan6.com)... Selengkapnya

Beberapa faktor utama yang mempengaruhi portofolio kredit BNPL antara lain adalah BI Rate, inflasi, indeks konsumsi rumah tangga, dan NPL. “Dengan pengelolaan yang baik terhadap faktor-faktor tersebut, pertumbuhan industri BNPL diharapkan dapat terus berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional” kata Glant.

IdScore mencatat penyaluran BNPL dari bank digital mencapai Rp 11,66 triliun, atau tumbuh 8,24%. Dari Bank Umum Rp 8,48 triliun atau tumbuh 67,24%, dari LPBBTI tumbuh 13,78% mencapai Rp 7,35 triliun. Kemudian dari perusahaan pembiayaan mencapai 4. Rp7,08T dari atau tumbuh 36,17%.

 

 

BNPL Lampaui Kartu Kredit

Jumlah pengguna fasilitas BNPL tumbuh signifikan hingga mencapai 48,4 juta pada Oktober 2024. Ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 28,64%, jauh melampaui kartu kredit. Adapun pengguna kartu kredit hanya mencapai 13,9 juta pada periode yang sama, dengan pertumbuhan relatif kecil sebesar 3,22%.

BNPL lebih cepat bertumbuh dibandingkan kartu kredit karena fleksibilitas dan kenyamanan dalam penggunaannya. Promo menarik yang ditawarkan, seperti diskon atau cashback. Kemudahan persetujuan (instant approval) tanpa proses pengajuan yang rumit seperti kartu kredit.

Menjadi pertimbangan juga, yakni desain UI/UX yang lebih sesuai dengan gaya hidup kalangan muda. Serta integrasi dengan merchant online atau e-commerce yang memudahkan transaksi. Fasilitas BNPL menjadi pilihan utama bagi konsumen, terutama generasi muda, karena kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan. Hal ini menjadikan BNPL sebagai kompetitor kuat bagi kartu kredit dalam menyediakan layanan kredit berbasis digital.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya