Liputan6.com, Jakarta Di era digital ini, mungkin sulit membayangkan nasib Samara—atau Sadako—dedemit dalam film The Ring. Masalahnya, hantu perempuan yang muncul dari sumur ini menebarkan kutukan mematikan lewat kaset VHS yang kini telah jadi artefak masa lalu. Untung, film Rings menyelamatkan 'karier' Samara di era modern.
Kutukan Samara, kini tak hanya beredar dari VHS ke VHS, namun telah berubah bentuk menjadi file digital. Aturannya tetap sama, siapa pun yang menonton film pendek ini akan mendapat telepon dari Samara, dan bakal jadi almarhum dalam waktu tujuh hari.
Advertisement
Baca Juga
Kutukan Samara, mampir dalam kehidupan Julia (Matilda Lutz) gadis muda yang ditinggal sang kekasih, Holt (Alex Roe), kuliah di kota lain. Holt yang semula bersikap begitu manis, tiba-tiba menjauhinya. Tak berapa lama, Julia malah menerima video call dari akun Holt, namun yang berbicara adalah seorang gadis yang meracau tak jelas.
Penasaran, Julia lantas menyusul sang kekasih ke kampusnya. Di sana, terkuak bahwa Holt menonton video Samara dan akan mati dalam beberapa jam lagi. Tak mau kehilangan Holt, Julia lantas menggandakan file dan menonton video tersebut—syarat untuk lepas dari kutukan Sadako. Ternyata, yang ia tonton berbeda dengan video biasanya. Muncul sejumlah adegan baru yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Berbekal video ini, Julia lantas mencoba memecahkan misteri tentang Samara, sekaligus menghentikan Samara yang akan membunuhnya dalam waktu tujuh hari ke depan.
Mampukah Mengulang Kesuksesan The Ring?
The Ring yang rilis tahun 2002 silam, bisa dibilang salah satu film adaptasi Hollywood yang cukup sukses. Film yang versi Jepangnya bertajuk Ringu ini, dipuji kritikus. Selain dianggap solid, The Ring juga dianggap mampu menghidupkan atmosfer mencekam, yang jarang dimiliki sejumlah film horor pada saat itu.
Nah, 15 tahun kemudian, F. Javier Gutiérrez mencoba menghidupkan kembali kengerian dari The Ring. Sayang, hal ini sama sekali tak terjadi.
Sebagai film horor, Rings terbilang miskin dengan adegan-adegan mengerikan. Pada bagian yang seharusnya terasa menakutkan, aroma kengerian justru terasa kering kerontang. Adegan klimaks pun terasa loyo, tak mampu menaikkan bulu kuduk. Penonton tak ikut merasa terancam. Buat para penggemar horor yang sudah makan asam garam ditakut-takuti beragam judul film dari genre ini, tak ada pendekatan baru yang disajikan Rings.
Ketimbang menakut-nakuti penonton, Rings lebih fokus dalam menguak misteri di balik kejadian mistis yang dialami para pemeran utamanya—suatu pendekatan yang tak bisa dibilang istimewa dalam film horor Hollywood.
Dalam Rings, misteri yang dibedah adalah kisah asal usul Samara. Caranya, dengan penambahan sejumlah materi baru yang tak disebut-sebut dalam The Ring. Sayang, sejumlah elemen baru ini malah membuat kisah misteri dalam Rings terasa hambar. Terutama soal video kutukan—yang selama ini jadi ciri khas film dalam seri ini.
Nuansa surreal yang misterius dalam video asli seri The Ring, tak begitu terasa dalam video baru di film ini. Video versi baru ini bahkan terasa lebih realis, karena dimaksudkan sebagai petunjuk dari Samara. Sayangnya, hal ini membuat keganjilan dalam video baru, tak sepekat video aslinya.
Jadi, apakah masih ada alasan untuk menonton Rings yang di Indonesia akan tayang pada Rabu (22/2/2017) besok? Silakan saja. Terutama kalau Anda ingin tahu bagaimana kini Samara keluar dari sejumlah layar berbagai ukuran—tak hanya layar TV—dan terus menghidupkan kutukannya di era digital ini.
Advertisement