Liputan6.com, Jakarta Masih ingat penyanyi Han Chandra? Cowok ganteng ini merilis single baru “RencanaMu Tak Pernah Gagal” pada Maret 2021. Lagu tersebut didedikasikan untuk membantu anak-anak Papua.
Dua bulan berselang, Han Chandra membawa kabar baru dengan semangat positif. Ia memanfaatkan lahan bekas penampungan barang tak terpakai di Pangalengan, Jawa Barat, sebagai area pertanian hidroponik.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Ia menanami lahan dengan beragam sayuran dari pakcoy, caisim, kangkung, hingga bayam dengan sistem NFT dan DFT hidroponik. Hasilnya, sayuran sehat yang didistribusikan ke pasar, supermarket, maupun tukang sayur keliling di seputar Bandung.
Green House
“Tidak menggunakan pestisida, karena dibangun dan ditanam di green house atau rumah tanaman,” terang Han Chandra dalam sesi interviu virtual dengan Showbiz Liputan6.com, Jumat (23/4/2021).
Lahan pertanian ini dinamai Kebun Kohan. Han Chandra menjabat sebagai founder. Ia mengaku bukan ahli tani tapi sangat mencintai pertanian. Han Chandra percaya tanah Indonesia bisa menghasilkan.
Advertisement
Usaha Dari Nol
“Saya membuat usaha kebun dari nol pada 2019. Ini bermula dari kerja sama dengan petani kopi dan avokad. Saya merintis kebun sayuran dari sawi, pakcoy, selada butterhead, selada cos, kangkung, bayam dan kale,” urainya.
Bagi Han Chandra, yang ditanam di Kebun Kohan bukan hanya sayuran melainkan cita-cita. Setelah mendistribusikan aneka sayuran sehat di seputar Bandung, Han Chandra berharap bisa menyasar Jakarta.
Untuk Pasar Jakarta
“Untuk pasar Jakarta masih terkendala kurang cepatnya distribusi hasil kebun. Semua hasil panen bisa terserap karena promosi dan follow up yang baik dari tim,” beber Han yang juga dikenal sebagai model dan penulis buku.
Kiprahnya sebagai figur publik memberi kontribusi dalam mempromosikan Kebun Kohan. Di kebun ini pula Han Chandra belajar banyak hal dari bertani hingga ilmu pemasaran.
Advertisement
Lewat Kebun Ini
“Lewat kebun ini saya mengajak generasi muda untuk tidak ragu belajar bercocok tanam, memahami ekspor dan pemasaran, hingga mencermati kebijakan seputar pertanian. Belajar banyak hal tak ada salahnya,” ia berpendapat.
Indonesia sesungguhnya tidak kekurangan lahan subur. Pun tak kekurangan anak muda cerdas. “Makanya saya berharap akan ada banyak petani muda yang bangkit untuk ketahanan pangan negeri kita,” pungkasnya.