Liputan6.com, Jakarta Harry Potter membawa penggemar ke dunia sihir yang penuh magis. Lewat novel besutan J.K Rowling yang kemudian diadaptasi menjadi film.
Baca Juga
Advertisement
Harry Potter membuat penggemar melwati pengalaman tak terlupakan menyusuri kehidupan manis penyihir yang ternyata berdampingan dengan manusia atau muggle.
Novel Harry Potter karya J.K Rowling yang kemudian diadaptasi ke film sukses menjadi ikon budaya pop baru di abad ke-21. Novel pertama Harry Potter and The Philosopher's Stone dirilis 1997 silam. Novel terakhir yang berjudul Harry Potter and the Deathly Hollows diselesaikan JK Rowling pada 11 Januari 2007.
Film pertama Harry Potter, Harry Potter and the Philosopher's Stone rilis 2001 silam. Sementara, film terakhir Harry Potter, Harry Potter and the Deathly Hollows terbagi menjadi dua bagian (Part I dan Part II).
Saat novel dan film Harry Potter tamat, banyak pembaca tersadar bahwa kehidupan nyata sudah di depan mata. Meski berakhir, penggemar Harry Potter masih belum bisa move on dari cerita keajaiban di dunia sihir.
Cerita dalam novel dan film Harry Potter memiliki sedikit perbedaan yang dilansir dari Pottermore. Penggemar setia Harry Potter kemungkinan menyadarinya. Apa sajakah itu?
Peta Perampok (Marauder's Map)
Di novel dan film Harry Potter, Harry Potter terlihat membawa sebuah peta yang terlihat usang dengan kertas yang kecoklatan. Rupanya, itu bukan peta sembarangan, melainkan Maurader's Map atau Peta Perompak.
Peta Perampok yang dapat memperlihatkan denah Hogwarts dan sekitarnya, termasuk posisi orang-orang di dalam Hogwarts. Dengan peta itu, Harry Potter bisa melarikan diri atau bersembunyi saat ingin melaksanakan sebuah tugas. Di novel, pembaca langsung berimajinasi dengan peta yang bisa memperlihatkan posisi orang di sekitar.
Peta perampok ini dibuat oleh ayah Harry Potter, James Potter, Remus Lupin, Peter Pettigrew, dan Sirius Black. Dalam cerita novelnya, dijelaskan, tak hanya Harry Potter, peta perampok ini juga telah menyelamatkan James dan Lily. Pada masa pertempuran melawan Lord Voldemort dan para Pelahap Mautnya dalam Perang Dunia Sihir I, James dan Lily tergabung dalam Orde Phoenix berhasil meloloskan diri dari Lord Voldemort sebanyak tiga kali.
Di film, gambaran mengenai peta perampok terlihat tambah nyata. Dengan suara langkah kaki yang terdengar jelas. Bahkan, ketegangan saat Harry Potter melarikan diri dari musuh atau berusaha sembunyi juga terlihat jelas, menimbungkan ketegangan sungguhan.
Advertisement
Masuki Pikiran dan Perasaan Harry Potter
Saat membaca novel Harry Potter, pembaca akan dibawa mengetahui isi hati dna pikiran Harry Potter. Tragedi di dalam hidupnya hingga perjalanan dan petualangannya sebagai penyihir.
Setelah orangtuanya tiada, Harry Potter (dalam film diperankan oleh Daniel Radcliffe) diasuh oleh bibinya di dunia manusia yang disebut muggle. Hingga akhirnya, Harry Potter mendapatkan sebuah surat sekolah sihir Hogwarts.
Sejak itu, perjalanan hidup Harry Potter pun akhirnya dimulai, termasuk menghadapi Voldemort. Di sekolah sihir pun, Harry Potter sempat dibuat kesal guru sekolahnya, Profesor Severus Snape, yang digambarkan sebagai salah satu antagonis.
Sejak awal film, Snape dengan gambaran wajah tegas dan rambut hitam legam itu merupakan tangan kanan Voldemort. Padahal, Snape ternyata karakter baik hati yang menyamar menjadi antagonis demi melindungi Harry Potter dan menyelamatkan dunia sihir.
Semua perasaan Harry Potter seolah berubah menjadi nyata ketika filmnya dibuat. Penonton benar-benar ikut merasakan kepedihan atau kebahagiaan Harry Potter.
Harry Potter Tak Becus Hadapi Wanita
Harry Potter digambarkan sebagai anak yatim-piatu yang jauh dari kasih sayang orangtua. Saat tumbuh menjadi remaja, Harry Potter dikelilingi teman-teman yang menyayanginya. Seperti remaja pada umumnya, Harry Potter mulai merasakan cinta monyet, jatuh hati dengan Cho Chang.
Dalam novel Harry Potter, kehidupan cinta Harry Potter terlihat sangat rumit. Harry Potter beberapa kali mengajak kencan Cho Chang. Meski berhasil, Cho Chang akhirnya tetap memilih Cedric Diggory ke pesta dansa dalam Order of the Phoenix.
Setelah Cedric Diggory meninggal dunia, Cho Chang yang tengah bersedih, merasa nyaman saat Harry Potter menghiburnya. Hubungan Harry Potter dan Cho Chang pun ternyata sempat menjadi sangat akrab, keduanya memutuskan berpacaran.
Saat kencan di Hari Valentine, semuanya menjadi bencana. Cho Chang yang merasa sangat sedih saat teringat Cedric Diggory, membuat Harry Potter kesal. Akhirnya, Cho Chang marah besar ketika Harry Potter menyarankan kekasihnya itu untuk bergaul dengan Hermione Granger. Padahal, Cho Chang sempat cemburu dengan kedekatan Harry dan Hermione.Â
Dalam film, hubungan Harry Potter dan Cho Chang digambarkan lebih sederhana. Harry Potter hanya pria kikuk yang bingung menghadapi wanita. Bahkan, sempat menuduh Cho Chang yang telah bergabung dalam Dumbledore's Army mengkhianatinya.
Â
Advertisement
Sosok Filch yang Menyedihkan
Penjaga sekolah Filch yang selalu memegang kucing kesayangannya dalam novel dan film Harry Potter terlihat sangat menyebalkan. Dengan penuh kebencian, Filch selalu membuat kesal penghuni Hogwarts, termasuk Harry Potter dan teman-temannya.
Dalam film Harry Potter, kelakuan Filch yang menyebalkan sangat terlihat jelas. Banyak penonton yang membencinya karena Filch seolah terlahir dengan semua sikap buruknya.
Namun dalam film, dijelaskan alasan Filch bersikap kasar dan benci semua orang. Rupanya, Filch terlahir dari darah penyihir asli. Namun Filch sama sekali tidak memiliki bakat sihir, membuatnya terus dicemooh orang-orang sekitarnya.
Filch akhirnya jadi mengasingkan diri, bersikap waspada kepada semua orang. Pembaca merasa kasihan kepada Filch.
Kematian Dumbledore
Kematian kepala sekolah Hogwarts, Albus Dumbledore membuat Harry Potter sangat terpukul. Dumbledore adalah guru sekaligus mentor bagi Harry Potter.
Dalam film, momen terakhir Dumbledore terdengar sangat pedih karena Harry Potter menyaksikannya tanpa berbuat apapun.
Dumbledore meminta Harry Potter untuk berbaring untuk menyembunyikan dirinya. Dengan cara itu, Dumbledore bisa selamat dari Lord Vodlemort yang telah menggila.
Sebelum meninggal, Dumbledore yang telah merasa waktunya telah hampir habis, menitipkan Harry Potter kepada Severus Snape. Padahal, Severus Snape digambarkan sebagai salah satu antagonis merupakan tangan kanan Voldemort.
Namun, Snape ternyata karakter baik hati yang menyamar menjadi antagonis demi melindungi Harry Potter dan menyelamatkan dunia sihir. Di novel, semua itu terunglap dengan lebih rinci.
Bahkan, detik-detik kematian Dumbledore menjadi mimpi buruk bagi Harry Potter yang menyaksikan semua kejadiannya. Melihat penderitaan Dumbledore hingga kesedihan Harry Potter ketika menjadi saksi mata.
Â
Advertisement