Polisi Klarifikasi Nindy Ayunda dan Dito Mahendra Mangkir: Panggilan Ketiga Kita Bisa Jemput Paksa

Liputan6.com, Jakarta Kasus dugaan penyekapan dan pemukulan terhadap Sulaiman, mantan supir Nindy Ayunda akhirnya mendapat atensi Polres Metro Jakarta Selatan. Dito Mahendra diduga kuat terlibat dalam kasus ini.

Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi dalam video klarifikasi yang diunggah akun Instagram terverifikasi Nikita Mirzani menjelaskan bahwa kasus tersebut telah naik ke tahap penyidikan.

“Untuk kasus yang dilaporkan sudah dari penyelidikan menjadi penyidikan, kemudian untuk sak-saksi sudah dimintai keterangan,” ujarnya lewat video yang dipublikasikan pada Minggu (25/12/2022).

Nurma Dewi menyebut kasus ini masih didalami tim penyidik dan merupakan wewenang mereka. Sejumlah saksi telah dipanggil dan diperiksa untuk menemukan titik terang.

“Jadi masih diproses kemudian masih didalami oleh penyidik. Jadi keterangan-keterangan itu memperjelas kasus yang dilaporkan. Itu yang lagi didalami oleh penyidik,” urai Nurma Dewi.

Terkait jadwal pemanggilan saksi berikutnya, ia mengaku tak tahu karena murni wewenang penyidik. Nurma Dewi juga membeberkan kemungkinan Dito Mahendra dan Nindy Ayunda dipanggil paksa.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

“Jadi untuk jadwal dan hari ada di penyidik. Namun demikian itu adalah wewenang dari penyidik. Itu saja,” ungkapnya lalu menambahkan, Nindy Ayunda dan Dito Mahendra bisa saja dijemput pada panggilan ketiga.

“Jadi kalau untuk pemanggilan sebagaimana ketentuannya yaitu dari pangilan pertama, panggilan kedua. Ketiga kita bisa jemput paksa,” Nurma Dewi mengakhiri.

Sejumlah netizen merespons unggahan ini dengan mempertanyakan mengapa Nurma Dewi tampak gugup saat menjelaskan kasus yang membelit Dito Mahendra dan Nindy Ayunda. Sementara Fitri Salhuteru, sahabat Nikita Mirzani, membeberkan fakta lain.

“Satu lagi dipanggil juga di jambi. Panen panggilan bener. Saya mewakili rakyat indonesia mengucapkan terima kasih Nikita Mirzani,” ungkapnya di kolom komentar. Saat artikel ini disusun, pihak Dito Mahendra belum memberi tanggapan resmi.