PT Timah Tbk (TINS), perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), membukukan laba bersih menjadi Rp 515,1 miliar pada 2013. Pencapaian laba bersih perseroan naik 19,34% dari tahun 2012 sebesar Rp 431,6 miliar.
Meski laba bersih perseroan naik, pendapatan perseroan turun 20,51% menjadi Rp 5,85 triliun pada 2013. Padahal pada 2012, pendapatan perseroan mencapai Rp 7,36 triliun.
Pada pos beban pokok pendapatan, perseroan mencatatkan beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 4,4 triliun pada 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,08 triliun. Sehingga laba kotor perseroan menjadi Rp 1,44 triliun pada 2013.
Selanjutnya, perseroan juga menurunkan beban usaha sepanjang 2013. Beban usaha perseroan turun tipis 1,55% menjadi Rp 614,7 miliar pada 2013. Laba usaha perseroan menjadi Rp 829,1 miliar sepanjang 2013. Tahun lalu perseroan tidak mengalami beban eksplorasi.
Total liabilitas dan ekuitas perseroan naik menjadi Rp 7,88 triliun pada 31 Desember 2013 menjadi Rp 6,13 triliun pada 31 Desember 2012.
Berdasarkan keterangan yang diterbitkan, Senin (17/2/2014), Sekretaris Perusahaan PT Tima Tbk, Agung Nugroho menuturkan, kenaikan laba bersih ditunjang dari perbaikan sistem dan efisiensi pada 2013.
Selain itu, Peraturan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral Nomor 24 tahun 2012 berlaku pada awal 2013 mengharuskan Perseroan melakukan perbaikan sistem penambangan dan pola kemitraan.
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/2013 yang berlaku pada 30 Agustus 2013 juga mengharuskan Perseroan melakukan penjualan logam baloknya melalui satu pintu yaitu bursa komoditi dan derivatif Indonesia.
Pada perdagangan saham Senin ini, saham TINS ditutup naik 3,65% ke level Rp 1.420 per saham. Nilai transaksi perdagangan saham mencapai Rp 41,2 miliar.
Penjualan dan Produksi Perseroan
PT Timah Tbk mencatatkan penjualan logam timah dari 34,934 ton pada 2012 menjadi sebesar 23,237 ton pada 2013. Untuk produksi bijih timah mencapai 29,776 ton pada 2012 menjadi sebesar 26,204 ton pada 2013. Harga rata-rata jual timah mengalami kenaikan tampaknya berpengaruh terhadap kinerja perseroan. Harga rata-rata timah sekitar US$ 21.505 metric ton pada 2012 menjadi sebesar US$ 22.751 metric ton pada 2013. (Fik/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Meski laba bersih perseroan naik, pendapatan perseroan turun 20,51% menjadi Rp 5,85 triliun pada 2013. Padahal pada 2012, pendapatan perseroan mencapai Rp 7,36 triliun.
Pada pos beban pokok pendapatan, perseroan mencatatkan beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 4,4 triliun pada 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,08 triliun. Sehingga laba kotor perseroan menjadi Rp 1,44 triliun pada 2013.
Selanjutnya, perseroan juga menurunkan beban usaha sepanjang 2013. Beban usaha perseroan turun tipis 1,55% menjadi Rp 614,7 miliar pada 2013. Laba usaha perseroan menjadi Rp 829,1 miliar sepanjang 2013. Tahun lalu perseroan tidak mengalami beban eksplorasi.
Total liabilitas dan ekuitas perseroan naik menjadi Rp 7,88 triliun pada 31 Desember 2013 menjadi Rp 6,13 triliun pada 31 Desember 2012.
Berdasarkan keterangan yang diterbitkan, Senin (17/2/2014), Sekretaris Perusahaan PT Tima Tbk, Agung Nugroho menuturkan, kenaikan laba bersih ditunjang dari perbaikan sistem dan efisiensi pada 2013.
Selain itu, Peraturan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral Nomor 24 tahun 2012 berlaku pada awal 2013 mengharuskan Perseroan melakukan perbaikan sistem penambangan dan pola kemitraan.
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/2013 yang berlaku pada 30 Agustus 2013 juga mengharuskan Perseroan melakukan penjualan logam baloknya melalui satu pintu yaitu bursa komoditi dan derivatif Indonesia.
Pada perdagangan saham Senin ini, saham TINS ditutup naik 3,65% ke level Rp 1.420 per saham. Nilai transaksi perdagangan saham mencapai Rp 41,2 miliar.
Penjualan dan Produksi Perseroan
PT Timah Tbk mencatatkan penjualan logam timah dari 34,934 ton pada 2012 menjadi sebesar 23,237 ton pada 2013. Untuk produksi bijih timah mencapai 29,776 ton pada 2012 menjadi sebesar 26,204 ton pada 2013. Harga rata-rata jual timah mengalami kenaikan tampaknya berpengaruh terhadap kinerja perseroan. Harga rata-rata timah sekitar US$ 21.505 metric ton pada 2012 menjadi sebesar US$ 22.751 metric ton pada 2013. (Fik/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com