Astra Otoparts Kantongi Laba Rp 2,03 Triliun pada 2024

Aset Astra Otoparts sampai dengan 31 Desember 2024 naik menjadi Rp 21,03 triliun dibanding posisi akhir 2023 sebesar Rp 19,61 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 8,88 triliun dan aset tidak lancar Rp 12,15 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 25 Feb 2025, 13:20 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 13:20 WIB
Astra Otopart Siap Isi Kekosongan yang Ditinggalkan Ford?
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Pendapatan Astra Otoparts sampai dengan 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp 19,07 triliun. Pendapatan itu naik 2,28 persen dibandingkan pendapatan pada 2023 yang tercatat sebesar Rp 18,65 triliun.

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan pada 2024 naik menjadi Rp 16 triliun dibanding Rp 15,57 triliun pada 2023. Alhasil, perseroan membukukan laba bruto Rp 3,07 triliun, lebih rendah dari laba kotor 2023 yang tercatat sebesar Rp 3,08 triliun.

Pada 2024, perseroan membukukan beban penjualan Rp 992,27 miliar, serta beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,03 triliun. Namun di samping itu, perseroan membukukan bagian atas laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 1,04 triliun. Kemudian penghasilan keuangan Rp 205,12 miliar, biaya keuangan Rp 43,84 miliar, penghasilan lain-lain Rp 296,81 miliar, dan beban lain-lain Rp 54,75 miliar.

Kantongi Laba Rp 2,03 Triliun pada 2024

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,03 triliun. Laba itu naik 10,38 persen dibandingkan laba 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,84 triliun. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 422 dari sebelumnya Rp 382 per saham.

Aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 naik menjadi Rp 21,03 triliun dibanding posisi akhir 2023 sebesar Rp 19,61 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 8,88 triliun dan aset tidak lancar Rp 12,15 triliun.

Liabilitas sampai dengan 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp 5,44 triliun, naik dibanding aset pada akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 5,07 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 4,48 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 960,32 miliar.

Sementara, ekuitas sampai dengan akhir Desember 2024 tercatat sebesar Rp 15,59 triliun. Ekuitas tersebut naik dibandingkan ekuitas pada akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 14,54 triliun.

 

Gerak Saham AUTO

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Pada perdagangan hari ini, saham AUTO naik 0,99 persen ke posisi 2.040 saat berita ditulis. Dalam sepekan, AUTO stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen. Adapun sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham AUTO turun 11,30 persen.

PT Astra Otoparts Tbk adalah anak usaha dari Astra International yang bergerak di bidang produksi suku cadang otomotif. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1976 saat William Soeryadjaya dan PT Djaya Pirusa mendirikan PT Alfa Delta Motor yang bergerak di bidang perdagangan otomotif, perakitan mesin, dan konstruksi.

Pada Juni 1977, nama PT Alfa Delta Motor diubah menjadi PT Pacific Western. Pada bulan Februari 1981, nama PT Pacific Western diubah menjadi PT Menara Alam Teknik, dengan seluruh sahamnya dipegang oleh PT Summa Surya, PT Windu Tri Nusantara, dan PT Multivest.

 

Beli Saham Menara Alam

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Pada 1983, Astra International membeli saham PT Menara Alam Teknik yang dipegang oleh PT Summa Surya. Sementara itu, pada tahun 1991, Astra International juga mendirikan perusahaan ini dengan nama PT Federal Adiwira Serasi. Pada bulan Maret 1993, nama PT Menara Alam Teknik diubah menjadi PT Menara Alam Pradipta, dan pada bulan Desember 1993, seluruh saham PT Menara Alam Pradipta diakuisisi oleh Astra International.

Pada bulan Juli 1996, nama PT Menara Alam Pradipta diubah menjadi PT Astra Pradipta Internusa. Kemudian PT Astra Pradipta Internusa digabung ke dalam perusahaan ini. Pada bulan Desember 1996, nama perusahaan ini diubah menjadi PT Astra Dian Lestari, dan pada bulan November 1997, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang. Pada tahun 1998, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya