Sibuk Solo Karier, Toma Hengkang dari Mocca?

Saat peluncuran audiobook-nya, Toma absen manggung dengan Mocca.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 23 Okt 2016, 11:00 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2016, 11:00 WIB
Mocca
Saat peluncuran audiobook-nya, Toma absen manggung dengan Mocca.

Liputan6.com, Jakarta Bassist band Mocca, Toma Pratama kini punya kesibukan baru. Musikus asal Bandung ini baru saja meluncurkan proyek musik solo berbentuk audiobook bertajuk Teman Sepuluh Tahun.

Dalam buku setebal 42 halaman itu, Toma Mocca memadukan 13 prosa dengan musik electronic down tempo lengkap dengan storyteller. Bukan cuma itu, Toma juga menanggalkan semua atribut Mocca. Ia memilih menggunakan topeng serigala yang disebutnya sebagai SWUN (someone with unique name).

Toma Pratama  mengenakan topeng SWUN

"Ini enggak ada kaitannya dengan Mocca. Jangan panggil Toma. SWUN aja," kata Toma Mocca di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2016).

Akibatnya, banyak yang menduga Toma akan meninggalkan Mocca yang sudah 17 tahun digawanginya. Apalagi, di saat bersamaan peluncuran audiobook-nya, Toma meminta izin untuk absen manggung dengan Mocca.

"Enggak (hengkang). Mocca bebaskan berkarya selama bertanggung jawab dalam hal waktu. Memang hari ini Mocca tampil di Bandung bentrok dengan launching ini, tapi mereka memaklumi karena ini rilis pertama," ucap Toma Mocca.

Di proyek audiobook Teman Sepuluh Tahun ini Toma Mocca tak sendirian. Ia menggandeng duet penulis dan ilustrator muda "Dalam Jenggala", Roni Ernawan dan Anom Farid. Dengan pengalaman barunya ini Toma berharap bisa mengobati kerinduan penikmat musik kontemporer.

Mocca band. (sumber: instagram.com/moccaofficial)

"Sebelum dengan Mocca, gue memang sudah suka yang elektronik begini. Waktu gabung di Mocca kayak terkubur dulu, nah pas dapat proyek ini seperti bangkit lagi. Seru banget, dari 14 track yang dibuat ada sensasi gimana satukan musik, lirik dan puisinya yang bikin galau banget," ujarnya.

Rencananya, buku terbitan pertama Binatang Press ini akan dicetak secara eksklusif 500 eksemplar saja. "Pengin bikin limited edition atau eksklusif. Soal akan ada penambahan atau tidak kami nanti bicarakan lagi," kata Johansyah‎, perwakilan Binatang Press. (Ras)‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya