Liputan6.com, Jakarta Ridwan Kamil berusaha ikhlas melepas kepergian putra kesayangnya, Emmeril Kahn Mumtadz, saat prosesi pemakaman yang berlangsung di Desa Geger Beas, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung pada Senin (13/6/2022).
Sebagai ayah, Ridwan Kamil masih ingat betul bagaimana Eril sapaan akrab putranya lahir hingga tumbuh besar. Sampai akhirnya di usia 23 tahun, kekasih Nabila Ishma meninggal dunia akibat terseret arus Sungai Aare, Swis.
Meski kebersamaannya dengan Eril harus terhenti, namun banyak hikmah yang didapat Ridwan Kamil. Meski secara kasat mata hidup putranya sangat singkat, tapi penuh cinta dan manfaat.
Advertisement
Baca Juga
Anji Kembali Unggah Kekompakan Eril Bersama Ridwan Kamil dan Keluarga, Auto Bikin Mewek
Ridwan Kamil Ucapkan Selamat Beristirahat kepada Eril, dan Minta Izin Melanjutkan Kehidupan Bersama yang Lainnya
Atalia Praratya dan Ridwan Kamil Diundang Pemerintah Arab Saudi untuk Menjalankan Ibadah Haji, Berkat Amal Jariyah Eril
"Tentang hidup Eril yang secara kasat mata sangat singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupan sangat padat penuh manfaat,” ungkap Ridwan Kami usai pemakaman Eril.
"23 tahun belum cukup untuk menghasilkan karya-karya besar, namun terbukti memadai untuk menjadi manusia dicintai dengan akbar,” kata dia lagi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kualitas Hidup
Lanjut Ridwan Kamil, ternyata hidup bukan masalah lama atau sebentar. Tapi bagaimana kehidupan ini bisa bermanfaat bagi orang banyak, dan bisa terus menebarkan kebaikan kepada orang yang membutuhkan.
“Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, namun tiap hela napas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari,” jelas Ridwan Kamil
Advertisement
Siapkan Hati
Tak dipungkiri Ridwan Kamil kehilangan orang terkasih bukanlah perkara mudah. Namun ia sadar takdir Allah adalah yang terbaik, karena sudah mencukupkan seluruh amal-amal anaknya untuk menutupi kemungkinan kekhilafannya.
"Mungkin akan berat tapi sebenarnya kami sudah menyiapkan hati kalau kami tidak akan pernah melihat jasadnya untuk terakhir kali,” Emil bercerita.
Ia menyadari, bahwa di mana pun napas diembuskan terakhir kali, anaknya tetap berada di bumi milik Sang Pencipta. "Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah, yang menentukan tempat datang dan pulang,” kata dia.
Doa
Ridwan Kamil bersyukur bahwa banyak yang mendoakan putranya. Itu berharap Sang Penguasa Langit menyambut baik Eril yang diringi banyak doa tak hanya dari keluarga namun juga seluruh negeri,
"Luncuran doa yang dipanjatkan dari penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup kepada kami, barangkali mungkin, bila Allah yang menghendaki agar kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi," kata Ridwan Kamil.
Advertisement