Liputan6.com, Los Angeles - Bella Hadid selama ini dikenal karena kedekatan emosionalnya dengan Palestina, kampung halaman leluhurnya. Tak heran, ia menjadi salah satu orang yang naik pitam melihat insiden pengusiran paksa warga Palestina dari wilayah Sheikh Jarrah, Yerussalem Timur.
Lewat sejumlah unggahan di Instagram Stories yang ia unggah sejak Senin (10/5/2021), ia menyuarakan dukungan terhadap Palestina.
Dalam salah satu unggahan misalnya, adik Gigi Hadid ini membagikan foto seorang wanita berhijab hitam tengah dipegangi sekelompok pria bersenjata dan berseragam militer. Foto ini kerap dibagikan untuk memperlihatkan wanita juga ikut memperjuangkan nasibnya di Palestina.
Advertisement
Baca Juga
Bayangkan
Mumpung sehari sebelumnya adalah Hari Ibu internasional, Bella Hadid menyambungkan foto ini dengan momen tersebut.
"Selamat Hari Ibu. Bayangkan bila ini ibumu," tulisnya.
Bella Hadid juga membagikan rekaman demo mendukung Palestina di Inggris dengan membubuhkan tulisan "Ini" dan emotikon cinta. Â
Advertisement
Tak Bisa Mematahkan Semangat
Di unggahan lain, ia memperlihatkan foto aksi demo dengan mengobarkan bendera Palestina, yang dibagikan salah satu saudaranya.
"Ini suasana Nazareth sekarang. Kami berdiri bersama sebagai orang Palestina. Karena kami adalah manusia, karena kami layak dihormati sebagai manusia. Kami ada dan akan tetap ada. Kalian tak bisa mematahkan semangat kami," begitu isi tulisan yang dilampirkan dalam foto.
Â
Wanita Palestina
Tak berhenti sampai di sini, ia membagikan unggahan sejumlah akun lain tentang Palestina. Salah satunya dari unggahan akun @key48return tentang profil delapan wanita Palestina yang berjuang di jalan masing-masing.
Mulai dari Hind Al Husseini yang mendirikan panti asuhan untuk yatim piatu Palestina, hingga Fatima Bernawi pejuang gerilya wanita pertama di negara ini.
Â
Advertisement
Pembicaraan soal Konflik Palestina
Terakhir, ia membagikan unggahan dari jurnalis Noor Tagouri, yang mendorong pembicaraan mengenai konflik di Palestina. Menurut Noor, selama ini topik tersebut kerap dihindari, dan tak seharusnya hal tersebut terjadi.
"Kita semua seharusnya setuju penuh bahwa ditendang dari rumah keluargamu, rumah yang kamu bangun, oleh militer, adalah perbuatan kriminal dan tidak berperikemanusiaan. Kita seharusnya semua setuju bahwa pembersihan etnis dan negara apartheid adalah kejahatan perang, seperti yang kita pelajari di sekolah dan setuju hal ini seharusnya tak terjadi lagi," kata Noor.