Liputan6.com, Jakarta - Dunia terperenyak saat Parasite dianugerahi Palem Emas di ajang Festival Film Cannes tahun ini. Tak hanya itu, Parasite meraih Film Terbaik di Festival Film Sidney, sementara Bong Joon Ho dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik di International Cinephile Society Awards 2019.
Panen pujian di sejumlah festival memancing penasaran pencinta film dunia termasuk di Indonesia. Tak heran jika Parasite yang tayang di bioskop Tanah Air sejak pekan lalu disambut publik. Sebagus itukah Parasite?
Advertisement
Parasite memulai kisahnya dari rubanah sebuah apartemen kumuh. Di sana tinggal mantan supir yang menganggur Kim Ki-taek (Kang-ho) dan istrinya, Choong Sook (Hyae-jin). Pasangan ini punya 2 anak yakni Kim Ki-Woo (Woo-sik) dan Kim Ki-jung (So-dam). Suatu hari Ki-Woo kedatangan sahabat yang merekomendasikannya agar bekerja di rumah Park (Sun-kyun) dan istrinya, Yeon Kyo (Yeo-jeong). Ki-Woo menjadi guru bahasa Inggris privat putri Park, Park Da-hye (Ji-so).
Advertisement
Berbekal ijazah palsu, Ki-woo memperkenalkan diri sebagai Kevin. Ki-woo lantas merekomendasikan adiknya untuk mengajar anak bungsu Park, Park Da-song (Hyun-joon) yang hiperaktif. Ki-jung mengelabui Park dengan menyamar sebagai Jessica. Gaji besar membuat Ki-Woo dan Ki-Jung menyusun skenario agar orang tua mereka bisa bekerja di keluarga Park.
Jessica menjebak supir pribadi Park dan memfitnah asisten rumah tangga Park, Moon-gwang (Jeong Eun-Lee). Kebohongan keluarga Ki-taek berbuah konsekuensi tak terduga.
Baca Juga
Penekanan Cerita
Parasite dimodali naskah solid yang dieksekusi Bong Joon Ho dengan detail. Ia memanfaatkan sejumlah properti sebagai alat peraga pesan yang hendak dibagikan. Misalnya, batu keberuntungan yang sepintas mengubah kondisi finansial keluarga Ki-taek, kedipan lampu, letak rumah termasuk kontrasnya kondisi 2 keluarga sebagai bentuk kritik sosial. Menyajikan polemik si kaya dan si miskin, Parasite tak lantas terjebak pada melodrama cinta beda kasta atau usaha yang berhasil mengubah keadaan.
Penekanan film ini terletak pada pilihan, peluang, berikut konsekuensinya, rencana atau lebih baik tidak merencanakan hidup untuk meminimalkan kekecewaan, serta siap tidak untuk menjadi kaya. Tema berat ini dipresentasikan dalam komedi gelap sekaligus satir yang mengocok perut namun membuat nurani berpikir. Babak pertama adalah keberhasilan keluarga Ki-taek membalik keadaan yang sarat gelak tawa.
Dilanjutkan dengan momen kedatangan tamu tak terduga saat majikan keluar rumah. Babak kedua ini menyiratkan fase peralihan dari komedi pekat menjadi thriller. Sedangkan babak akhir menyajikan klimaks berikut penyeselaian realistis. Kita menghadapi pertanyaan yang diajukan tokoh utama pada diri sendiri, “Pantaskah aku berada di lingkungan (kaya raya) ini?” Semua orang ingin kaya atau minimal berkecukupan. Untuk mencapai itu, tak hanya butuh pendidikan tinggi dan kerja keras.
Etika saat hidup mapan dan pilihan-pilihan yang dibuat di tengah jalan amat menentukan sampai tidaknya kita di tujuan akhir. Bong Joon Ho yang juga membidani naskah paham betul hendak dibawa ke mana film ini dan bagaimana karakter anggota keluarga Ki-taek mesti dibentuk. Karakter Ki-woo dieksekusi dengan apik oleh Woo-shik. Wajah polosnya membuat kita paham mengapa ia mudah dicintai. Ia menjadi jahat karena memanfaatkan peluang dan digiring oleh keadaan.
Advertisement
Duet Kang-ho dan Hyae-jin
Sementara sepasang aktor senior, Kang-ho dan Hyae-jin, tampil memikat lewat gestur yang cekatan. Adegan Hyae-jin menendang mantan asisten rumah tangga sambil menyediakan ramen instan buat majikan sangat kocak. Namun kita tak dapat melupakan ekspresi Kang-ho saat berfilosofi soal rencana paling sempurna dalam hidup adalah tak punya rencana. Di wajahnya, ada keputusasaan. Di saat bersamaan dan di wajah yang sama, kita melihat kesadaran untuk melanjutkan hidup sesulit apa pun.
Tema tak biasa dikembangkan dalam dialog cerdas dan humor berselera. Dimainkan para aktor yang tahu betul menghidupkan tokoh kuat tanpa terjebak dalam gaya teaterikal atau karikatural. Inilah yang membuat Parasite memiliki gereget dan mengetuk nurani di banyak momen. Menu utama film ini komedi kriminal berbasis kritik sosial. Di tengah jalan ada kisah cinta berbungkus tema “teman makan teman.” Tipis, tak terlalu manis, sehingga tak sampai mengacak-acak topik utama.
Semua karakter tampil dengan alasan kuat, dituturkan dengan berpijak pada naskah yang solid. Ini membuat Parasite terasa legit untuk dinikmati dan enak ditonton berulang kali. Ada banyak sudut pandang tentang hidup, keluarga, dan pengejaran mimpi yang tak mungkin instan. Akhir film ini menipu, membuat kita tertawa karena merasa dibohongi. Jika mau jujur, begitulah hidup. Kita membuat rencana indah. Saat rencana selesai disusun, kita menghadapi bagian tersulit: proses eksekusi (yang diharapkan) sesuai impi.
Pemain: Song Kang Ho, Lee Sun Kyun, Cho Yeo Jeong, Choi Woo Shik, Park So Dam, Lee Jung Eun, Chang Hyae Jin
Produser: Kwak Sin Ae, Moon Yang Kwon
Sutradara: Bong Joon Ho
Penulis: Bong Joon Ho, Han Jin Won
Produksi: CJ Entertainment, Barunson E and A
Durasi: 2 jam, 11 menit
(Wayan Diananto)