PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) mengungkapkan porsi pemegang saham asing dalam proses penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham perusahaan mencapai 70% dari total efek yang dilepas ke publik. Sementara sisanya mampu diserap pemodal lokal.
"Saham dari Electronic City banyak diminati oleh investor asing hingga 70% dari total saham yang dilepas pada saat IPO," ujar Direktur PT Danareksa Sekuritas, Iman Hilmansah ketika ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Iman mengakui, waktu pelaksanaan pencatatan perdana saham ECII memang dilakukan kala keadaan ekonomi global sedang tidak baik. Apalagi perekonomian nasional diwarnai dengan sentimen kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Namun kedua faktor tersebut, ujar Iman, takkan menyurutkan minat investor asing dan lokal untuk kembali mengoleksi saham perusahaan ritel elektronik tersebut.
"Kami yakin kalau saham perseroan masih sangat menarik, jadi banyak diminati oleh investor," ungkapnya.
Sebagai informasi, PT Electronic City Indonesia hari ini resmi mencatatkan saham perusahaan di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan harga perdana di level Rp 4.500 per lembar, pergerakan saham ECII kurang bergairah seiring kondisi pasar lokal dan regional yang tengah tertekan.
Akibatnya, saham ECII sempat dibuka melemah ke posisi Rp 4.050 per saham. Posisi terendah saham masih menempati level Rp 4.000 per saham. Untuk saham yang ditransaksikan sebanyak 12 kali transaksi dengan volume mencapai 291 lot dan memiliki nilai sebesar Rp591 juta.
Perseroan melepas saham sebanyak-banyaknya 333 juta saham, atau sekitar 25% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. (Dis/Shd)
"Saham dari Electronic City banyak diminati oleh investor asing hingga 70% dari total saham yang dilepas pada saat IPO," ujar Direktur PT Danareksa Sekuritas, Iman Hilmansah ketika ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Iman mengakui, waktu pelaksanaan pencatatan perdana saham ECII memang dilakukan kala keadaan ekonomi global sedang tidak baik. Apalagi perekonomian nasional diwarnai dengan sentimen kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Namun kedua faktor tersebut, ujar Iman, takkan menyurutkan minat investor asing dan lokal untuk kembali mengoleksi saham perusahaan ritel elektronik tersebut.
"Kami yakin kalau saham perseroan masih sangat menarik, jadi banyak diminati oleh investor," ungkapnya.
Sebagai informasi, PT Electronic City Indonesia hari ini resmi mencatatkan saham perusahaan di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan harga perdana di level Rp 4.500 per lembar, pergerakan saham ECII kurang bergairah seiring kondisi pasar lokal dan regional yang tengah tertekan.
Akibatnya, saham ECII sempat dibuka melemah ke posisi Rp 4.050 per saham. Posisi terendah saham masih menempati level Rp 4.000 per saham. Untuk saham yang ditransaksikan sebanyak 12 kali transaksi dengan volume mencapai 291 lot dan memiliki nilai sebesar Rp591 juta.
Perseroan melepas saham sebanyak-banyaknya 333 juta saham, atau sekitar 25% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. (Dis/Shd)