Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup akhir pekan dengan bergerak menguat 28,88 poin (0,63%) ke level 4.633,10. Namun penguatan indeks tak sepenuhnya berjalan mulus karena sempat beberapa kali menyentuh zona merah. Dengan pencapaian ini, Indeks mengakhiri pekan di awal bulan puasa dengan bergerak menghijau selama tiga hari berturut-turut.
Penguatan IHSG kali ini tak terlepas dari kabar positif dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang berimbas pada menguat bursa saham regional termasuk Indonesia. Gubernur The Fed, Ben S Bernanke, dalam sebuah kesempatan mengatakan perekonomian negaranya hingga saat ini masih membutuhkan stimulus untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi negaranya.
Sontak pernyataan yang disampaikan Bernanke itu membuat pelaku pasar berasumsi rencana pemotongan program stimulus akan kembali dipertimbangkan masak-masak pelaku pasar.
"Sebenarnya bursa saham Indonesia ini banyak dipengaruhi oleh global dan sewaktu bursa saham Indonesia melemah satu bulan ini lebih banyak dipengaruhi oleh statement Amerika, terutama oleh Gubernur Bank Central Amerika, Bernanke," kata Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Icshan dalam perbincangan dengan Liputan6.com di kantornya, baru-baru ini.
Fauzi menilai, kabar kebijakan Quantitative Easing yang akan diperkecil pemerintah Amerika Serikat, terutama di pertengahan tahun depan, menyebabkan memicu risiko bahwa kebijakan negara AS akan dipersempit atau lebih ketat. Akibatnya, aliran modal akan kembali ke AS dan hal ini tentunya membuat bursa saham global di negara berkembang turun tajam. "Hal ini terlihat di China, India, Brasil," katanya.
Bagaimana penilaian Fauzi Ichsan terhadap pergerakan IHSG selama pekan 8-12 Juli 2013, berikut adalah video perbincangan Liputan6.com:
Penguatan IHSG kali ini tak terlepas dari kabar positif dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang berimbas pada menguat bursa saham regional termasuk Indonesia. Gubernur The Fed, Ben S Bernanke, dalam sebuah kesempatan mengatakan perekonomian negaranya hingga saat ini masih membutuhkan stimulus untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi negaranya.
Sontak pernyataan yang disampaikan Bernanke itu membuat pelaku pasar berasumsi rencana pemotongan program stimulus akan kembali dipertimbangkan masak-masak pelaku pasar.
"Sebenarnya bursa saham Indonesia ini banyak dipengaruhi oleh global dan sewaktu bursa saham Indonesia melemah satu bulan ini lebih banyak dipengaruhi oleh statement Amerika, terutama oleh Gubernur Bank Central Amerika, Bernanke," kata Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Icshan dalam perbincangan dengan Liputan6.com di kantornya, baru-baru ini.
Fauzi menilai, kabar kebijakan Quantitative Easing yang akan diperkecil pemerintah Amerika Serikat, terutama di pertengahan tahun depan, menyebabkan memicu risiko bahwa kebijakan negara AS akan dipersempit atau lebih ketat. Akibatnya, aliran modal akan kembali ke AS dan hal ini tentunya membuat bursa saham global di negara berkembang turun tajam. "Hal ini terlihat di China, India, Brasil," katanya.
Bagaimana penilaian Fauzi Ichsan terhadap pergerakan IHSG selama pekan 8-12 Juli 2013, berikut adalah video perbincangan Liputan6.com: