Liputan6.com, Jakarta Perempuan Tanah Jahanam membukukan prestasi gemilang sepekan terakhir. Karya Joko Anwar ini mencetak rekor sebagai film dengan jumlah nominasi terbanyak dalam sejarah Festival Film Indonesia.
Perempuan Tanah Jahanam memborong 17 nominasi termasuk kategori bergengsi Film, Sutradara, dan Skenario Asli Terbaik. Selain itu, Perempuan Tanah Jahanam mewakili Indonesia di putaran Oscars 2021.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya Joko Anwar yang bangga atas pencapaian ini. Hanung Bramantyo menyebut Perempuan Tanah Jahanam layak mendapat apresiasi tinggi dari dalam maupun luar negeri.
Memang Punya Kualitas
“Bagus, banyak apresiasi terhadap film tersebut. FFI diperkuat komunitas pembuat film. Untuk mengantar film meraih 14 bahkan 17 nominasi tidak mudah kecuali memang punya kualitas,” kata Hanung Bramantyo.
Sineas peraih 2 Piala Citra ini menyebut Perempuan Tanah Jahanam merefleksikan pencapaian baru Joko Anwar sebagai sutradara sekaligus penulis naskah. Ia membuka peluang baru bagi sineas lain.
Advertisement
Eksplorasi Kemampuan
“Ini agar sineas lain tidak ragu mengeksplorasi kemampuan di genre horor atau thriller,” urai Hanung Bramantyo ketika berbincang dengan Showbiz Liputan6.com via telepon, baru-baru ini.
Diakuinya, sineas lain yang ingin menjajal genre baru biasanya terbentur visi produser atau produser eksekutif. Kalaupun dapat produser yang sevisi, ada kendala di proses penyuntingan.
Tiga Film Nominasi Terbanyak
“Konsep awalnya apa, hasil akhirnya apa. Makanya saat film memasuki pascaproduksi perlu diendapkan dulu selama sekitar sebulan, lalu ditonton lagi untuk merasakan feel yang beda,” Hanung Bramantyo mengingatkan.
Ada tiga film dengan jumlah nominasi terbanyak di FFI 2020. Selain Perempuan Tanah Jahanam, ada Susi Susanti Love All (Sim F) serta Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan dari Ernest Prakasa.
Advertisement
Buka Diri ke Horor Komedi
“Penelitian yang saya baca awal tahun ini berdasarkan data tahun 2019 hingga awal 2020, menyebut komedi dan horor ikut menyumbang penonton terbanyak. Artinya, genre ini tidak bisa lagi dipandang sebelah mata,” imbuhnya.
“Sekarang kita melihat festival film tertua di negeri ini kini membuka diri ke genre horor dan komedi. Saya menyambut baik,” sutradara Ayat-ayat Cinta dan Get Married mengakhiri.