Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (17/1/2025). IHSG akan menguji posisi 7.222-7.323.
IHSG menguat 0,39 persen ke posisi 7.107, penguatan IHSG pun sudah mencapai target minimal yang diberikan dan tertahan resistance 7.197 pada Kamis, 16 Januari 2025.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG ini merupakan bagian awal dari wave © dari wave B pada skenario hitam. Dengan demikian, IHSG masih terdapat peluang menguat menguji 7.222-7.323.
Advertisement
“Namun, apabila IHSG terkoreksi agresif menembus 6.931, diperkirakan IHSG akan menguji 6.742-6.835 untuk membentuk wave © dari wave Y,” ujar Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.931,6.843 dan level resistance 7.197,7.341.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis moving average (MA)20 harian dengan bearish candle serta volume rendah.
“Selama di atas garis MA20, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA50,” kata Wafi.
Ia menuturkan, jika kembali breakdown garis MA20, IHSG berpeluang untuk kembali melemah dan menguji support garis MA5.
“Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.000-7.200,” kata Wafi.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan resistance di level 7.070-7.200. “Ada potensi koreksi, tetap hati-hati,”
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indah Kiat Pulp and Papers Tbk (INKP), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Ultrajaya Milk Industri Tbk (ULTJ).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) - Buy on Weakness
Saham ADRO menguat 0,42% ke 2.410, tetapi penguatannya masih tertahan oleh MA20. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi saham ADRO saat ini berada pada bagian awal dari wave (b) dari wave [b] pada skenario hitam atau wave [ii] pada skenario merah.
Buy on Weakness: 2.360-2.410
Target Price: 2.520, 2.660
Stoploss: below 2.300
2.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Buy on Weakness
Saham ANTM terkoreksi 0,65% ke 1.520 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi ANTM saat ini berada pada bagian dari wave C dari wave (B)," kata dia.
Buy on Weakness: 1.465-1.495
Target Price: 1.575, 1.620
Stoploss: below 1.410
3.PT Indah Kiat Pulp and Papers Tbk (INKP) - Buy on Weakness
Saham INKP menguat 1,92% ke 6.650 dan masih didominasi oleh volume beli, tetapi penguatannya masih tertahan resistance 6,750.
"Kami perkirakan, posisi INKP saat ini berada di awal wave [iv] sehingga masih berpeluang melanjutkan penguatannya," kata dia.
Buy on Weakness: 6.550-6.650
Target Price: 7.000, 7.375
Stoploss: below 6.425
4.PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) - Buy on Weakness
Saham MDKA terkoreksi 0,62% ke 1.600 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Saat ini, diperkirakan posisi MDKA berada pada bagian dari wave B dari wave (A), sehingga masih rawan melanjutkan koreksinya dahulu," ujar dia.
Buy on Weakness: 1.465-1.550
Target Price: 1.745, 1.895
Stoploss: below 1.330
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 16 Januari 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Kamis (16/1/2025). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup naik 0,39 persen ke posisi 7.107,51. Indeks saham LQ45 bertambah 0,09 persen ke posisi 827,86. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.190,61 dan level terendah 7.071,91. Sebanyak 302 saham memerah sehingga tahan penguatan IHSG. 289 saham menguat sehingga angkat IHSG. 209 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.625.963 kali dengan volume perdagangan 17 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 430,33 miliar. Sepanjang 2025, investor asing jual saham Rp 2,92 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau pada Kamis pekan ini. Sektor saham properti melesat 0,95 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi mendaki 0,71 persen, sektor saham industri menguat 0,08 persen, sektor saham keuangan melompat 0,64 persen. Lalu sektor saham infrastruktur melesat 0,37 persen dan sektor saham transportasi bertambah 0,13 persen.
Sementara itu, sektor saham consumer siklikal susut 1,99 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham kesehatan terpangkas 0,84 persen, sektor saham teknologi merosot 0,47 persen, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,34 persen dan sektor saham basic melemah 0,11 persen.
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak menguat mengikuti momentum positif dari pasar global setelah merespons rilis data inflasi Amerika Serikat (AS), yang menyebabkan penurunan imbal hasil treasury AS dan memberikan kelegaan bagi pasar saham.
Dari mancanegara, pelaku pasar tampaknya merespon rilis data inflasi AS Desember 2024 yang sebesar 0,4 persen, inflasi secara tahunan mencapai 2,9 persen sesuai dengan perkiraan dan inflasi inti 3,2 persen, atau turun dari bulan sebelumnya atau lebih baik dari perkiraan sebesar 3,3 persen.
“Dengan demikian, pelaku pasar memiliki harapan ini akan memberikan peluang bagi The Federal Reserve (the Fed) untuk memangkas suku bunga acuannya, namun, tentunya pelaku pasar perlu mempertimbangkan di saat ketidakpastian pemangkasan suku bunga acuan,” demikian seperti dikutip.
Sebelumnya, pejabat The Fed mengatakan masih ada ketidakpastian, menunggu kebijakan pemerintahan Donald Trump. Dengan kembalinya Donald Trump, diprediksi akan meningkatkan pertumbuhan dan mendorong kembali kenaikan inflasi.
Dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga dan memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen, yang tentunya di luar dari prediksi pasar.
BI mengungkapkan keputusan tersebut konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
Advertisement