Liputan6.com, Jakarta - Film Skyscraper dimulai dengan sebuah mimpi manusia untuk menggapai langit. Sang pemimpi itu adalah Zhao (Chin Han), miliuner asal Hong Kong yang membangun gedung pencakar langit multifungsi, yang bahkan lebih jangkung dari Burj Khalifa sekalipun.
Zhao berniat membuka lantai atas gedungnya untuk digunakan sebagai blok apartemen. Untuk itu, ia menyewa jasa Will Sawyer (Dwayne Johnson), seorang konsultan keamanan.
Advertisement
Baca Juga
Will Sawyer ternyata punya masa lalu yang kelam. Ia adalah seorang mantan pasukan FBI yang mengalami kecelakaan hingga salah satu kakinya diamputasi dari lutut ke bawah. Namun berkat kecelakaan ini pula, ia memiliki keluarga kecil yang bahagia bersama sang istri, Sarah (Neve Campbell), dan kedua anak kembarnya.
Yang tak diduga Will Sawyer, pekerjaan dari Zhao ini akan membawa petaka untuknya.
Dituduh
Setelah menerima tablet yang bisa mengontrol pengamanan gedung milik Zhao, Will Sawyer menjadi incaran satu kelompok misterius. Ini tak hanya membahayakan nyawanya, tapi juga keluarganya yang tinggal di gedung Zhao tersebut.
Komplotan tersebut membakar lantai tempat keluarga Sawyer tinggal. Awalnya, sistem keamanan gedung mampu mengisolasi kebakaran hingga tak menyebar hingga ke puncak gedung. Namun karena campur tangan gerombolan tersebut, api mulai menjalar.
Nahasnya, Will Sawyer kini dituduh sebagai orang yang bertanggung jawab atas peristiwa kebakaran tersebut.
Advertisement
Jagoan Penyayang Keluarga
Seperti film-film Dwayne Johnson alias The Rock yang lain, Skyscraper juga menampilkan satu peran yang seakan memang dirancang untuk mantan pegulat ini. Yakni seorang jagoan tangguh nan pemberani yang siap menghadapi tantangan apa pun yang menghalanginya.
Namun yang berbeda dari karakter tipikal sejenis, ada satu nuansa yang berbeda dalam peran yang dimainkan The Rock dalam Skyscraper. The Rock tak tampil macho 100 persen. Ia justru menampilkan sisi yang lebih melankolis dan bahkan rapuh, terutama sebagai seorang ayah yang ingin melindungi keluarganya.
Aktingnya memang belum terbilang spektakuler maupun menggugah, tapi setidaknya sudah memberi dimensi yang lebih dalam kepada karakter ini.
Tak Bertele-tele
Hal lain yang menarik dari Skyscraper adalah ketegangan yang terbangun dengan cukup intens, mulai dari menit-menit awal. Tak perlu bertela-tele, film ini langsung masuk dalam inti permasalahan cerita.
Dari sini, plot langsung berjalan dengan cepat. Yang membuat Skyscraper lebih seru, sutradara sekaligus penulis naskah Rawson Marshall Thurber membuka satu per satu twist dalam cerita, sejak awal hingga akhir film. Alhasil, penonton kian betah mengikuti film ini.
Advertisement
Bikin Geregetan
Namun untuk menikmati film ini secara penuh, penonton tampaknya harus ‘mematikan’ pikiran kritisnya. Istilah 'kerennya', suspension of disbelief.
Pasalnya, ada sejumlah hal yang tak masuk akal dalam film ini—baik logika umum maupun soal ilmu sains—yang bila semakin dipikir akan semakin membuat geregetan. Nah, bila Anda mulai menemukan hal yang tak masuk akal, ingat saja satu ucapan klasik: “namanya juga film”.
Bila hal ini berhasil dilakukan, Skyscraper yang tayang mulai Rabu (11/7/2018) ini sesungguhnya bisa menjadi film pengisi waktu luang yang lumayan menyenangkan.