Liputan6.com, Jakarta Popularitas boyband dan girlband medio 1990-an silam memang tak bisa dibendung. Pecinta musik kala itu, dijejali dengan lagu-lagu bernuansa pop manis yang didengungkan oleh Spice Girls, Backstreet Boys, Nsync hingga Boyzone.
Seiring dengan berkembangnya industri musik modern, genre pop manis yang dibawakan boyband dan girlband pun tak lagi dilirik. Hal itu yang membuat boyband seperti Boyzone sulit untuk kembali ke era kejayaan mereka.
"Tahun 1990-an itu eranya pop music, ada Spice Girls, Backstreet Boys, Nsync dan Boyzone. Sekarang ada lagi boyband girlband bahkan boygirl band, hahaha," terang Ronan Keating, personel Boyzone, disela jumpa pers di Asean Room, Sultan Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (21/5/2015).
Ditambahkan Ronan Keating, Boyzone sempat mengalami kesulitan untuk bersaing di era musik digital dan modern seperti saat ini. Terlebih, saat Boyzone harus kehilangan salah satu anggotanya, Stephen Gately.
Hingga kemudian, Ronan Keating Cs merotasi genre bermusik mereka dengan sentuhan musik pop yang baru. "Musik selalu berubah, trennya juga berubah sekarang ini, banyak juga yang indie. Saat ini pop waktunya kembali lagi," terang Ronan Keating.
Kebangkitan musik pop dimanfaatkan oleh Boyzone untuk kembali berkarya. Dua album baru bertajuk BZ 20 dan From Dublin to Detroit jadi pembuktian boyband asal Irlandia itu untuk kembali merebut hati pecinta musik di seluruh dunia.(Gie/Mer)
Advertisement