Liputan6.com, Jakarta Perhelatan kirab patung dewa dan peringatan HUT Kongco Kwan Sing Tee Koen di Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur bakal berlangsung dengan meriah. Acara yang akan dimulai di awal bulan Agustus bakal dimeriahkan beberapa seniman lokal.
Mereka bakal tampil bersama beberapa penampil lain dari beberapa daerah. Pementasan tari kolosal yang mengisahkan sejarah Sam Kok, akan ditampilkan oleh Excedio Surabaya dengan pimpinan Toni Susanto. Selain itu, juga bakal tampil artis ternama dari ibu kota, Vicky Shu pada Jumat (7/8/2015) malam.
Liem Tjeng Gie atau Alim Sugiantoro, ketua penilik demisioner kelenteng tersebut yang merupakan inisiator acara mengungkapkan, sejak 2010, Kelenteng Kwan Sing Bio menghentikan aktivitas kirab patung dewa atau kirab Kiemsin. Alasannya, karena kemelut internal yang melanda kepengurusan. Baru pada tahun ini, kirab tersebut akan kembali dihidupkan. Dia menegaskan, acara akbar tersebut merupkaan bukti eratnya persaudaraan antarkelenteng atau vihara di Tanah Air.
"Melalui kirab Kiemsin nanti, saya ingin mengembalikan kejayaan Kwan Sing Bio sebagai kelenteng di Tuban atau Jawa Timur yang paling berpengaruh tidak hanya di Indonesia saja, tapi juga di Asia Tenggara," katanya.
Alim juga mengatakan, acara nanti juga bakal mendukung peningkatan perekonomian masyarakat. Dia memberi contoh, banyaknya pengunjung yang datang akan membuka peluang bagi warga setempat untuk meraih pendapatan. Mulai dari warung kecil hingga pedagang oleh-oleh khas Tuban, diyakini bakal meraih peningkatan pendapatan. Bahkan hotel dan juga restoran juga diperkirakan bakal meningkat pendapatannya.
Karena itu, dia menyesalkan kegiatan tersebut yang sempat vakum. "Terlalu murah kiranya kirab berhenti hanya karena persoalan internal. Kali ini kami membuktikan kalau sekarang, pengurus, penilik, dan juga umat telah bersatu," terangnya.
Advertisement
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ketua Umum Demisioner, Gunawan Putra Wirawan. Menurutnya, kirab Kiemsin merupakan acara yang memiliki unsur magis. Katanya, tontonan yang umum disuguhkan adalah ketika bergetarnya sebagian tandu yang mengusung Kiemsin.
"Bahkan begitu kuatnya getaran tandu tersebut, sejumlah orang yang memikulnya pontang-panting. Beberapa di antaranya terbanting dan jatuh. Tidak sedikit pengusung tandu yang tak mampu melangkah," pungkas Gunawan Putra Wirawan.