Bursa Saham Asia Lesu Imbas Donald Trump Terapkan Tarif Impor ke 3 Negara Ini

Penerapan tarif impor kepada Kanada, Meksiko dan China oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menekan bursa saham Asia Pasifik pada Senin, 3 Februari 2025.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Feb 2025, 07:43 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2025, 07:43 WIB
Bursa Saham Asia Lesu Imbas Donald Trump Terapkan Tarif Impor ke 3 Negara Ini
Bursa saham Asia Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Senin (3/2/2025). (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Senin (3/2/2025). Bursa saham Asia lesu setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif dagang kepada Kanada, Meksiko, dan China mulai 1 Februari 2025.

Mengutip CNBC, indeks ASX 200 di Australia turun 1,86 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang susut 1,84 persen pada saat pembukaan perdagangan. Indeks Topix tergelincir merosot 1,75 persen.

Selain itu, indeks Kospi di Korea Selatan terpangkas 2,32 persen, dan indeks Kosdaq anjlok 1,9 persen.Sementara itu, bursa saham China masih libur Tahun Baru Imlek 2025.

Adapun data aktivitas manufaktur jasa global Caixin/S&P untuk China akan dirilis. Purchasing Manager’s Index (PMI)  diperkirakan mencapai 50,5, menurut estimasi jajak pendapat Reuters.

Pada Sabtu,1 Februari 2025, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah penerapan tarif 25 persen untuk impor dari Meksiko dan Kanada, serta tarif 10 persen untuk barang-barang dari China.

Ekspor energi dari Kanada akan menghadapi tarif yang dikurangi sebesar 10 persen yang akan mulai berlaku pada Selasa, di Amerika Serikat.

Adapun AS mendapatkan bisnis tahunan sekitar USD 1,6 triliun dengan ketiga negara itu.

Selain penerapan tarif impor oleh AS, investor juga akan menilai dampak dari India Union Budget yang rilis akhir pekan yang menawarkan keringanan pajak penghasilan besar bagi kelas menengah di India.

Pemerintah India juga berjanji mengurangi defisit fiskal menjadi 4,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun yang dimulai pada 1 April, penurunan dari 4,8 persen yang direvisi untuk tahun berjalan, di antara langkah-langkah lainnya.

Pada pekan lalu di wall street, tiga indeks acuan utama melemah. Indeks S&P 500 melemah 0,50 persen ke posisi 6.040,53. Indeks Dow Jones terpangkas 337,47 poin atau 0,75 persen yang didorong saham Chevron. Indeks Dow Jones ditutup ke posisi 44.544,66. Indeks Nasdaq susut 0,28 persen menjadi 19.627,44.

Penutupan Bursa Saham Asia pada 31 Januari 2025

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, bursa saham Asia sebagian besar menguat pada Jumat, 31 Januari 2025 setelah wall street naik seiring investor menilai laba raksasa perusahaan teknologi.

Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,15 persen dan ditutup ke posisi 39.572,49. Indeks Topix bertamabh 0,24 persen dan ditutup ke posisi 2.788,66.

Indeks harga konsumen tidak termasuk makanan segar, naik 2,5 persen year on year (YoY) pada Januari, dibandingkan 2,4 persen pada bulan sebelumnya. Pembacaan terbaru sejalan dengan estimasi Reuters.

Selain itu, tingkat pengangguran Jepang pada Desember turun menjadi 2,4 persen dari 2,5 persen pada bulan sebelumnya, meleset dari estimasi Reuters sebesar 2,5 persen.

Sementara itu, penjualan ritel Jepang pada Desember naik 3,7 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan output industri pada Desember tumbuh 0,3 persen month on month (MoM) dari 2,2 persen pada bulan sebelumnya.

Indeks Kospi Korea Selatan terpangkas 0,77 persen ke level 2.517,37. Sedangkan indeks Kosdaq mendatar ke posisi 728,29 setelah turun selama empat hari.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat dalam tiga hari berturut-turut hingga ditutup ke level tertinggi sepanjang masa. Indeks naik 0,45 persen menjadi 8.532,30.

Indeks harga produsen Australia menguat 3,7 persen sepanjang tahun hingga Desember 2024, berdasarkan data yang dirilis Biro Statistik Australia.

Indeks acuan Nifty di India menguat 1,18 persen. Sedangkan indeks BSE Sensex menguat 0,94 persen. Bursa saham Hong Kong dan China masih libur Imlek.

 

Penutupan Wall Street pada 31 Januari 2025

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)... Selengkapnya

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Jumat, 31 Januari 2025. Indeks S&P 500 anjlok seiring kabar tarif agresif Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagang utama AS akan dimulai pada Sabtu, 1 Februari 2025.

Mengutip CNBC, indeks S&P 500 terpangkas 0,50 persen ke posisi 6.040,53. Indeks Dow Jones anjlok 337,47 poin atau 0,75 persen terbebani oleh penurunan saham Chevron. Indeks Dow Jones ditutup ke posisi 44.544,66. Indeks Nasdaq susut 0,28 persen menjadi 19.627,44.

Pergerakan bursa saham dipengaruhi pernyataan Gedung Putih soal tarif dagang. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengumumkan pada Jumat sore waktu setempat kalau tarif Donald Trump akan berlaku pada Sabtu. Donald Trump akan menaikkan tarif 25 persen kepada Kanada dan Meksiko, di samping bea masuk 10 persen kepada China.

Pada sesi tertingginya, saham unggulan Dow Jones telah naik lebih dari 170 poin. Saham yang memiliki eksposur ke pasar ini bereaksi seperti perusahaan pembuat bir Corona Constellation Brands dan jaringan makanan Meksiko Chipotle yang masing-masing turun 2 persen dan 1 persen setelah berita itu.

"Ini sangat mirip dengan apa yang kita lihat pada Senin dengan DeepSeek bukan?Jadi ada beritanya, reaksi pertama adalah menjual,” ujar Senior Investment Strategist US Bank Asset Management Group Tom Hainlin.

 

Fokus terhadap Apple

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)... Selengkapnya

Ia menambahkan, ada reaksi awal terhadap berita utama tentang tarif. "Kami tidak memiliki rincian tentangnya. Kami tidak memiliki rincian tentang persentasenya, apakah itu sementara atau permanen, reaksi apa yang mungkin Anda dapatkan dari Kanada, Meksiko dan China,” ujar dia.

"Perspektif kami adalah kami akan menunggu, dan mencari tahu kapan kebijakan yang sebenarnya diterapkan,” kata Hainlin.

Selain itu, investor juga fokus pada Apple yang melampaui harapan kuartal pertama tahun fiskal. Sementara Apple melaporkan penjualan yang mengecewakan terkait dengan iPhone, pendapatan jasa tampaknya menjadi sorotan. Saham Apple turun 0,7 persen.

Di sisi lain, saham Chevron dan Exxon Mobil masing-masing susut 4,6 persen dan 2,5 persen, seiring kinerja kuartal IV yang mengecewakan.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya