Liputan6.com, Berlin - Laura Basuki membawa kabar membanggakan dari Berlin International Film Festival atau Berlinale. Ia memenangkan penghargaan Silver Bear untuk kategori Pemain Pendukung dengan Performa Terbaik.
Hal ini disampaikan lewat akun Instagram ajang film bergengsi tersebut, Kamis (17/2/2022).
"The Silver Bear for Best Supporting Performance goes to Laura Basuki in "Before, Now & Then" (Nana), begitu caption yang menyertai unggahan petikan adegan film Nana.
Advertisement
Baca Juga
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Reaksi Laura Basuki
Unggahan ini dibagikan kembali oleh Laura Basuki di feed akun Instagram miliknya. Selain caption asli dari akun Berlinale, ia menambahkan kata-kata yang mengungkapkan rasa bahagia yang membuncah.
"I'm so overwhelmed. Thank you @berlinale 🖤" tulisnya.
Advertisement
Happy Bahagia
Happy Salma yang jadi lawan mainnya di film Nana juga tak ketinggalan mengungkapkan rasa bahagia. "Dan sangat bangga juga bahagia untuk lau.. ino tersayang. Mendapatkan best supporting @berlinale Luar biasa," tulisnya.
Namun, Happy Salma menambahkan, alasan Laura mesti pulang duluan dari perhelatan Berlinale. Seperti diberitakan sebelumnya, ayah mertua Laura Basuki meninggal dunia pada Senin (14 /2/2022).Â
Ucapan Selamat dari Sutradara
Sutradara Nana, Kamila Andini, juga mengucapkan selamat untuk pencapaian sang aktris di Berlinale.
"Kabar baik dari Berlin! "Laura Basuki mendapatkan penghargaan SILVER BEAR untuk Pemeran Pendukung Terbaik di 72nd Berlin International Film Festival @berlinale 💚 Selamat Laura Basuki @laurabas telah menghidupkan karakter Ino dengan luar biasa 💚" tulisnya di caption Instagram.
Advertisement
Sinopsis Nana
Dilansir dari situs resmi Berlinale, Nana adalah film yang berlatar tahun 1960-an, saat terjadi perubahan besar-besaran dalam konstelasi politik Indonesia. Nana (Happy Salma), termasuk salah yang hidupnya terkena dampak besar.
Suaminya diculik dan disembunyikan di hutan. Ia sempat hendak dikawinkan paksa dengan ketua geng, untungnya ia kabur. Namun, insiden ini membuatnya jatuh miskin.
Bertahun-tahun kemudian ia hidup sebagai istri kedua dari seorang pria Sunda kaya. Meski hidup nyaman dan ditemani pembantu yang mengurus segala keperluannya, mimpi buruk atas masa lalunya terus membayangi Nana.