Terkapar 78 Poin, Sentimen BI Rate Masih Gerogoti IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar di zona merah dengan melemah sebesar 78,74 poin (1,8%) ke level 4.301,89.

oleh Syahid Latif diperbarui 13 Nov 2013, 16:11 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2013, 16:11 WIB
saham-bri-131015b.jpg
Sentimen keputusan mengejutkan kenaikan tingkat suku bunga acuan BI rate menjadi 7,5% masih menghantui pelaku pasar modal. Tekanan makin besar seiring masih adanya kekhawatiran pengurangan program stimulus dari bank sentral Amerika Serikat (AS).

Ditengah kedua tekanan tersebut, pasar juga diselimuti kekhawatiran seputar kepastian kondisi ekonomi Indonesia khususnya neraca transaksi berjalan yang akan dirilis Bank Indonesia (BI).

Banyak sentimen negatif yang muncul sepanjang perdagangan Rabu (13/11/2013) memaksa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar di zona merah dengan melemah hingga 78,74 poin (1,8%) ke level 4.301,89. Anjloknya IHSG dipicu juga pelemahan indeks saham bluechips yang terkoreksi 2,24%.

Awan kelabu perdagangan hari ini membuat pergerakan saham lebih banyak didominasi penurunan harga saham. Tercatat 233 emiten mengalami koreksi harga sementara hanya 41 emiten yang masih mampu bergerak menguat. Beruntung 72 emiten lainnya bisa mempertahankan levelnya di posisi sebelumnya.

Volume perdagangan saham tercatat mencapai 4,83 miliar saham yang berasal dari 156.818 kali transaksi. Nilai transaksi mencapai Rp 5,42 triliun.

Gerak IHSG kali ini memang langsung melorot masuk zona merah sejak awal perdagangan. Bahkan pada sesi perdagangan, indeks langsung anjlok meninggalkan level 4.400 atau tepatnya 4.358,48.

Indeks bahkan sama sekali tak berkutik dari zona merah dan justru terus tertekan dan melemah lebih dalam. IHSG sempat mencetak level terendah di level 4.284,03 dan hanya membukukan posisi tertinggi 4.358,48.

Pelemahan indeks semakin berat seiring aksi investor asing yang masih doyan menjual sahamnya di pasar modal Indonesia. Asing mencatat nett sell sekitar Rp 500 miliar

Jelang penutupan perdagangan saham, pelaku pasar sebetulnya mulai sedikit mengoreksi pelemahan dengan bergerak menguat. Namun kekhawatiran yang masih cukup tinggi membuat upaya tersebut tak mampu mengangkat indeks dari zona merah.

Seluruh sektor saham kompak bergerak di zona merah dengan pelemahan tertinggi dialami emiten industri aneka, konstruksi dan industri dasar yang masing-masing turun sebesar 3,02%, 2,8% dan 2,4%. Koreksi dalam juga dialami sektor infrastruktur dan keuangan masing-masing 2,1%.

Tiga emiten bluechip kali ini menjadi penghuni daftar penurunan harga saham terdalam. Tercatat SMGR, ITMG, dan UNTR masing-masing terkoreksi Rp 550, Rp 500, dan 450 per saham. Pemuncak top losser kali ini dihuni emiten rokok, HMSP, yang melemah Rp 1.700 per saham.

Berbeda dengan HMSP, emiten rokok GGRM justru memuncaki daftar pencetak untung (top gainer) dengan meraup kenaikan harga saham sebesar Rp 400. Top gainer lainnya adalah AALI yang menguat Rp 300, TOTO, INRU, dan INDF yang masing-masing menguat Rp 200 per saham. (Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya