Liputan6.com, Jakarta Ada yang istimewa dalam pertunjukan terakhir tur dunia Pandji Pragiwaksono yang akan diselenggarakan di JCC Plenary Hall, Jakarta Pusat, 26 Januari 2019 mendatang.
Saat bertandang ke kantor Liputan6.com di Gondangdia, Jakarta Pusat, Pandji Pragiwaksono menerangkan desain pertunjukannya ini.
"Intinya untuk pertunjukan, terutama di Jakarta di Plenary Hall, kami desain supaya ramah difabel. Temen-temen tunanetra, tunarungu—atau sekarang mereka lebih senang disebut tuli—dan tunadaksa, bisa mengakses dan nonton di sana," tutur Pandji Pragiwaksono.
Advertisement
Pandji Pragiwaksono menjelaskan untuk mereka yang tuli, akan ada area tersendiri dengan penerjemah bahasa isyarat.
Baca Juga
Kemudahan untuk Difabel
"Teman-teman tunadaksa, dipastikan ada track yang bisa diakses mereka. Untuk tunanetra dipastikan tidak butuh chaperone atau orang untuk ngebantu supaya bisa sampai ke kursinya," tutur Pandji.
Advertisement
Komentar Menohok
Ide ini, ternyata telah lama dimiliki Pandji Pragiwaksono. Terutama, setelah ia mendapat komentar menohok dari salah satu rekannya.
"Pada 2013 saya pernah ngomongin soal difabel. Terus ada pertanyaan, 'Lo ngomongin difabel tapi (pertunjukkan) lo accessible (bisa diakses) enggak?' Bener juga. Akhirnya yang sekarang kesampaian juga," kata Pandji.
Tur Dunia
Seperti diberitakan sebelumnya, Pandji akan menggelar tur dunia bertajuk "Pragiwaksono". Tur ini akan mulai digelar pada 28 Juli di Manila dan ditutup 26 Januari 2019 di Jakarta.
Selain Jakarta dan Manila, Pandji juga akan mengunjungi Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta. Ia juga akan mampir ke Tiongkok di kota Shanghai dan Guangzhou, Amsterdam di Belanda, serta Leipzig, Nuremberg, dan Dusseldorf di Jerman.
Advertisement