Kesan Pertama Hanung Bramantyo Baca Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu: Ringan, Tapi di Babak Kedua...

Hanung Bramantyo lahirkan film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu yang dibintangi Nadya Arina dan Refal Hady. Siap tayang di bioskop mulai 13 Februari 2025.

oleh Wayan Diananto diperbarui 11 Feb 2025, 20:10 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 19:40 WIB
[Bintang] Hanung Bramantyo
Hanung Bramantyo lahirkan film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu yang dibintangi Nadya Arina dan Refal Hady. Siap tayang di bioskop mulai 13 Februari 2025. (Nurwahyunan/Bintang.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sutradara peraih 2 Piala Citra Hanung Bramantyo melahirkan film anyar Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. Film yang dibintangi Nadya Arina dan Refal Hady ini akan tayang di bioskop se-Indonesia mulai 13 Februari 2025.

Hanung Bramantyo menjelaskan, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu diadaptasi dari novel berjudul sama karya Puthut EA. Masih segar dalam ingatan, kali pertama ia membaca novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu.

“Ketika saya membaca (novelnya) itu, ringan. Sangat ringan, seperti halnya teman-teman saat menyaksikan filmnya. Tapi, di babak kedua menjelang akhir, tiba-tiba novel itu nge-twist,” kata Hanung Bramantyo.

Ditemui Showbiz Liputan6.com di Plaza Senayan XXI Jakarta, Senin (10/2/2025), suami Zaskia Adya Mecca menjelaskan, plot twist yang dimaksud seolah menerbangkannya ke dimensi lain dengan makna cinta lebih dalam.

 

Dimensi Cinta

Salah satu adegan film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. (Foto: Dok. Dapur Film/ Seven Skies Motion/ IMDb)
Salah satu adegan film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. (Foto: Dok. Dapur Film/ Seven Skies Motion/ IMDb)... Selengkapnya

Puthut EA mengantar Hanung Bramantyo ke jagat pewayangan hingga bertemu Batara Kala. Ini membuat sutradara film Ipar Adalah Maut sadar bahwa bagi laki-laki, tak mudah membuat keputusan besar setelah jatuh cinta.

“Tiba-tiba (saya sebagai pembaca) berada dalam dimensi yang bicara cinta lebih dalam. Ada Batara Kala, dihubungkan dengan wayang ini, tokoh dan mitos ini. Saya amaze menyimak itu. Akhirnya saya menghubungi Mas Puthut, saya harus membuat film ini,” akunya.  

Ketika Novel Mengartikulasikan Rasa

Poster film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. (Foto: Dok. Dapur Film/ K Studio/ Seven Skies Motion)
Poster film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. (Foto: Dok. Dapur Film/ K Studio/ Seven Skies Motion)... Selengkapnya

“Novel itu seolah mengartikulasikan yang selama ini saya rasakan. Teman-teman tentu pernah merasakan cinta. Kadang kita hanya terjebak pada rasa. Tapi, tidak pernah berpikir di balik rasa bahagia itu ada pengorbanan, dan lain-lain,” Hanung Bramantyo menyambung.

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu terasa makin unik karena tokoh utamanya laki-laki, beda dengan kisah cinta kebanyakan yang diusung ke layar perak. Tokoh utama dalam film ini Daku yang berprofesi sebagai penulis.

 

1,5 Tahun Mencari Pemeran Daku

Daku kemudian jatuh ke tangan Refal Hady. Cinta Tak Pernah Tepat Waktu menandai kerja sama kali pertama bintang film Wedding Agreement dan Hanung Bramantyo. Menemukan Refal Hady rupanya bukan hal mudah bagi Hanung Bramantyo dan tim.

“Butuh 1,5 tahun mencari pemeran Daku,” cetusnya. “Bukan soal ganteng dan bisa main film apa enggak, apalagi soal followers. Saya enggak peduli dengan jumlah followers. Tapi, soal pas. Kayak takdir saja. Tepat apa enggak,” Hanung Bramantyo menyudahi.

infografis perfilman indonesia
Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya